Jangan lupa likenya😘
Awal cerita tentang ibu rumah tangga yang bernama Rosella, dia mendapati kalau suaminya yang dia cintai bercumbu dikamar hotel bersama sekertaris pribadi nya.
saat Rosella pergi dari tempat itu, dia yang dikejar oleh suaminya, tiba-tiba sebuah mobil menabrak Rosella dan dia meninggal ditempat kejadian.
Tiba-tiba saja dia mendengar suara tawa dan candaan, saat dia membuka mata dan dia melihat kalau dirinya ada di kelas SMA nya yang dulu.
Saat itu dia belum bertemu dengan suaminya Mario, tapi dia untuk pertama kali nya, dirinya bertemu dengan Martin kakak Mario yang menjadi guru magang disekolah Rosella dulu.
Apakah Rosella akan memperbaiki hubungan dirinya dengan Mario?
atau sebaliknya dia malah memilih pria lain dan tidak mau kembali kepada Mario?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rosella yang kerepotan.
Penderita Rosella pun dimulai saat dia berkerja di rumah sakit kakeknya sendiri, hampir semua perawat di rumah sakit tersebut memusuhi Rosella.
Mereka tidak suka Rosella, perawat baru langsung bisa menjadi asisten Martin. Terutama Marta, senior Rosella yang berkerja disana cukup lama, dia sudah mengincar Martin untuk menjadikannya kekasihnya.
Saat Rosella di pilih menjadi asisten Martin, dia sedang absen. Jadi Marta tidak tahu kalau Rosella menjadi asisten baru Martin.
Keesokan harinya Rosella berkerja seperti biasanya, yang berbeda para rekannya memandangnya dengan tatapan sinis.
Tapi Rosella tidak memperdulikan mereka dan dia tetap berkerja seperti biasanya, dia yang berganti sip dengan perawat malam.
Rosella membaca kondisi pasien, dengan teliti. Di kejauhan Marta dan Weni, memperhatikan Rosella dari jauh.
"Jadi dia perawat baru, yang menyerobot perkerjaan yang aku inginkan" Ucap Marta dengan tatapan sinis.
"Iya, gadis licik itu yang sekarang menjadi asisten dokter Martin" Ucap Weni dengan kesal.
Setelah mengamati Rosella, mereka berdua lalu pergi dari sana.
Rosella dengan santainya,dia berjalan kearah ruang praktek Martin.Saat melewati pintu darurat, Tiba-tiba saja tangan Rosella ada yang menariknya dan masuk kedalam pintu darurat tersebut, sontak saja itu membuat Rosella terkejut.
Saat masuk kedalam Rosella, didorong kearah pojok dekat tangga darurat.
Sehingga tubuhnya terbentur cukup keras ke tembok.
Bruk
Rosella pun pundaknya merasa kesakitan, lalu dia mengarahkan pandangannya kearah orang yang mendorong dirinya.
Ternyata mereka adalah Marta dan Weni, mereka perawat senior Rosella.
"Siapa kalian? " Tanya Rosella yang tidak mengenal mereka berdua.
"Kami ini senior mu! " Jawab tegas Weni dengan nada marah.
"Jadi seperti ini perawat baru yang berani mengoda dokter Martin" Ucap Marta dengan sinis.
"Apa maksud kalian?, untuk apa aku mengoda Martin? " Tanya Rosella.
"Jangan pura-pura bego!, kamu kan yang dengan kecantikan mu itu berani mengoda dokter kesayangan kami" Ucap Marta yang kesal.
Rosella pun terdiam dengan senyum kecil diwajahnya, dia pun mengerti kenapa mereka berdua bersikap seperti itu pada dirinya.
Weni yang kesal dengan senyum Rosella, dia pun menegurnya.
"Kenapa kamu senyum seperti itu?, apa kamu mau meledeki kami? " Tanya Weni yang kesal.
"Aku cuma tersenyum saja lihat sikap kekanak-kanakan kalian berdua, kalian pasti cemburu dan iri padaku karena aku bisa dekat dengan dokter Martin" Ucap Rosella sambil tersenyum.
"Dasar gadis sok tahu! " Seru Marta yang kesal.
"Sebaiknya kita beri gadis ini pelajaran saja Marta" Ucap Weni.
"Kau benar! " Seru Marta.
Saat mereka mau memukul Rosella, tiba-tiba saja tangan Rosella menahan pukulan mereka berdua.
"Kalian mau melakukan kekerasan kepada ku ditempat kerja, memangnya kita ini masih remaja. Jika kalian melakukan kekerasan kepada ku, maka aku tidak segan-segan melaporkan kalian berdua pada polisi agar kalian ditahan dan kalian juga kehilangan perkerjaan kalian berdua" Ucap tegas Rosella, dengan meninggikan nada suaranya.
Lalu Rosella melepaskan tangan mereka berdua yang mulai ciut nyali mereka mau melakukan kekerasan kepada Rosella, mereka berdua saling melemparkan pandangan mereka untuk pergi menjauh dari Rosella.
