Kamala Jayanti, gadis malang yang terlahir dengan tanda lahir merah menyala di kulit pipinya dan bekas luka di bawah mata, selalu menyembunyikan wajahnya di balik syal putih. Syal itu menjadi tembok penghalang antara dirinya dan dunia luar, membentengi dirinya dari tatapan penuh rasa iba dan cibiran.
Namun, takdir menghantarkan Kamala pada perjuangan yang lebih berat. Ia menjadi taruhan dalam permainan kartu yang brutal, dipertaruhkan oleh geng The Fornax, kelompok pria kaya raya yang haus akan kekuasaan dan kesenangan. Kalingga, anggota geng yang penuh teka-teki, menyatakan bahwa siapa yang kalah dalam permainan itu, dialah yang harus menikahi Kamala.
Nasib sial menimpa Ganesha, sang ketua geng yang bersikap dingin dan tak berperasaan. Ganesha yang kalah dalam permainan itu, terpaksa menikahi Kamala. Ia terpaksa menghadapi kenyataan bahwa ia harus menikahi gadis yang tak pernah ia kenal.
Titkok : Amaryllis zee
IG & FB : Amaryllis zee
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amaryllis zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikmati Hidup
Kamala menatap deretan make up dan skincare yang tersusun rapi di atas meja rias. Ia tak menyangka di balik sikap Ganesha yang selalu tampak dingin, ternyata pria itu sudah menyiapkan segalanya untuknya. Dengan langkah pelan, ia mendekati lemari pakaian. Pintu lemari terbuka, dan Kamala tercengang. Di dalamnya, terhampar baju-baju dengan berbagai model dan warna, sepatu-sepatu dengan desain yang elegan, dan tas-tas bermerk yang tertata rapi. Di laci, tersimpan satu set perhiasan yang berkilauan.
Namun, semua itu terasa percuma. Walaupun fasilitas yang dimilikinya sangat mewah, Kamala merasa tidak bahagia, dan hampa. Hatinya terasa kosong, seperti sebuah ruangan besar yang sunyi dan dingin. Kemewahan itu tak mampu mengisi kekosongan yang menggerogoti jiwanya.
"Aku tidak membutuhkan semua ini!" gumam Kamala. Ia menjatuhkan badannya ke tempat tidur, tubuhnya lemas. Matanya menatap langit-langit kamar yang berwarna biru cerah, namun sayangnya, tidak secerah hidupnya. Hidupnya kusam, penuh dengan flek hitam yang selalu menghiasi hari-harinya. Ia merasa terjebak dalam sebuah lukisan yang suram, tak mampu menemukan warna-warna cerah yang bisa menghiasi hidupnya.
******
Tiara, yang selalu memprioritaskan kecantikannya, sudah pasti akan sibuk di klinik kecantikan menjelang pesta malam ini. Ia akan menjalani serangkaian perawatan untuk memastikan penampilannya sempurna. Dan seperti biasa, Sandiga, kekasihnya yang bekerja sebagai asisten pribadi di perusahaan arsitektur milik Ganesha, akan menemaninya.
Mereka berdua memang pasangan yang unik, sama-sama gemar perawatan. Hal itu membuat Tiara merasa senang, karena ada yang menemaninya ketika perawatan. Ia tahu Kamala tidak akan mau diajak untuk melakukan hal semacam itu. Lagipula, Kamala lebih suka menghabiskan waktu di rumah, membaca buku, atau melukis, ketimbang menjalani perawatan kecantikan yang menurutnya hanya membuang waktu dan uang.
"Sayang, dari tadi aku perhatikan kamu melamun terus," kata Sandiga menoleh, menatap Tiara yang melamun, tatapannya kosong, seakan terhanyut dalam pikirannya sendiri.
Tiara menghela napas, lalu menoleh ke samping, menatap Sandiga, "Aku memikirkan Kamala, hari ini dia berbeda," jawabnya, suaranya terdengar sedikit khawatir.
"Berbeda gimana?" tanya Sandiga penasaran, ingin tahu masalah apa yang menimpa kekasihnya.
"Itu loh, Kamala seperti menghindariku, dia tidak mau diajak untuk pergi dari rumahku," jawab Tiara, mengutarakan kegelisahannya. Ia merasa ada yang aneh dengan sikap Kamala belakangan ini.
