Ryo Seorang Idola Boy Band yang merupakan pewaris utama Rumah sakit terbesar di negara yang sedang menikmati masa puncak karirnya sebagai Idola. Ia yang dikagumi kaum hawa bak seorang pangeran pujaan selalu bermain dengan gadis manapun yang mau menyodorkan tubuhnya untuk ia nikmati.
Ciuman dengan seorang gadis biasa yang ia temui saat menari balet, membuatnya merasakan hal yang berbeda. Menemukan adanya seorang gadis yang tak mengidolakan bahkan membencinya, membuat Ryo seakan tertantang.
Penasaran dengan gadis yang menolaknya membuat Ryo justru larut dalam perasaan yang membuatnya merasakan namanya kerinduan.
Namun dihati sang gadis, justru terpatri nama Bams yang merupakan sahabat Ryo. Bams yang justru tak menyadari perasaan sang gadis justru hanya merasa kasihan pada gadis malang itu.
Novel vol.1 telah tamat. Sekarang berlanjut pada vol.2 dimana banyak terungkap hal mengejutkan!
Menguji kembali cara Ryo, Aira, Bams & Kiky mencintai pasangan mereka masing masing
CARAKU MENCINTAIM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafila Asda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trust Me
“terus kenapa?” Ryo terus bertanya
“Karena aku bukan cewek yang cocok untuk seorang Ryo” tatapnya sedih ke Ryo
“apa kamu sadar? ini pertama kalinya kamu menyebut namaku!” Ucap Ryo dengan tatapan sedih
Aira terdiam
“terus yang cocok buat aku seperti apa?” Ryo terus bertanya balik ke Aira
Aira tidak bisa berkata kata lagi, ia ingin keluar dari mobil Ryo. Ryo menahannya.
“jawab dulu ai!” pinta Ryo
“Cewek yang bukan seperti aku!” jawabnya dan keluar dari mobil. Ryo bergegas turun menyusul Aira yang berjalan menuju pintu masuk. Ryo menutup kembali pintu masuk yang Aira buka.
“kayanya apapun yang aku lakuin gak bakalan kamu suka!” ucap Ryo kecewa.
“aku minta maaf!” ucap Aira dingin
Ryo menutup mata, mencoba menahan diri.
“aku anggap kita belum selesai bicara ai.. “ ucap Ryo setelah menarik nafas dan menghempaskannya
“aku takut kalau kita terus bicara, mungkin kita gak bisa latihan hari ini” Ucap Ryo sangat pengertian
Ryo membuka pintu dan meminta Aira masuk. Ia berjalan bersama memasuki ruang itu. Ryo menekan tombol lift. Aira hanya diam disana. Saat berada di lift. Suara pesan masuk.
‘gak usah sarapan, aku beli sandwitch!’ tulis pesan itu
Bams! Benak Aira
Ryo yang berada di samping Aira melihat pesan itu.
Aduuhhh! Benaknya sontak langsung melihat ke Ryo yang melihat pesan itu. ia merasa sangat tidak nyaman dengan hal itu. Ryo mematung melihat pesan itu. ia tidak bicara juga tidak bergeming sedikit pun. Tapi akhirnya....
“kembalikan!” ucap Aira yang ponselnya diambil oleh Ryo.
Pintu lift terbuka. Ryo berjalan keluar tanpa peduli Aira yang meminta ponselnya untuk dikembalikan
“kembalikan!” Aira meminta lagi.
Saat memasuki koridor menuju ruang loker. Ryo menarik Aira dan menyandarkannya ke dinding. Ia menutup jalan Aira dengan menaruh kedua tangannya disisi kepala Aira. Aira berusaha memundurkan badan agar tidak terlalu dekat dengan Ryo, tapi ia tidak bisa karena ia hanya bersandar pada dinding disana.
“kamu apa.. apaan?” mendadak Aira menjadi takut dengan perilaku Ryo yang seperti itu.
Ryo membungkukkan badannya sedikit agar wajahnya sejajar dengan Aira yang bertubuh
pendek.
“kamu masih menyangkal?” Ryo kesal
Ryo mengambil ponsel Aira yang ia simpan di saku jaket. Ia membalas pesan Bams
‘aku udah sarapan!!’ tulisnya dan mengirim pesan itu ke Bams. Ia menunjukkan ke Aira yang terlihat takut padanya. Hp milik Aira tidak pernah memakai sandi atau password. Karena tidak ada rahasia di dalam sana. Lagi pula ponsel miliknya hanyalah sebuah ponsel jadul yang tidak ada seorang pun menginginkannya, bahkan pencopet miskin sekalipun.
“Kembalikan” rengek Aira lagi. Ryo mengangkat tinggi ponsel Aira. Aira berjinjit agar bisa mencapai ponselnya yang tinggi. Tapi Ryo justru meraih pinggangnya dan membuat Aira tertarik ke dalam pelukannya.
“kau! Sekali lagi ketangkap kaya gini! Awas aja!” ucapnya mendekatkan wajahnya pada Aira.
Aira diam tak bergerak, bagaimana tidak, ia merasakan seberapa kuat Ryo memeluk pinggangnya saat itu. Ryo melepaskan Aira.