"Ternyata gadis ini pintar juga" Pikir Marta "
"Aku tidak mau masuk kedalam penjara, apalagi tagihan ku masih banyak. Sebaiknya aku lekas pergi dari sini saja" Pikir Weni.
Mereka berdua pun akhirnya pergi dari sana dan turun lewat tangga darurat, dengan tatapan yang masih tidak menyukai Rosella.
Rosella melipat tangannya kedepan, sambil menatap mereka berdua yang pergi menjauhi dirinya.
"Dulu Deby, sekarang aku harus menghadapi pengila Martin dua lagi. Merepotkan sekali! " Gerutu Rosella.
Rosella pun keluar dari pintu darurat dan kembali bertugas seakan-akan tidak terjadi apa-apa, Martin yang merasakan ada yang salah dengan Rosella hari ini.
Setelah menyelesaikan tugasnya Martin, memberanikan dirinya untuk menanyakan apa yang terjadi pada dirinya.
Rosella pun masuk menyerahkan dokumen tentang pasien pada Martin seperti biasanya, tapi bukan dengan senyum manis seperti biasanya. Dia memasang wajah cemberut pada Martin.
Saat Rosella akan pergi, Martin memegang tangannya.
"Hari ini kamu kenapa? " Tanya Martin.
"Tidak, memangnya harus terjadi sesuatu" Jawab Rosella dengan ketua.
"Apa ada perawat disini mengganggumu? " Tanya Martin dengan tegas.
Rosella yang tidak tahan dengan perasaannya yang kesal karena mereka berdua, dia pun secara terang-terangan marah kepada Martin.
"Ini salahmu! " Seru Rosella yang kesal.
"Salahku memangnya apa salahku? " Tanya Martin yang tidak mengerti dengan ucapan Rosella.
"Salahmu punya wajah tampan, salahmu kamu menjadi idola dihati para perawat disini. Sehingga aku kerja jadi tidak nyaman, karena para penggemar mu yang marah padaku" Ucap Rosella.
"Jangan hiraukan mereka!, aku memilih mu karena aku lebih nyaman bersama mu" Ucap Martin.
"Seharusnya kamu bilang kepada mereka kalau kamu sendiri yang memilih ku, bukan karena aku yang menggoda dirimu. Aku juga berkerja secara profesional, mana mungkin aku bekerja hanya jual wajah agar bisa menjadi asisten dokter" Ucap Rosella yang kesal.
Martin pun merasa kalau sekarang Rosella sedang cemburu dengan dirinya, dia pun senyum-senyum sendiri.
"Kenapa dokter tersenyum? " Tanya Rosella. "Apa aku ini lucu? " Tanya lagi Rosella.
"Tidak, aku suka jika kamu cemburu seperti ini" Ucap Martin.
"Dok.. ter salah paham, mana mungkin aku cemburu yang benar saja! " Ucap Rosella yang mengmungkiri perasaannya.
Martin pun terus mengoda Rosella, dan Rosella berusaha menutupi perasaannya sebenarnya pada Martin.
Saat Martin dan Rosella bercanda, tiba-tiba ponsel Rosella berbunyi. Rosella pun melihat ponsel nya dan ternyata yang menelepon dirinya Louis.
"Kak Louis! " Ucap Rosella.
Martin pun langsung berubah wajahnya yang tadi bahagia,dan sekarang menjadi cemberut setelah Rosella menyebutkan nama pria lain.
"Siapa yang menelepon mu? " Tanya Martin yang penasaran.
Tapi Rosella tidak menghiraukan pertanyaan dari Martin.
"Dok, aku mau keluar sebentar untuk angkat telepon sebentar" Ucap Rosella.
Rosella yang terburu-buru pergi keluar dari ruangan Martin, dan itu menambah penasaran dengan pria yang bernama Louis.
"Apa itu pria yang menjemput Rosella di hotel? " Pikir Martin.
Dia pun mencoba menguping pembicaraan Rosella dengan Louis, dia membuka sedikit pintu ruangannya sambil mengeluarkan setengah tubuhnya agar bisa mendengar apa yang dibicarakan Rosella.
Dan sikap Martin tersebut ditonton oleh rekan kerjanya dan para perawat yang sedang mondar-mandir disana, Sikap Martin seperti itu menjadi pembicaraan semua rekannya.
Fery yang kebetulan lewat sana, melihat rekannya dan suster disana, bahkan pasien yang sedang berbisik sambil melihat kearah ruang praktek Martin.
Karena dia penasaran, akhirnya dia bertanya kepada perawat yang lewat.
"Ada apa dan apa ada yang lucu diruangan praktek dokter Martin? " Tanya Fery.
"Sebaiknya dokter lihat sendiri saja, dokter Martin mempunyai sikap lucu juga! " Ucap perawat tersebut sambil tersenyum.
Fery pun bertambah penasaran dengan temannya itu, sebenarnya apa yang terjadi disana.