Lidya dinda adalah seorang wanita yang mandiri, sedari kecil dia sudah banyak merasakan kepahitan hidup. Di usia yg baru menginjak remaja, dia mulai merasakan beban berat dalam hidupnya, dimulai dari bapak dan ibunya yang meninggal dunia karena kecelakaan, kemudian dia yang harus menghidupi kedua adiknya, kini dia tak melanjutkan lagi sekolahnya, dia pun harus membanting tulang untuk meneruskan hidupnya dan kedua adiknya, dia mencari nafkah untuk bisa menyekolahkan adik - adiknya. Bagaimana kisah hidup Lidya selanjutnya? di baca terus update bab terbarunya ya guys. Selamat membaca, tolong kasih like dan beri saran maupun kritik yang membangun ya, saya akan menerima semuanya dengan senang hati. Semoga sehat selalu, terima kasih🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Irfansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33.
Lidya dan Alex menuju ke kantor polisi untuk melaporkan kehilangan anak dan adik Lidya
Sebenarnya harus menunggu sampai 2 x 24 jam. Tapi, Alex bersikeras dan memohon agar polisi membantu mereka dalam melakukan pencarian malam ini juga.
Setelah mendapat izin dari kepala polisi, 3 orang tersebut pun masuk ke dalam mobil patroli yang sering mereka pakai setiap berpatroli.
Tapi, setelah dua jam melakukan pencarian, anak dan adik Lidya belum jua di temukan.
"Ya Allah...dimana mereka? Hiks...hiks...jagalah dan lindungilah dimanapun mereka saat ini, semoga nggak terjadi apa - apa dengan mereka Ya Allah." Gumam Lidya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Akhirnya, mereka pun menghentikan pencarian dan akan dilakukan lagi keesokan harinya.
"Sudah ya Lidya, kita pulang dulu, besok kita cari lagi, istirahatkan tubuhmu, aku nggak mau dalam pencarian ini malah kamu jatuh sakit, gimana kita mau mencari mereka kalau kamu sakit." Ucap Alex dan Lidya pun menuruti perkataan Alex.
Sesampainya di rumah, Alex langsung meminta Lidya untuk beristirahat.
"Lidya, kalau gitu, aku pulang dulu ya, kamu istirahatlah." Ujar Alex.
"Mas... terimakasih sudah mau membantu kami mencari mereka, apa nggak sebaiknya Mas Alex dan supirnya nginap di sini saja? Ini sudah hampir subuh Mas." Pinta Lidya.
"Iya deh, lagian aku juga sudah ngantuk berat." Ucap Alex.
Alex dan supirnya pun tidur di rumah Lidya.
Lidya menghamparkan sebuah ambal di depan ruang keluarganya dan memberikan bantal serta selimut buat Alex dan supirnya.
"Mas, nggak apa - apa kan kalau tidur di sini?" Tanya Lidya.
"Nggak apa - apa, tidur di manapun sama saja, ya sudah...kamu kembali ke kamar dan tidur lah dengan nyenyak, besok kita akan mencari mereka lagi." Tutur Alex. Lidya menuruti perkataan Alex dan beranjak dari ruang keluarga menuju kamarnya.
*******
"Eh Mas...udah bangun, sarapan dulu ya atau mau mandi dulu biar segeran?" Tanya Lidya yang terkejut melihat Alex sudah duduk di meja makan dekat dapur.
"Aku mandi dulu deh, biar seger, biar ngantuknya hilang, hehe..." Jawab Alex.
"Ooh...bentar ya mas, aku ambilkan handuk dulu buat kamu." Ucap Lidya
Lidya pun pergi ke kamarnya untuk mengambilkan handuk buat Alex.
Lutfi keluar dari kamarnya dan terlihat baru selesai mandi.
"Lutfi, kamu nggak sekolah hari ini?" Tanya Alex.
"Sebaiknya aku izin dulu nggak sekolah hari ini pak, biar aku bisa bantu mencari Akmal dan Laras, lagian aku juga nggak bisa fokus di sekolah kalau mereka belum di temukan." Tutur Lutfi.
"Ya sudah kalau memang begitu, kamu sarapan dulu, kakakmu udah buatin nasi goreng tuh." Ujar Alex.
Lidya pun datang membawa handuk.
"Mas, ini handuknya." Ucap Lidya sembari memberikan handuk kepada Alex.
"Makasih Lidya."Ucap Alex. Utami pun menanggapinya senyuman
"Mas, supirnya mana? Nanti ajakin sarapan dulu ya mas." Ujar Lidya.
"Sepertinya dia ada di mobil." Sahut Alex.
Alex pun berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju ke kamar mandi yang berada di belakang dapur.
Setelah beberapa menit, Alex pun keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan celana panjangnya saja, tanpa mengenakan kemeja yang di pakainya kemarin.
Terlihatlah tubuh atletis miliknya dengan bahu bidang dan perut yang sixpack.
Tiba - tiba Lidya teringat dengan otot lengan kekar itu, saat dia di ruda paksa oleh Alex yang jahat.
Tapi, dia merasa bahwa Alex sudah banyak sekali berubah, kini dia begitu lembut dan manis di mata Lidya, karena perhatian dan juga sikap lembutnya itu, kini Lidya mulai jatuh cinta kepada ayah dari anaknya itu.
"Lutfi...bisa pinjam bajumu nggak? Kemejaku kotor, aku nggak bisa pake kemeja kotor." Ujar Alex.
"Bisa pak, tapi aku hanya ada kaos oblong saja, kalau kemeja ada sih, tapi takutnya nggak muat di tubuh anda, kalau kaos oblong kan aku punya yang agak besar ukurannya." Ucap Lutfi.
