NovelToon NovelToon
Terjebak Asmara Dalam Sebuah Kontrak

Terjebak Asmara Dalam Sebuah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nazefa

Sebuah keputusan besar terpaksa harus Jena ambil demi menghidupi keluarganya. Menikah dengan Bos diperusahaannya untuk mendapatkan keturunan agar dapat meneruskan perusahaan adalah hal yang gila. Namun apa jadinya jika pernikahan itu terjadi diatas kontrak? temukan jawabannya disini 👇🏻.. Selamat membaca 🤗🥰🥰
.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nazefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Kejutan

Seperti biasanya pagi ini Savero dan Jena berangkat bersama, namun kali ini Savero merasa ada yang berbeda dari Jena. Dia seperti sedang menghadiri Savero, entah kenapa Savero pun tidak mengerti. Di dalam mobil pun kini Jena hanya diam saja dengan memasang wajah masamnya.

"Apa kamu sakit?" tanya Savero.

"Tidak." jawab Jena cepat dengan nada ketus tanpa menoleh.

"Kalau kamu sakit lebih baik kita pulang sekarang." ucap Savero.

"Tidak perlu."

Savero mengangkat tangannya dan meletakkannya di atas kening Jena untuk memastikan, namun Jena langsung menepisnya.

"Tidak usah pegang-pegang!." ketus Jena.

"Baiklah."

Savero tidak mau ambil pusing karena ini masih pagi dia tidak mau energinya terbuang sia-sia. Lagipula Savero pikir, nanti juga Jena akan melunak sendiri saat Savero memberikan ciuman manisnya, seperti yang Savero lakukan sebelumnya pada wanita-wanita lain.

Tibalah mereka kini di perusahaan besar King Lionel. Seperti yang selalu terlihat Savero masuk dengan tegas dan gagah di susul oleh langkah Jena di belakangnya. Di depan karyawan lainnya mereka selalu tampil profesional untuk pekerjaan tidak ada yang tau bahwa sebenarnya mereka memiliki hubungan yang intens.

Savero masuk bersama Jena dan asisten Rey ke ruang Direktur Utama. Setelah menyiapkan semua laporan Jena lalu berniat pergi dari ruangan itu, dia tidak mau lama-lama di sana karena dia masih mengingat kejadian semalam. Dia tidak mau terlalu jauh menjatuhkan perasaannya, takut jika nantinya dia hanya di permainkan seperti gadis yang semalam datang ke apartemen sang Tuan.

Jena harus sadar jika ini hanya pernikahan kontrak, tidak lebih. Mereka membuat kesepakatan ini untuk sama-sama saling menguntungkan, Vero butuh rahim dan Jena butuh uang jadi tidak ada alasan untuk mereka saling jatuh cinta.

"Kamu mau kemana?" tanya Savero yang melihat Jena hendak keluar dari ruangannya.

"Saya mau keluar." jawab Jena datar.

"Disini dulu." titah Savero.

"Maaf Tuan, tapi pekerjaan saya disini sudah selesai sedangkan pekerjaan saya diluar masih banyak. Permisi." ucap Jena tanpa menunggu persetujuan Savero dia langsung keluar dari ruangan itu.

Savero menatap bingung pada sikap Jena, karena dia merasa semalam mereka masih baik-baik saja lalu esoknya sikapnya langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Bahkan semalam mereka sempat bercumbu mesra di dalam apartemen.

"Rey, menurutmu kenapa wanita bisa tiba-tiba berubah sikap?" tanya Savero pada Rey yang kini berdiri di samping kursinya.

"Mungkin sedang banyak pikiran Tuan." ujar Rey.

Sejak Savero diam dan menyeritkan kedua matanya.

"Tapi pikiran apa? padahal pekerjaannya hari ini tidak terlalu banyak." ucap Savero.

"Maaf Tuan, atau mungkin Anda sudah membuat masalah?" ucap Rey dengan sopan takut jika Savero akan tersinggung.

"Aku rasa tidak, bahkan semalam kita masih baik-baik saja." jawab Savero datar.

"Atau..... Nona Jena sedang datang bulan Tuan? Biasanya itu bisa membuat mood seseorang perempuan bisa berubah." ujar Rey.

Savero langsung membulatkan pandangannya dan mengusap wajahnya kasar.

"Benarkah? Celaka!" gumam Savero yang masih bisa didengar oleh Rey.

"Kenapa Tuan?"tanya Rey.

"Tidak apa-apa." jawab Savero mengelak.

"Jika yang diucapkan Rey benar maka itu artinya aku harus menunggu beberapa malam lagi untuk bisa melakukannya? padahal tadi malam saja sudah gagal. Ini semua gara-gara Naura! jika dia tidak datang mungkin aku sudah mendapatkan jatahku semalam. Sial!!" umpat Savero dalam hati.

Siang ini Savero ingin mengajak Jena pergi makan siang bersama lalu memanggil gadis cantik itu untuk masuk ke ruangannya.

"Kunci." titah Savero.

Jena memutar kedua bola matanya dan dengan malas menuruti perintah Tuannya.

"Kemari lah, duduk di sampingku." titah Savero lagi namun kini lebih lembut.

"Disini saja Tuan." tolak Jena.

"Je? ayo duduk." ucap Savero dengan memberikan kode lewat tatapan matanya.

Jena tidak bisa menolaknya lagi dengan berat hati dia pun berjalan dan duduk di sebelah Savero.

"Jena, siang ini kita akan pergi makan siang bersama." ucap Savero dengan memberikan belaian harus dirambut jena, tapi ucapan itu bukan terdengar seperti ajakan melainkan sebuah perintah.

"Maaf Tuan tapi saya sudah ada janji dengan Acha dan juga Teo untuk makan siang bersama di kantin." tolak Jena halus.

"Kalau begitu batalkan, saya mau kamu siang ini makan dengan saya." titah Savero.

"Maaf Tuan, tapi Tuan tidak bisa berbuat sesuka hati seperti itu. Lagipula saya tidak mau jika nanti lama-lama karyawan akan curiga jika kita terus pergi bersama." ucap Jena geram.

"Kan kamu bisa bilang jika ini urusan pekerjaan." ujar Savero.

"Tapi saya bukan orang yang suka ingkar janji jadi saya memilih untuk tetap pergi makan siang bersama Acha dan juga Teo." terang Jena.

"Maaf Tuan, permisi." ucap Jena.

Jena yang berniat berdiri dari sana langsung di tarik tangannya oleh Savero, dengan cepat Savero menyatukan tubuh mereka dan mencoba untuk mencium bibir manis sang sekretaris. Tapi Jena berhasil menolaknya dengan mendorong dada Savero kuat-kuat.

"Maaf Tuan, saya harus pergi sekarang." ucap Jena.

dengan cepat Jena berdiri dari sana dan berjalan dengan langkah yang lebar lalu keluar dari ruangan itu.

Savero sangat kesal, dia benar-benar tidak mengerti kenapa Jena bisa bersikap seperti ini padanya? Wanita memang sangat sulit untuk ditebak.

❣️

❣️

❣️

Siang ini Naura berniat untuk datang ke kantor Savero memberi kejutan sekaligus membawakan makanan siang untuknya. Naura memang masih terluka dengan sikap Savero semalam, tapi itu tidak membuatnya menyerah begitu saja dan mungkin dengan membawakan makanan siang ini akan menjadi awal yang baik untuk hubungan mereka.

Naura mendatangi pihak resepsionis lalu bilang bahwa dia ingin bertemu dengan Savero siang ini. Setelah itu pihak resepsionis meminta Naura untuk duduk diruang tunggu sebentar sementara mereka menghubungi sekertaris Je untuk bicara jika ada tamu untuk Tuan Savero.

Jena yang kebetulan lewat dan akan pergi makan siang bersama Acha dan Teo tiba-tiba saja di panggil oleh pihak resepsionis.

"Sekertaris Je?"

"Iya, ada yang bisa saya bantu?"

"Ya, ada seorang perempuan yang ingin bertemu dengan Tuan Savero."

"Oh, baiklah. Dia ada dimana sekarang?"

"Saya menyuruhnya untuk menunggunya di ruang Tunggu."

"Baik, Terimakasih."

"Kalian tunggu sini dulu ya, aku mau nemuin tamunya Tuan Vero."

"Sip." ucap Teo dengan memberikan jempolnya.

Jena pun berjalan untuk menemui tamu tersebut, nampak di sana seorang gadis berpakaian seksi duduk dengan anggun sedang memainkan handphonenya.

"Maaf Nona, ada yang bisa saya bantu? Saya Jena, sekertaris pribadi Tuan Savero." terang Jena.

Naura mendongak menatap wajah Jena lalu tersenyum.

"Ya saya Naura, bisakah saya bertemu Savero?" tanya Naura sopan.

Jena tercengang melihat wajah wanita itu, dia tau itu adalah wanita yang semalam menemui Savero di apartemennya. Gadis itu begitu cantik membuat Jena tidak habis pikir kenapa Savero tega menyia-nyiakannya.

"Haloo..." ucap Naura dengan melambaikan tangannya.

"Ah! iya Nona, mari ikut saya." titah Jena.

Jena pun berjalan keluar ruangan dengan disusul oleh langkah Naura melewati ruang resepsionis.

"Naura?" gumam Acha yang melihat Naura kini berjalan di depan mata mereka tanpa berkedip.

Teo yang melihat tamannya itu seperti orang yang sedang kesurupan pun segera menyadarkannya.

"Biasa aja!" ucap Teo dengan mengusap wajah Acha dengan kasar.

"Ih! jangan gitu dong, nanti makeup aku rusak gimana?" protes Acha kesal.

"Makannya kalo pake makeup jangan yang kW, nanti jadi nggak gampang rusak." ejek Teo.

"Hih! bisa diem nggak!" ucap Acha yang kesal rasanya ingin sekali meremas mulut Teo.

Sementara itu Jena dan Naura kini sudah berada di depan ruangan Savero, segera Jena mengetuk pintu ruangan sang Direktur dan masuk.

"Permisi, Tuan ada tamu untuk anda." ucap Jena.

Savero yang masih merasa kesal pada Jena pun tidak mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya yang berada didepannya.

"Hmm! suruh masuk." ucap Savero.

"Baik Tuan."

Jena pun segera berjalan keluar untuk menemui Naura yang sedang menunggunya didepan.

"Nona silahkan masuk, anda sudah ditunggu di ruangan." ucap Jena.

"Terimakasih" jawab Naura dengan tersenyum manis.

Naura segera masuk ke dalam ruangan Savero sementara Jena berjalan keluar untuk menemui Acha dan Teo untuk makan siang bersama.

1
Zhu Yun💫
bab 23 kan ya 🤭😁✌️
Zhu Yun💫
Luar Biasa 👍👍👍
Zhu Yun💫
Mandiin sekalian dong Ver,,, biar heboh-heboh sepoooyyy 🤭🤣🤣✌️
Zhu Yun💫
Pertemuan 🤭
Nazefa: iya maksudnya..🤣🤣✌️
total 1 replies
Zhu Yun💫
Berasa kayak Teletubbies gak sih ini 🤭🤣🤣🤣✌️✌️
Zhu Yun💫
Abis ini Savero pasti ketagihan dan minta lagi, lagi dan lagi 🤣🤣🤣🤣✌️
SEPI RAMADHANI (SEPAY)🇮🇩
SEMANGAT KAKAK UPNYA, MAMPIR KEMBALI KAK😍
Nazefa: terimakasih atas dukungannya Kaka..🙏🤗🥰
total 1 replies
Zhu Yun💫
Modus aja Savero ah 🤣🤣🤣
Zhu Yun💫
Buatnya sih gampang Oma,,, cuma kan belum tau hasil adonannya langsung jadi apa gak😆😆😆
Zhu Yun💫
Eaaaa,,, mulai belain calon yayang dong 🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️💃💃💃
Zhu Yun💫
Mulai kepo kan,,, eeaaa 💃💃💃💃💃
Zhu Yun💫
Sesuatu apakah itu yang timbul 🤭
Nazefa: tongkat milik kera sakti..🤭🤣🤣🤣
total 1 replies
Không quan tâm🧚‍
❤️❤️❤️ Cerita jadi semakin hidup berkat tulisanmu thor!
Nazefa: terimakasih atas dukungannya Kaka..🙏🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!