NovelToon NovelToon
Last Night

Last Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Romansa / Pihak Ketiga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Razella

"Hidup aja, ikutin kemana arus bawa lo. Teruskan aja, sampe capek sama semua dan tiba-tiba lo bangun dirumah mewah. Ucap gue yang waktu itu ga tau kalo gue bakalan bener-bener bangun dirumah mewah yang ngerubah semua alur hidup gue "- Lilac

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

New Trio

Kini suasana rumah yang biasanya berisik karna Raja dan Rama itu terlihat sepi. Tak ada suara yang keluar dari ketiga laki-laki yang kini duduk diruang tamu itu. Mereka malah sibuk saling lirik atau pura-pura memperhatikan benda-benda yang ada didalam ruangan. Lilac yang melihatnya dari dapur bersama bu Aini hanya bisa menghela napas. Tadi, begitu Raja dan Rama datang, Lilac langsung mengenalkan mereka satu sama lain. Ia ceritakan dari awal semua yang dirasa perlu Raja dan Rama ketahui. Termasuk fakta bahwa Johan adalah adik Joseph yang hanya selisih dua tahun.

"Ini mereka biarin mereka aja apa gimana, nak?" Tanya bu Aini yang kini ikut menyumbulkan kepala dari balik dinding dapur. Beberapa pekerja yang ada disana pun ikut mengintip karena penasaran. Tiga laki-laki itu masih tak bergeming ditempat masing-masing, padahal ini sudah hampir satu jam lewat.

"Biarin aja bu. Saya yakin mereka abis ini juga pasti akrab sendiri kok."

"Nona, itu Raja mukanya udah merah banget. Jangan sampe dia malah kabur kesini buat menghindar." Sahut bu Desi. Orang-orang disana yang ikut melihat wajah Raja pun terkikik geli. Kalian tentu tau seberapa mudahnya anak itu terpancing emosi.

Sedangkan yang menjadi bahan perbincangan kini masih saling diam. Johan jadi merasa tak enak. Namun jujur ia senang dan lega saat Lilac mau mengajaknya kesini dan bertemu dengan Raja dan Rama.

"Eum...kalian udah kuliah apa kerja?" Tanya Johan dengan suara pelan. Pertemuan pertama mereka tentu bisa dibilang adalah pertemuan yang tidak baik. Mungkin hal itu jugalah yang membuat mereka canggung satu sama lain. Sungguh rasanya Raja ingin menarik gorden jendela yang kini melambai-lambai tertiup angin.

"Kita kuliah. Baru semester tiga tahun ini. Eum...kalo lo sendiri gimana? Masih sekolah kah?" Rama yang sadar jika Raja tak mungkin menjawab pertanyaan Johan pun akhirnya angkat bicara. Ia juga tak tega jika Johan merasa diabaikan bahkan ketika anak itu sudah berada disini.

"Hehe. Harusnya sih gue masuk taun ini, tapi gue males kak. Papi juga ngga nuntut buat lanjut kuliah-"

"Soalnya kan yang disuruh ini itu si Jojo." Sahut Raja ketus. Wah, bener-bener mulutnya, batin Rama.

Ruang tamu keluarga yang tadinya sudah mulai terdengar suara itu kini kembali sepi. Dalam hati Rama benar-benar mengumpat sekeras yang ia bisa. Raja anjing, Raja kampret. Mulutnya cabe banget anjir, batinnya meringis.

"Eh ahaha lo bisa aja sih, Ja. Eh Jo mau liat-liat rumah dulu ngga? Ayo gue ajak keliling. Disini tuh luas banget sumpah. Yok."

Rama beranjak dari duduknya dan menarik Raja yang masih duduk untuk ikut bersama. Rama berikan senyum hangat andalannya untuk meyakinkan Johan.

"Ngga papa. Ayo ikut bareng. Biar nanti kalo kesini lagi lo ngga kesasar."

Rama memegang tangan kedua temannya itu sekaligus. Rama ditangan kanan dan Johan ditangan kiri. Ah, sebelum itu, bolehkah ia menganggap jika Johan adalah temannya sekarang? Akankah Johan nyaman dengan itu?

"Nah, ini nih taman samping. Halaman samping gitu lah pokoknya. Disini tuh biasanya nona duduk kalo sore. Nemenin Layla, bikin acara masak-masak sederhana atau kalo ngga ya piknik kecil-kecilan lah sama para pekerja lainnya."

Masih dengan memegang tangan keduanya, Rama menjelaskan semua sisi rumah yang mereka lewati. Raja yang diam-diam memperhatikan wajah senang Johan jadi sedikit bermonolog dalam hati. Sesenang itukah ia punya teman? Atau ini semua hanya jebakan dan anak itu hanya berpura-pura?

"Gue mau duduk disana."

Johan melepaskan genggaman tangan Rama dan mendudukkan dirinya di tanah pinggir halaman belakang alias kebun belakang. Anak itu bahkan tak memperdulikan celananya yang mungkin akan kotor jika duduk sembarangan seperti itu. Raja yang melihatnya berdecak kesal. Bisa-bisanya anak itu sembrono dengan duduk sembarangan. Celananya kan putih!

"Eh jangan tiba-tiba duduk kek gitu anjir! Celana lo putih itu!!!"

