Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
"Nenek...aku ingin melihat nenek" ucap ayu yang langsung ingin turun dari ranjang.
" sebaiknya nona menunggu tuan Abraham kembali, keadaan nona masih sangat lemah" ucap Hendy mencegah ayu untuk turun dari ranjang.
"tapi saya ingin melihat nenek om" ucap ayu menangis kembali.
" biar saya panggilkan dokter dulu nona apakah nona boleh keluar atau belum" ucap Hendy lalu keluar dari kamar ayu meninggalkan ayu.
Ayu yang tidak sabar berusaha turun dari ranjang dan membawa infusnya keluar dari kamar. Dengan berjalan tertatih ayu menyusuri rumah sakit untuk mencari ruangan neneknya dia ingin bertanya ke suster yang lewat namun dia tidak bertemu suster.
Sedangkan Abraham yang sudah kembali ia pun memasuki kamar ayu dan melihat ranjang yang kosong, Hendy pun juga tidak ada. Abraham melihat kamar mandi yang juga kosong. Ia pun kembali keluar karena khawatir kalau ayu sampai nekat keluar sendiri keadaannya masih lemas.
Baru di depan pintu Abraham bertemu dengan Hendy dan seorang dokter.
"ayu mana hen?" Tanya Abraham.
" bukannya nona ayu di dalam tuan? Tadi saya bilang kalau mau memanggil dokter saat dia ingin melihat neneknya" ucap Hendy takut dan menunduk.
" sial, dia tidak ada di kamar. Ayo cepat cari..." Teriak Abraham yang terlihat marah bercampur khawatir karena Hendy teledor menjaga ayu.
Abraham dan Hendy pun berpencar mencari ayu.
Di sisi lain ayu yang masih sangat pusing dan lemas iya pun turduduk di bangku lorong karena tubuhnya sangat lemas.
"sus apa suster melihat perempuan rambut sebahu kulit bersih?" Tanya Abraham ke suster yang melintas.
" maaf tidak tuan" ucap suster itu berlalu pergi.
Abraham terus menyusuri lorong-lorong rumah sakit dan bertanya setiap bertemu suster maupun orang. Tidak jauh dari dia bertanya dengan seseorang ayu kembali mencoba berdiri dan berjalan kembali.
Namun kepalanya tiba-tiba berkunang-kunang dan gelap. Ayu pun terjatuh lagi pingsan.
Abraham yang melihat ada orang terjatuh saat masih bertanya dengan orang pun langsung berlari. Menghampiri orang yang terjatuh pingsan itu.
Banyak yang mengerubuti karena banyak orang yang lalu lalang lewat. Saat melihat kalau itu ayu Abraham pun langsung membopong tubuh ayu kembali ke kamarnya.
" kenapa kamu keras kepala sekali sih yu" gumam Abraham yang terus berjalan menyusuri lorong.
Ia pun bertemu dengan Hendy dan seorang dokter. Hendy dan dokter itu pun mengekori Abraham di belakang.
Sesampainya di kamar Abraham pun langsung membaringkan tubuh ayu di atas brangkar.
"biar saya periksa tuan" ucap dokter yang mengikuti Abraham tadi.
Abraham mundur dan memberikan ruang untuk dokter itu memeriksa. Abraham menyugar rambutnya dengan kasar. Hendy juga menunduk karena dia ayu pingsan lagi.
"keadaannya semakin lemah, mungkin karena dia belum makan dan meminum obatnya, nanti setelah sadar tolong di suruh makan dan minum obat" ucap dokter itu sesudah memeriksa ayu.
" iya dok...makasih" ucap Abraham.
" kalau begitu saya permisi dulu" ucap dokter itu lalu keluar dari ruangan.
"Maafkan saya tuan karena keteledoran saya nona ayu jadi seperti ini" ucap Hendy bersuara.
"tidak apa-apa...kamu boleh pulang....kalau besok saya tidak datang ke kantor tolong heandel semuanya ya" ucap Abraham sambil menghembuskan nafasnya panjang. Ia tidak mau marah-marah karena tidak sepenuhnya Hendy yang salah.
"baik tuan, kalau begitu saya permisi" ucap Hendy yang berbalik dan keluar menghilang di balik pintu.