"Mungkin, dia ada kesibukan lain. Jangan berburuk sangka dulu, ya," ucap Sandiga lembut, berusaha menenangkan Tiara agar tidak terus-terusan memikirkan Kamala, sahabatnya.
"Mungkin saja, tapi dia bilang nanti malam mau jemput aku," kata Tiara, suaranya masih terdengar sedikit khawatir.
"Kalau begitu, Kamala berarti tidak menghindarimu," sambung Sandiga, berusaha meyakinkan Tiara.
Mereka berdua pun kembali fokus pada perawatannya, memejamkan mata, menikmati kesegaran ketika terapis melakukan rangkaian tahap-tahap skincare. Aroma harum dan sensasi dingin dari produk kecantikan membuat mereka merasa rileks dan tenang. Sejenak, mereka melupakan segala kekhawatiran, dan membiarkan diri hanyut dalam kemewahan perawatan yang membuat mereka merasa lebih segar.
Mereka bukan hanya sekedar pasangan kekasih, tapi sudah seperti sahabat, saling melengkapi satu sama lain. Tidak ada kecanggungan di antara mereka, hanya saja terkadang mereka suka bertengkar seperti kucing dan anjing. Tiara, yang memang memiliki sifat dominan, mudah cemburu, apalagi Sandiga bekerja di lingkungan yang banyak karyawan perempuan. Namun, di balik pertengkaran mereka, tersimpan kasih sayang yang kuat, yang membuat mereka tetap bersama, melewati suka dan duka.
******
Ganesha menghentikan mobil sportnya di depan toko berlian langganannya. Toko itu terkenal dengan koleksi perhiasannya yang mewah dan eksklusif. Ia keluar mobil, melangkah dengan percaya diri, dan memasuki toko. Seorang pegawai toko menyambutnya dengan hangat, senyum ramah terukir di wajahnya. Ganesha adalah tamu VIP, dan mereka selalu memberikan pelayanan terbaik untuknya.
"Selamat datang, Tuan Ganesha. Ada yang bisa kami bantu?" tanya pegawai toko itu.
"Saya ingin kalung untuk perempuan saya," kata Ganesha. Ia tidak mau repot mencari kalung yang pas untuk seseorang yang spesial, ia meminta pegawai untuk memilihkannya.
"Yang ini cocok untuk perempuan, Tuan," kata pegawai memperlihatkan kalung berlian putih yang mewah. Berlian-berlian itu berkilauan, memancarkan cahaya yang memikat.
"Berapa harganya?" tanya Ganesha. Bagi Ganesha, harga bukanlah masalah. Yang terpenting, kalung itu harus istimewa dan sesuai dengan selera perempuan yang ia cintai.
"Harga kalung ini 200 juta rupiah, Tuan," jawab pegawai itu.
Ganesha mengangguk, "Saya ambil." Ia tidak ragu untuk mengeluarkan uang sebanyak itu untuk seseorang yang ia cintai.
"Baiklah, Tuan. Kami akan membungkusnya dengan rapi," kata pegawai itu, menyerahkan kalung itu kepada Ganesha.
Ganesha tersenyum puas, ia yakin perempuan yang ia cintai akan sangat menyukai kalung itu. Kalung itu akan menjadi hadiah yang sangat berkesan.
*****
Kamala menghentikan mobilnya di depan rumah Tiara. Ia melihat Tiara baru saja turun dari mobil Sandiga, kekasihnya. Sandiga, dengan penuh perhatian, membukakan pintu mobil untuk Tiara. Ia melihat Sandiga memperlakukan Tiara dengan sangat romantis, menuntun Tiara dengan lembut, dan mencium keningnya. Senyuman bahagia terpancar dari wajah Tiara.
Melihat pemandangan itu, hati Kamala terasa sesak. Ia merasa iri melihat kebahagiaan Tiara. Kapan ia bisa merasakan kebahagiaan seperti itu? Kapan ia bisa menemukan seseorang yang mencintainya dengan tulus seperti Sandiga mencintai Tiara?
Tiara yang sedang mengobrol dengan Sandiaga, tiba-tiba, Tiara salah fokus. Matanya tertuju pada mobil mewah yang berhenti di depan rumahnya. Mobil itu berwarna hitam mengkilat, dengan desain yang elegan dan menawan.
