Karena terlilit hutang, seorang karyawan rela menyerahkan istrinya sendiri sebagai jaminan pada seorang boss perusahaan demi mendapatkan pinjaman yang jauh lebih besar.
Usia pernikahan Lukas yang menginjak pada angka 7tahun namun tak juga dikaruniai seorang keturunan, membuat lelaki itu perlahan membenci Seruni sang istri! alasan itu pula yang membuat Lukas tega berkhianat dan membuang Seruni di kediaman Panca sebagai asisten rumah tangga.
Ketulusan serta kebaikan Panca yang begitu mencolok di awal pertemuan, akhirnya membuat Seruni terbuai, wanita itu bahkan bersedia menikah dengan Panca setelah bercerai dari Lukas demi bisa membahagiakan Nyonya Arini!
Namun siapa sangka? mental Panca yang berantakan justru membuat Seruni harus kembali jatuh bangun menjalani hubungan rumah tangga barunya.
Akankah Seruni mampu mengendalikan sang majikan dan membebaskan Panca dari bayangan trauma masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Miniatur Taman,
Tanaman Anggrek ini, kenapa daunnya turut menguning? sepertinya aku tak salah dalam memberikan pupuk cair ...,
Seruni tampak berjinjit, tatapan nya fokus menelisik dengan jemari yang membolak-balik bagian daun dari bunga anggrek yang tiba-tiba berubah warna.
"Apa ada masalah, Nona?"
"Ooh-, Tuan Abigail?? apa Anda baru kembali?"
Abigail mengangguk dengan senyum tipis yang terlampir indah di bibir saat Seruni memutar tubuh dan mengalihkan atensi.
"Saya-, ada sedikit oleh-oleh untuk mu, Nona! apa Anda bersedia menerimanya?" kalimat Abigail tampak terjeda pria itu kembali salah tingkah saat Seruni mendongak dan menatap fokus ke arahnya.
"Benarkah?? tapi-, apa Anda sempat liburan juga di Moluccas?"
"I-itu! sebenarnya tidak Nona-, tapi saya sempat memasuki sebuah toserba dengan beberapa barang unik di sana! entah kenapa pikiran saya jadi tertuju pada Nona saat melihat miniatur taman dengan berbagai tumbuhan ini! jadi-, akhirnya saya membeli nya!" Abigail akhirnya mengulurkan telapak tangan pada Seruni.
Sebuah box berwarna pastel seketika membuat Seruni menampilkan senyum merekah, ia meraih box dari telapak tangan Abigail dengan senyum mengembang.
"Apa ini untuk saya?"
"Tentu Nona! mungkin harganya memang tidak seberapa tapi-,"
"Aku menyukainya, Tuan Abigail! terima kasih!"
Bagaikan anak kecil yang menerima hadiah dari sang ayah, Seruni seketika membuka box berwarna pastel dalam genggamannya dengan antusias.
Dia sungguh manis sekali! tapi-, kenapa Nona terlihat jauh lebih kurus dari sebelumnya? apa saja yang terjadi selama diriku tak ada di rumah ini?
Pandangan pria dengan tubuh tinggi kekar itu tampak berubah seketika saat memperhatikan pipi Seruni yang semakin tirus dengan jemari tangan yang menampilkan semburat tulang.
"Apa yang sedang kau lakukan disini, Seruni??" sosok Panca yang muncul tiba-tiba seketika membuat Abigail juga Seruni beralih pandang.
"T-tuan??"
"Maaf boss, saya hanya sedikit berbincang-,"
"Aku tak berbicara padamu wahai lelaki rendahan!!" rahang Panca menegang, ia menatap Abigail dengan raut wajah datar sebelum akhirnya menarik pergelangan tangan Seruni dengan kasar.
Apa yang dia lakukan? kenapa dia berperilaku kasar pada Nona? apa kesehatan mental boss kembali memburuk??
Abigail menatap khawatir ke arah langkah kaki Seruni yang kini tampak berjalan terburu di samping tubuh Panca.
****
Senja kedua yang menyapa Nyonya Niti dikediaman sang putra tampak membuat wanita paruh baya itu berteriak sembari membanting kain kanebo dalam genggaman.
Astaga!!! diriku bisa jantungan jika terus seperti ini!!
Sherly membuang nafas kasar sembari terus mengubah posisi duduk.
Tak berselang lama,
Langkah kaki sang suami pun terdengar muncul membuat Sherly seketika mendongak saat telapak tangan Lukas mendarat pada kepalanya.
Praaaang!!!
"Babe!!! kau dengar itu?? ibumu kembali berteriak dan membanting barang dengan tidak jelas sedari beberapa menit lalu! sungguh kehadiran nya disini hanya membuatku semakin tertekan!! apa tidak lebih baik jika kau menyuruhnya kembali ke rumah?" Sherly berucap ketus saat Lukas baru menghampiri nya di ruang tamu.
"Sherly, jika ibu tidak berada disini-, lalu siapa yang akan mengerjakan semua pekerjaan rumah ini? aku butuh ke kantor! kemeja bersih, sepatu juga yang lainnya!" Lukas mencoba bersikap tenang meski kepalanya turut terasa pening.
"Kenapa tidak menggunakan jasa laundry saja babe!"
"Sher-, kita harus berhemat!! dirimu sudah tidak bekerja sekarang! dan biaya untuk kelahiran anak kita-, kita harus mulai menabung sekarang! itulah alasan kenapa aku membawa ibu kemari!"
Sherly seketika bungkam dengan bibir yang semakin maju ke depan.
"Apa kau sudah makan?"
"Begitulah!!"
"Baiklah! aku akan mengganti pakaian terlebih dahulu,"
"Sebaiknya kau temui ibumu lebih dulu, babe!! katakan padanya jangan bekerja dengan amarah!!!" suara Sherly terdengar melengking saat Lukas kembali melanjutkan langkah.
Kupikir, ibu dan Sherly akan menjadi sepasang menantu serta mertua yang saling membanggakan! tapi ternyata-, sungguh semuanya diluar perkiraan!
Lukas melonggarkan dasi pada kemeja yang ia kenakan, langkahnya kini tertuju pada area wastafel dapur yang tak jauh dari ruang makan.
"Ibu ..., apa kau hanya menyiapkan hidangan ini? aku sungguh tak menyukai makanan pedas, ibu!!" lelaki itu kembali bersuara, ia juga menampilkan wajah lesu saat memeriksa hidangan di meja makan.
"Astaga, Lukas!!! kenapa kau menjadikan ibu pembantu di apartemen ini!? kau tahu kan bahwa-,"
"Ibu-, tolong lah diriku ibu!! Sherly tengah hamil dan dia sama sekali tak bisa mengerjakan apapun beberapa Minggu ini! aku-, aku sungguh bingung harus bagaimana?"
"Cobalah untuk mengurus dirimu sendiri!! bagaimana kalian bisa menjadi orang tua jika sikap kalian terus kekanakan seperti ini!!!" Nyonya Niti kembali berucap ketus sembari terus menggosok perabot dalam genggaman.
"Hal itu sungguh melelahkan ibu! Seruni terbiasa menyiapkan apapun untuk ku! tapi sekarang-,"
"Seharusnya kau tak menceraikan wanita itu, Lukas!! astaga, Seruni!! maafkan ibu nak!! ibu menyesal!!! seharusnya ibu bersyukur memiliki menantu seperti dirimu, Runi!!!"
Bukankah dulu, dia yang begitu bersemangat untuk meminta Seruni pergi dari kehidupan ku? sungguh plin-plan sekali wanita tua ini! Seruni pergi dari rumah, dan kakek! dia sama sekali tak ingin memberikan sepeser pun harta warisan untuk keluarga ku! sungguh menyedihkan!!!
****
Ceklekkk,
Pintu ruangan kembali tertutup dengan sempurna, Seruni yang semakin panik tampak terus berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman Panca.
"Tuan! saya mohon lepas!!"
"Kita harus bicara!!!"
Bruuugghhh,
Tubuh Seruni seketika mendarat kasar di atas ranjang,
"Tuan!!"
"Kau ingin bermain-main dibelakang ku?"
"A-apa?? tidak!! sungguh-, saya tidak memahami apa maksud Anda -,??"
"Apa maksudku?? ayolah Seruni-, apa kau sengaja memancing pembicaraan dengan Abigail? kau ingin menggodanya??" tatapan Panca semakin nampak liar di atas tubuh sang istri.
"Menggoda?? saya-, sama sekali tak memiliki pikiran untuk melakukan hal semacam itu, Tuan! Tuan Abigail dia-,"
"Kau meminta hadiah pada orang lain yang bukan suami mu?!"
"Tuan Panca! tolong dengarkan saya!!"
"Aaaaaghh!! wanita seperti mu, kau itu sama rendahnya dengan Abigail!! tapi-, kau ini masih menjalankan surat perjanjian kontrak denganku, Runi!! jadi seharusnya kau bisa lebih menjaga kehormatan mu sebagai seorang istri!! tunggu-, dirimu tak menjadi besar kepala hanya karena aku menikahi mu, bukan? apa kau yakin bisa merebut hatiku dari Duma??"
Seruni menggeleng lemah, netra nya seketika berkaca-kaca saat Panca kembali mencengkeram pundak sebelum akhirnya merobek paksa pakaian yang tertempel di tubuhnya.
"Kenapa kau menangis?? aku ini suami mu, Runi! dan diriku berhak melakukan hal ini! meski kau tahu-, aku selalu membayangkan paras cantik Duma saat menyentuh tubuhmu! bukankah begitu?"
Tuhan! dia menyakiti ku-,
Lagi-lagi Seruni hanya mampu terisak dalam kungkungan tubuh Panca! sentuhan kasar yang kini terus terasa pada tubuhnya membuat Seruni semakin membekap lisan demi tak mengeluarkan suara.
kok kayak g ngerti kepribadian suami sendiri sih...