"Ya udah, kaos oblong aja kalau gitu." Ucap Alex.
Lutfi pun pergi ke kamarnya untuk mencari kaos oblong yang ukurannya muat untuk tubuh Alex dan beberapa menit kemudian, Lutfi keluar kamar dan membawakan kaos oblong berwarna hitam.
"Ini pak, semoga muat di tubuh anda." Ucap Lutfi sembari memberikan bajunya.
Alex pun memakainya dan muat di badannya, walaupun terlihat lebih ketat di bagian lengannya.
Lidya sedikit terpana melihat Alex memakai kaos oblong, karena baru kali ini dia melihat Alex memakai kaos oblong, karena biasanya dia sering melihatnya mengenakan kemeja lengan panjang. Saat memakai kaos oblong, dia tampak lebih muda dari usianya saat ini, kulit tubuhnya yang putih tampak mencolok karena dia memakai kaos oblong berwarna hitam.
"Waah...pak, keren banget ya kalau anda pake kaos oblong gini, jadi terlihat lebih muda, bener kan kak?" Ujar Lutfi yang menyadarkan Lidya dari lamunannya.
"Eh...ehm...iya keren." Usama membuyarkan lamunan Lidya dan Lidya l pun menjawabnya dengan tersipu malu.
Alex merasa senang mendengar pujian dari Lidya terhadapnya.
Dia juga senang melihat Lidya tersipu malu seperti itu.
"Manis banget sih Lidya...rasanya pengen aku kecup bibir dan pipimu yang merona itu, bilang saja, bahwa saat ini kamu sudah terpesona dengan ketampananku dan mulai mencintaiku." Tatapan matanya terus tertuju kepada Lidya, sehingga membuat Lidya menjadi salah tingkah.
"Ayo...dimakan dulu nih sarapannya, Lutfi tolong panggilin pak supir ya, kita sarapan bareng." Ujar Lidya sembari meletakkan nasi goreng, telur dadar, sambel dan kerupuk di atas meja makan.
"Mas...maaf, sarapannya hanya ini." Ucap Lidya.
"Ini aja pasti akan membuatku kenyang dan bisa beraktifitas seharian, dan semua makanan yang kamu masakin, pasti rasanya enak dan aku menyukai semua masakan apa aja yang kamu masak buatku." Ujar Alex sembari menebarkan senyumnya yang menawan itu, sehingga mampu membuat Lidya kembali salah tingkah dan tersipu malu.
"Terima kasih mas." Sahut Lidya singkat.
Lutfi dan sang supir pun datang bersamaan dan kini mereka makan bersama.
Setelah makan, Lidya membawa piring - piring kotor bekas makan mereka ke tempat cuci piring.
"Lidya, sini bantuin cuci piring." Ucap Alex.
"Nggak usah mas, aku aja. Lagian memangnya kamu bisa cuci piring?" Tanya Lidya.
"Cuma perkara cuci piring doang, ya aku bisa lah...tinggal pakein sabun kan trus di bilas pake air bersih, kalau cuma itu, aku juga bisa, hehehe..." Sahut Alex.
"Oke, kalau gitu mas yang nyuci piring, aku mau lap meja makan dulu." Ucap Lidya.
Alex pun memasukkan sabun cuci piring yang begitu banyak, sehingga busa sabunnya terlihat sangat banyak.
Utami melihat itu, dan langsung menertawakannya.
"Lho, kok ketawa sih? Memangnya ada yang salah? Udah bener kan?" Tanya Alex dengan mengerutkan kedua alis tebalnya.
"Iya, caranya memang udah bener mas, tapi nggak kebanyakan gini juga kali sabunnya, nah...coba lihat, mas memasukkan sabunnya banyak banget, sampai sisa setengah gini sabunku, padahal baru beli, hahaha..." Ujar Lidya yang tertawa terbahak - bahak.
"Kalau gini sih, bisa rugi rumah makan kalau mempekerjakan mas di warungnya,. hahahha..." Ucap Lidya lagi dan masih menertawakan Alex
Alex pun ikut tertawa bersama Lidya, dan tiba - tiba Alex mengecup pipi merona Lidya, yang terlihat menggemaskan itu.
Lidya langsung berhenti tertawa dan salah tingkah.
"Ehm...aku mau ke kamar dulu mas, lanjutin deh cuci piringnya." Ucap Lidya.
Lidya masuk ke dalam kamarnya dan duduk di tepi kasur sembari memegang pipi yang barusan di kecup oleh Alex. Dengan pipi yang merona itu, dia pun tersipu malu. Jantungnya berdegup kencang, seperti mau keluar dari dadanya.
Begitu juga yang di rasakan oleh Alex, dia memegang bibirnya yang sudah mengecup pipi Lidya.
"Aku mencintaimu Lidya, sangat mencintaimu." Gumam Alex.
Dan Alex pun melanjutkan cuci piringnya sampai selesai, setelah itu dia mengetuk pintu kamar Lidya
"Lidya, apa kamu sudah siap?" Tanya Alex.
"Iya, bentar lagi mas." Jawab Lidya.
Mereka akan mulai mencari Akmal dan Laras lagi.
Litfi pun ikut mencari tapi dia menggunakan sepeda motornya, agar lebih mudah menjangkau gang - gang kecil.
Kalian tim mana nih? Lidya Alex atau Lidya Arthur?
Apakah Laras dan Akmal akan segera di temukan?
Ikuti terus kisah selanjutnya ya guys, sehat - sehat ya semuanya, sarangbeo :)