Raja menarik paksa tangan Johan untuk berdiri, lalu disusul Rama yang menggelar karpet piknik milik Lilac untuk alas mereka duduk. Kini ketiganya duduk membentuk segitiga mengarah ke hamparan kebun belakang yang begitu luas. Kebun yang ditanami berbagai macam sayur itu kini terlihat begitu menenangkan dipandang mata. Bias matahari sore yang mengarah pada tanaman itu membuat daunnya berkilauan. Wangi tanah yang terkena guyuran air pun menguar seakan menjadi aromaterapi.

"Kalian pasti suka ya tinggal disini?"

Pertanyaan yang tiba-tiba saja keluar dari mulut yang paling muda itu membuat Raja dan Rama kembali saling lirik.

"Kenapa abang ngga ngajak gue kesini ya?" Gumamnya lagi.

"Huh. Lo masih kecil. Man boleh main kesini. Udahlah, yang penting juga sekarang lo disini kan?" Raja kembali menjawab dengan nada ketus.

"Hadeh, biarin aja biarin. Lo selama ini dirumah aja ya berarti?"

"Ngga juga. Gue kemana-mana ngikutin abang. Tapi dia ngga tau hehe." Keliatan kan bau bayinya?

"Dia pergi kemana emang? Lo ngikutin dia padahal lo adeknya?"

"Lo ngga ngerti. Tapi gue yakin kalo lo pasti udah tau, gue sama abang ngga terlalu akrab. Makanya gue cuma berani ngikutin dia kalo pas kebetulan waktu pulang sekolah kita bareng."

Johan masih menatap hamparan tanaman subur didepannya dengan tenang. Tak sadar jika kedua orang yang berada dibelakangnya kini saling sikut. Bingung ingin menanggapi bagaimana dengan cerita Johan.

"Gue boleh cerita ngga ama lo berdua?"

Johan dengan tiba-tiba memutar badannya kearah belakang. Hal itu tentu saja membuat dua lelaki yang lebih tua kaget. Tau sendiri jika Rama dan Raja tak pandai menyembunyikan ekspresi.

"Kalian berdua ga suka ama gue ya?"

"EH NGGAK, NGGAK!! NGGAK GITU ANJIR." Rama langsung berseru didepan wajah Johan. Dan gerakan anak itu yang mengusap wajahnya pelan membuat Raja tertawa.

"Eh, lo kalo ngomong pelan anjir. Itu ludah lo kena muka dia. Ahahahaha."

Johan malah ikut tertawa saat melihat mereka ribut sendiri. Johan nikmati pemandangan kedua sahabat yang kini saling senggol itu. Jadi beginikah rasanya? Beginikah rasanya ketika hidupmu ramai dengan suara orang-orang yang bisa menganggapmu ada dan membawa bising dalam waktumu. Bising yang membuat Johan merasa begitu hidup.

"Lo jangan ngeliatin kita kek gitu anjir. Lo demen ama kita berdua hah?"

Johan langsung tersadar dari lamunannya. Raja seperti biasa masih menatapnya dengan wajah ketus itu. Atau mungkin akan selalu begitu.

"Lo mau ngga-"

"Mau!! Gue mau." Dengan semangat Johan menjawab, sampai memotong ucapan Rama.

"Gue belom selesai ngomong, anjir Han." Rama terkekeh melihat wajah semangat Johan.

"Emang lo tau kita mau ngomongin apaan?"

"Gue...gue mau jadi temen kalian. Kalian mau ya? Ya?"

Johan meraih tangan kedua lelaki itu dan menggenggamnya. Ia tunjukkan tatapan memohonnya untuk kedua orang yang lebih tua. Rama dan Raja saling lirik sebelum akhirnya tertawa.

"Lo lucu bnaget anjir. Tapi gue ngga mau sih jadi temen lo. Secara kan gue lebih tua. Gue juga pingin lo panggil abang kek Jojo."

Raja menatap Johan dengan wajah congkaknya. Sungguh anak itu memang tak bisa diam tanpa mengusili orang-orang didekatnya.

"Eh udah lah anjir. Ngga papa, Han. Udah geng kok ini kita."

"Enak aja anjir!! Dia belom lulus tes!! Lo kudu tes dulu baru bisa masuk geng kita."

"Geng apaan? Trio wek-wek?"

Terdengar tawa ketiganya dari halaman belakang. Suasana matahari terbenam kembali menjadi penutup hari ketiganya. Johan dengan tawa lepasnya, Rama dengan tangannya yang sesekali menggaruk belakang kepala dan Raja yang masih belum bisa merubah ekspresi wajahnya. Lilac yang menatapnya dari balik jendela rumah hanya bisa tersenyum. Sungguh, melihat wajah Johan yang begitu bahagia membuatnya juga merasa lega. Biarkanlah anak itu tinggal disini sesukanya. Tunggu sampai Joseph menjemputnya.

1
santi
👍👍
Dzakwan Dzakwan
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
Laqueno Sebaña
Keren banget bro, aku terhanyut dalam cerita ini!
Razel: terimakasih yah/Smile//Smile/
total 1 replies
La Otaku Llorona <33
Tidak ada yang kurang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!