"Sayang, itu mobil siapa, ya?" tanya Tiara, matanya fokus memperhatikan mobil mewah tersebut. Ia penasaran siapa pemilik mobil tersebut.
"Aku gak tahu sayang, mungkin itu teman kamu," jawab Sandiga. Ia tak menaruh perhatian pada mobil itu.
Karena penasaran dan terpukau dengan mobil mewah tersebut, Tiara melangkah mendekati mobil itu. Tanpa ragu ia mengetuk kaca mobil tersebut.
"Permisi ...!" sapa Tiara, suaranya terdengar agak bingung. Ia tak menyangka akan bertemu dengan seseorang di dalam mobil itu.
Kamala cengengesan melihat Tiara menghampiri mobilnya. "Rupanya, matanya berubah menjadi hijau!" gumamnya, menatap Tiara dari dalam mobil. Ia tertawa dalam hati, melihat Tiara yang terpesona dengan mobil mewahnya.
Karena kaca mobil berwarna hitam dari luar, membuat Tiara tidak tahu jika Kamala pemilik mobil tersebut.
Perlahan Kamala membuka kaca mobil memperlihatkan wajahnya. Tiba-tiba mata Tiara melotot, tercengang melihat Kamala ada di dalam mobil.
"Kamala ...!" ucap Tiara, suaranya terkejut melihat ada Kamala di dalam mobil mewah.
"Tutup mulut lo, nanti lalat masuk!" ejek Kamala sambil menahan tawa. Ia tertawa dalam hati, melihat reaksi Tiara yang terkejut.
"Lagian lo, sejak kapan punya mobil mewah hah!" timpal Tiara, suaranya penuh rasa ingin tahu. Ia masih penasaran dengan mobil itu.
"Sudahlah, jangan banyak protes. Ayo pergi!" celekuk Kamala. Ia tak mau membuang waktu lagi. Ia ingin segera berangkat ke pesta.
"Oke. Gue pamit dulu sama Sandiga," ujar Tiara. Lalu ia pamitan pada Sandiga akan pergi ke pesta dengan Kamala.
"Hati-hati ya, Sayang," ucap Sandiga, suaranya lembut. Ia menatap Tiara dengan tatapan yang penuh kasih sayang.
"Iya, Sayang," jawab Tiara, kemudian berjalan masuk ke dalam mobil baru Kamala.
Ketika Tiara baru duduk di kursi, di samping Kamala, matanya berbinar melihat interior mobil BMW keluaran terbaru. Ia tak menyangka jika Kamala memiliki mobil mewah. Karena setahunya, walaupun Kamala anak orang kaya, tapi Kamala tidak dapat menikmati harta tersebut yang diambil alih oleh Ibu angkatnya. Tiara menatap dasbor mobil yang elegan dengan tatapan yang penuh kekaguman.
"Gila, Akhirnya lo bisa menikmati kekayaan orang tua lo!" celekuk Tiara sambil meraba dasbor mobil yang elegan. Ia terpesona dengan kemewahan mobil itu.
"Iyalah, sekali-kali gue juga ingin menikmati hidup, menikmati harta peninggalan orang tua gue!" ucap Kamala, tanpa Tiara sadari jika mobil yang dimilikinya adalah pemberian Ganesha. Ia tertawa dalam hati, melihat reaksi Tiara yang terkejut.
"Ini benar-benar gila..., orang-orang akan kaget lihat mobil mewah lo," puji Tiara, matanya berbinar-binar melihat kemewahan mobil itu. Ia tak menyangka jika Kamala memiliki mobil mewah seperti itu.
"Udahlah, jangan banyak protes. Ayo pergi!" celekuk Kamala. Ia tak mau membuang waktu lagi. Ia ingin segera berangkat ke pesta.
Kamala pun menyalakan mobil, lalu melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Ia menikmati sensasi mengemudi mobil mewah itu.
"Udahlah, jangan banyak protes. Ayo pergi!" celekuk Kamala. Ia tak mau membuang waktu lagi.
Terimakasih sudah suka dengan cerita ini
kalo bisa 2 atau 3🙏
jangan lama lama up nya dan banyakin up nya pls😭