Abraham pun mendekati ayu dan mengusap-usap kepala ayu. " huh... jantungku seperti berhenti berdetak karena lagi-lagi harus melihatmu jatuh pingsan yu" gumam Abraham dengan terus mengusap kepala ayu.
Ayu merasakan usapan di kepalanya pun perlahan matanya pun terbuka.
"kak..." Ucap ayu lemah.
" Kamu sudah sadar" ucap Abraham dengan lembut.
" kok aku bisa di sini lagi kak" ucap ayu bingung karena tadi ia keluar dari kamar untuk mencari kamar neneknya.
" Kamu pingsan lagi yu, makanya jangan bandel-bandel donk" ucap Abraham mencubit hidung ayu.
Ayu yang mendapat perlakuan seperti itu pun menatap Abraham dengan intens. Abraham yang di tatap seperti itu pun salah tingkah dan wajahnya bersemu merah.
" Kamu bisa bangun ? Kata dokter kamu di suruh makan dan minum obat" ucap Abraham mengalihkan perhatian.
Ayu berusaha bangun sendiri namun masih sangat lemas.
" biar aku bantu..." Ucap Abraham membantu ayu bangun dan bersandar di ranjang. Saat menyentuh lengan ayu dan posisinya begitu dekat Abraham lagi-lagi jantungnya berdetak kencang. Berbeda sekali saat membopong tubuh ayu tadi tidak merasakan malah seperti berhenti berdetak.
" makasih kak" ucap ayu saat sudah bersandar.
" biar aku suapin ya" Abraham pun mengambil mangkuk berisi bubur.
Ayu pun mengangguk kepalanya, iya menurut karena tidak mau semakin membuat Abraham repot. " Tante, shasa dan pak Ujang udah pulang kak?" Tanya ayu di sela-sela kunyahannya.
"iya sudah tadi aku suruh pulang buat istirahat" ucap Abraham memberi tau.
" maafin ayu ya kak sudah merepotkan kakak lagi" ucap ayu menunduk karena merasa bersalah.
"Iya nggak papa...sudah ayo di habisin terus minum obat...besok kalau keadaan kamu sudah membaik aku antar kamu melihat nenek, sekarang kamu istirahat ya" ucap Abraham lembut memberikan obat ke tangan ayu saat buburnya sudah habis, setelah itu mengambilkan minum.
" tapi gimana dengan keadaan nenek kak?" Tanya ayu sebelum kembali berbaring.
" kita berdoa ya, semoga ada keajaiban" ucap Abraham yang membantu ayu untuk kembali berbaring lagi.
Ayu kembali sendu wajahnya mengingat keadaan neneknya. Yang selalu iya fikirkan takut kalau sampai di tinggal orang yang di sayangi untuk kedua kalinya. Saudara dari ayah dan ibunya tidak ada karena ayah dan ibunya anak tunggal.
" istirahat yu, jangan nglamun atau nangis lagi...harus kuat" ucap Abraham mengingatkan ayu.
" iya kak..." Ucap ayu mencoba memejamkan matanya.
Abraham membenarkan selimut ayu dan duduk di sofa saat ayu memejamkan matanya. Ia terus memperhatikan ayu yang terlihat gelisah karena bolak balik di atas ranjang.
Saat menghadap ke arah Abraham ayu berhenti sejenak dan terpaku melihat wajah tampan Abraham yang juga melihat ayu dari kejauhan. Ayu pun memejamkan matanya kembali karena malu di perhatikan juga oleh Abraham.
Abraham tersenyum simpul melihat kelakuan ayu. Iya pun memilih membuka ponselnya dan melihat-lihat pekerjaannya melalui ponselnya. Karena ia lupa menyuruh Hendy untuk mengambilkan laptopnya di rumah.
Setelah 10 menit terlihat nafas ayu yang teratur. Abraham pun beranjak mendekati ayu dan duduk di bangku di dekat ranjang ayu.
" Kamu begitu unik, sepertinya aku tidak akan melepaskanmu" ucap Abraham yang mendekatkan wajahnya ke wajah ayu dan mencium keningnya cukup lama.
Ntah kenapa Abraham berani berbuat seperti itu, padahal sebelumnya Abraham tidak pernah seperti itu ke wanita lain. Di sentuh saja Abraham tidak pernah mau.
Setelah mencium kening ayu Abraham pun juga merasakan kantuk. Ia pun memejamkan matanya di samping ranjang ayu dengan duduk.
****
::::>>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt