"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Membolos
...༻✿༺...
Belum sempat Beby bicara, Arkan menutup panggilannya begitu saja. Lelaki itu seolah memaksa Beby untuk melakukan keinginannya.
"Apa dia gila?" gumam Beby. Dia beranjak dari kelas. Beby mencoba menghubungi Akran saat di toilet. Untungnya lelaki tersebut langsung mengangkat panggilan telepon.
"Apa maksudmu menyuruhku membolos?" timpal Beby yang merasa tak habis pikir.
"Apa kau ingin tetap di sana bersama pacar menyebalkanmu atau ikut aku membolos?" tukas Arkan dari seberang telepon.
"Dua-duanya sama saja bagiku." Beby bergumam pelan.
"Apa? Kau bilang apa tadi?!" ujar Arkan.
"Tidak! Bukan apa-apa. Lagi pula dari mana kau mendengar kalau aku punya pacar. Selain itu, aku tidak tahu caranya membolos, aku takut melakukannya. Aku bukanlah siswi yang berandal!" kata Beby panjang lebar.
"Kau menanyakan tentang pacar? Itulah topik yang ingin kubicarakan padamu. Coba ke belakang sekolah. Aku yakin ada celah dimana kau bisa menyelinap keluar."
"Kau sepertinya berpengalaman."
"Aku sudah menunggu di depan mini market dekat sekolahmu. Apa kau perlu bantuan?"
"Tunggu sebentar. Aku akan mencoba."
Panggilan Beby dan Arkan berakhir di sana. Beby segera memeriksa ke belakang sekolah. Percaya atau tidak, yang dikatakan Arkan ternyata benar. Ada celah di bagian tembok pembatas. Jika Beby keluar lewat sana, dia bisa pergi.
"Aku rasa lebih baik pergi dengan Kak Arkan dari pada harus terjebak sama psiko itu," gumam Beby. Ia bergegas berjalan melewati celah yang ada di tembok.
Jantung Beby tak berhenti berdebar dengan kencang. Bagaimana tidak? Ini pertama kalinya dia membolos.
Ketika sudah melewati tembok, Beby melihat ada sepasang kaki dengan sepatu mahal di hadapannya. Kondisi Beby sekarang dalam keadaan membungkuk. Dia memang harus merangkak agar bisa berjalan melewati celah yang ada di bawah tembok.
Perlahan Beby mendongak. Memeriksa sosok yang ada di hadapannya. Ternyata dia adalah Arkan.
"Kak Arkan!" seru Beby.
"Kau berhasil. Ayo!" Arkan meraih tangan Beby. Membantu gadis itu untuk berdiri.
"Hei! Siapa itu?!" tiba-tiba terdengar suara dari balik tembok. Sepertinya seseorang berhasil memergoki kepergian Beby.
"Pak Rendy!" ungkap Beby yang langsung panik.
Tanpa pikir panjang, Arkan langsung membawa Beby berlari bersamanya. Keduanya merasa lega saat sudah masuk ke dalam mobil. Kini yang tersisa hanyalah nafas yang memburu. Arkan dan Beby sama-sama mencoba mengatur nafas mereka kembali normal.
"Ah benar! Tasku!" imbuh Beby.
"Kau tak perlu cemas. Aku akan mengurusnya," sahut Arkan sembari mengambil ponselnya. Dia menghubungi Ferry untuk mengurus tas Beby yang tertinggal.
"Kau bisa? Bagaimana?" Beby lantas penasaran.
"Aku selalu bisa melakukan segalanya," tanggap Arkan yang tidak mau mengatakan hal sebenarnya. Dia segera menjalankan mobil.
Beby melipat tangannya. Dia menatap selidik Arkan. "Sebenarnya kenapa kau sangat ngebet ketemu denganku sekarang? Sampai disuruh bolos lagi," timpalnya.
"Aku dengar kau punya pacar. Kenapa kau tidak memberitahuku?" Arkan justru balas menimpali.
"Pa-pacar?" Mata Beby meliar. Dia tentu heran kenapa Arkan bisa tahu. Lelaki itu juga tahu dengan cepat. Padahal dirinya dan Gilang baru sepakat berpacaran kemarin.
"Apa kau membicarakan Gilang?" tebak Beby.
"Oh... Jadi namanya Gilang," tanggap Arkan dengan nada sarkasnya.
"Dia bukan pacarku! Aku hanya terjebak dengannya. Dia benar-benar sangat sulit disingkirkan. Aku tidak tahu dia ngebet banget pengen jadi pacarku," jelas Beby panjang lebar.
"Terjebak? Apa maksudmu?" Arkan menuntut jawaban.
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