Ia kembali berjalan ke ruang Boman. Aira hanya mengikutinya di belakang Ryo. Ryo duduk di sofa ruangan itu.
“Pliss balikin..” pintanya lagi
Ryo menunduk dalam, ia menghela nafas panjang. Ia mendongak melihat Aira yang berdiri menunggu ponselnya dikembalikan.
“jangan melarangku!” ucapnya datar terkesan sangat berwibawa
“karena saat ini ... aku sendiri gak mampu ngelarang diriku” tatapnya seolah mengatakan seribu kata
“tapi...“ Aira ingin bicara. Ryo memberikan ponsel miliknya
“Keluar..!” pintanya lembut bangkit mendorong kedua bahu Aira keluar ruangan itu.
“Aku mau tidur... Aku ngantuk nungguin kamu dari jam setengah empat” ucapnya sambil mendorong Aira lembut keluar dari pintu. Aira mematung di depan pintu saat pintu itu di tutup. Ia tidak salah dengar?
Ryo menungguku dari jam segitu? Batin Aira bicara
Aira melihat Ryo dari jendela kaca yang berbaring memejamkan mata dengan tangan di kepala. Ia memang terlelap. Aira melihat pesan yang ditulis Ryo untuk Bams pada ponselnya.
"hufthh" hela nafasnya berat.
Aira termenung sendiri saat di ruang latihan. Ia masih memegang kain lap untuk cermin di ruang itu. Ia teringat lagi ucapan Ryo.
‘aku sendiri gak mampu ngelarang diriku’
“ai...!” panggil Bams
“Ai... !” panggilnya lagi
Aira masih diam.
Bams memegang bahu Aira. Baru Aira tersadar
“ada apa?” tanya Bams
“a! Gak papa!” Aira seperti linglung, tersenyum kecil pada Bams yang menyapa.
Aira kembali mengambil kain lap untuk membersihkan cermin disana. Bams langsung menahannya.
“Kamu fokus ke dancing aja!” ucapnya
“dance kerja sampingan ku, ini kerja utama ku B!” jelasnya
“tapi ai.. kamu bakalan capek” lanjut Bams
“gak kok” Aira tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.
Bams melihat ada yang beda dengan Aira hari ini, bahkan saat membaca pesan Aira tadi. Tidak biasanya ia langsung menjawab seperti itu.
Boman kaget saat memasuki kantor. Ada Ryo yang tidur nyenyak disana. Boman mendekatinya dan mencium bau sekitar Ryo.
“gak bau!” ucapnya mengira Ryo tertidur disana karena mabuk.
“gue emang gak bau!” ucap Ryo yang memang udah terbangun saat Boman masuk ruangan itu
Mendengar itu Boman seperti meloncat. Ia benar benar kaget.
Astaga naga!!! Benak Boman.
“loe nginep disini?” Boman penasaran
“gak!” jawab Ryo yang masih menyadarkan dirinya
“terus?” Boman memerlukan penjelasan seperti biasa
“ternyata selama ini loe sering telat ya?” Ryo seolah serius, ia ingin mengerjai Boman
Boman langsung melihat jam
“jam kerja aja belum masuk!” ia menunjukan jamnya ke Ryo
Ryo terkekeh melihat Boman yang menganggap ucapanya serius dan berdiri
“loe gak kenapa napa ‘kan?” tanya Boman melihat Ryo dengan tatapan mengkhawatirkan temannya sudah gila. Soalnya sangat jarang melihat Ryo seperti sekarang.
“Gue datang kepagian! Teruuuus.. karena gue ngantuk, makaaaa.. tidurlah gue disini!” Ryo menjelaskan dengan mengejek.
Boman kesal, ia seolah diolok Ryo. Ryo pergi mencuci muka. Ia teringat ucapan Aira yang melarangnya pagi ini.
Saat memasuki ruang latihan. Semua personil sudah berada disana. Seperti biasa, latihan selalu tertunda menunggu Ryo. Entah itu sepuluh menit, satu jam atau satu hari.
Ryo melihat ke Aira yang sudah berada disana. Ia berjalan menuju Aira dengan terus menatapnya. Aira merasa tidak nyaman dengan hal itu. Bams mulai curiga ada sesuatu dengan Aira.
Aira fokus pada dance. Personil yang lain tidak percaya bahwa pengganti Tika, adalah seorang OG. Dan dia mampu menari seperti Tika, bahkan dengan gerak lekuk tubuh lebih indah. Hal itu dikarenakan tubuh Aira terbiasa menari Balet yang dikenal memiliki tubuh lentur.
“aku punya ide!” ucap Ryo saat break.
“saat lagu bait terakhir, sebelum drum.. itu kan hanya musik! Gimana kalau Aira melakukan spin?” ucap Ryo pada koreografer
Aira yang mendengar itu, tak mampu menutup mulut. Sang koreografer pun melirik ke arah Aira yang menganggap tidak mungkin bisa ia lakukan.
“trust me, she can!” ucap Ryo menepuk bahu koreografer sambil berjalan menuju Aira yang duduk berseberangan.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~