NovelToon NovelToon
Panji Rawit Dan Keempat Selirnya

Panji Rawit Dan Keempat Selirnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:137.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ebez

Seorang pendekar muda bernama Panji Rawit menggegerkan dunia persilatan dengan kemunculannya. Dia langsung menjadi buronan para pendekar setelah membunuh salah seorang dedengkot dunia persilatan yang bernama Mpu Layang, pimpinan Padepokan Pandan Alas.



Perbuatan Panji Rawit ini sontak memicu terjadinya kemarahan para pendekar yang membuatnya menjadi buronan para pendekar baik dari golongan putih ataupun hitam. Sedangkan alasan Panji Rawit membunuh Mpu Layang adalah karena tokoh besar dunia persilatan itu telah menghabisi nyawa orang tua angkat nya yang memiliki sebilah keris pusaka. Ada rahasia besar di balik keris pusaka ini.




Dalam kejaran para pendekar golongan hitam maupun putih, Panji Rawit bertemu dengan beberapa wanita yang selanjutnya akan mengikuti nya. Berhasilkah Panji Rawit mengungkap rahasia keris pusaka itu? Dan apa sebenarnya tujuan para perempuan cantik itu bersedia mengikuti Panji Rawit?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelora Asmara Janda Kembang

Kecepatan tangan Larasati menangkap lemparan tulang ayam yang mengandung tenaga dalam ini jelas bukan hal yang bisa dilakukan oleh orang biasa. Ada sebuah rahasia yang dimiliki oleh perempuan cantik berusia 3 windu ini.

Ancaman Larasati tentu saja membuat geram dua orang yang mengincar sepasang gembel yang sedang asyik menikmati makanan mereka. Salah seorang di antara mereka berdua menggebrak meja dengan keras sebelum bangkit dari bangku tempat duduknya.

"Apa maksud mu bicara seperti itu, heh Nisanak Pemilik Warung Makan?! Apa kau tidak tahu siapa kami hah?! ", balas si lelaki bertubuh gempal dengan kumis sebesar pisang ambon itu segera.

" Di kota ini, siapa yang tidak kenal dengan Tumenggung Brajapati? Tentu saja aku tahu siapa kau ini. Tapi meskipun kau adalah punggawa Kadipaten Lwaram, apa kau pikir aku takut dengan mu heh?

Jangankan cuma kau yang seorang tumenggung, bahkan Senopati Tambaksegoro pun harus berhati-hati jika ingin menyinggung ku.. ", ucap Larasati dengan penuh percaya diri.

" Kau.... ", lelaki berkumis tebal yang dikenal sebagai Tumenggung Brajapati itu tak meneruskan omongan nya kala tangannya di cekal oleh kawan yang masih duduk di hadapannya. Lelaki muda itu menggelengkan kepalanya dengan lemah tapi isyarat itu masih bisa dilihat oleh sang perwira Kadipaten Lwaram itu.

Setelah melakukan hal itu, si lelaki muda itu segera bangkit dan berjalan mendekati Larasati sambil tersenyum ramah. Tumenggung Brajapati mengekor di belakangnya, mirip seekor anjing yang patuh pada tuan nya.

"Bibi Larasati, atas nama Tumenggung Brajapati aku meminta maaf karena telah menyinggung mu. Mohon kau tidak memperpanjang masalah ini. Cukup selesai sampai disini saja", ucap lelaki muda itu yang tak lain adalah Pangeran Wiratama, putra kedua Adipati Aji Wiraprabhu dengan penuh kesopanan.

"Rupanya Pangeran Wiratama cukup pintar juga melihat situasi. Tidak seperti bawahan mu yang tidak punya otak ini. Lain kali jika dia berani macam-macam di tempat ku lagi, jangan salahkan aku jika berbuat kasar kepadanya", Tumenggung Brajapati hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat mendengar ejekan Larasati itu.

"Terimakasih atas kemurahan hatinya Bibi. Sudah mulai malam, sebaiknya aku segera pulang ke Keputran Lwaram. Oh iya, untuk biaya makan nya aku sudah meletakkan nya di meja. Permisi Bibi.. ", selesai berkata demikian, lelaki muda berpakaian bangsawan itu segera melangkah keluar dari dalam warung makan diikuti oleh Tumenggung Brajapati. Dua orang abdi yang berjaga di luar warung makan segera membuka payung untuk keduanya dan sebentar kemudian keduanya sudah menghilang dari pandangan mata semua orang dalam derasnya hujan yang mengguyur kawasan Kota Lwaram.

Ditengah guyuran air hujan, Tumenggung Brajapati segera mendekat ke arah Pangeran Wiratama.

"Gusti Pangeran, ada hubungan apa sebenarnya antara Gusti Pangeran dengan perempuan itu? Setahu hamba kerabat istana Lwaram tidak ada dia. Kenapa Gusti Pangeran harus merendahkan diri di depannya? ", tanya Tumenggung Brajapati segera. Pangeran Wiratama segera menghentikan langkah kaki nya mendengar pertanyaan bawahannya.

" Brajapati, untuk kau ketahui perempuan bernama Larasati itu memang bukan kerabat dekat Istana Lwaram. Akan tetapi ia adalah bibi dari kakak tiri ku Pangeran Wirapati karena Permaisuri Kemuning adalah kakak dari Larasati. Satu lagi, suaminya pernah menyelamatkan Kanjeng Romo Adipati Aji Wiraprabhu dari kepungan para perampok dengan mengorbankan dirinya sendiri. Karena itu Kanjeng Romo Adipati memberikan perintah agar semua orang menghormatinya. Jika ada yang berani mengusiknya, sudah pasti Kanjeng Romo Adipati akan murka.

Karena itu, lebih baik tidak macam-macam dengan janda kembang itu. Dia bukan perempuan sembarangan.. ", tutur Pangeran Wiratama sembari tersenyum tipis.

" Maksud Gusti Pangeran? Hamba kurang mengerti.. ", kembali Tumenggung Brajapati bertanya.

" Sebelum menikah, dia adalah murid kinasih ( kesayangan ) Begawan Panduwinata dari Pertapaan Harinjing, Brajapati..

Seberapa dalam ilmu kanuragan yang ia punya, kau tahu sendiri nama besar orang tua itu. Dia kondang memiliki banyak ilmu kesaktian dan Larasati pun menguasai sebagian dari ilmu nya juga. Sudahlah, tak perlu berurusan lagi dengan nya. Aku tidak mau membuat marah Kanjeng Romo Adipati. Jika beliau murka, maka kesempatan ku untuk bersaing dengan Kangmas Wirapati akan semakin mengecil. Ayo pulang ke kediaman ku.. ", Pangeran Wiratama menghentikan omongan nya lalu bergegas melangkah ke arah puri yang menjadi tempat tinggalnya.

Tumenggung Brajapati yang pendendam, mendengus lirih sembari mengikuti langkah tuan nya. Tetapi dia sudah menyiapkan sebuah rencana untuk memberi pelajaran pada janda kembang pemilik warung makan itu.

Sementara itu, setelah kepergian Pangeran Wiratama dan Tumenggung Brajapati, Larasati kembali duduk di tempatnya seperti semula sambil berharap ada pengunjung yang datang ke warung makan nya. Akan tetapi hingga malam semakin larut, hujan tak juga mereda malah bertambah deras. Sudah pasti tak akan ada lagi orang yang datang ke warung.

"Ndoro Larasati, apa tidak sebaiknya warung makan nya kita tutup saja? Sepertinya tidak ada lagi orang yang mau mampir ke tempat kita ini saat cuaca seperti ini.. ", ucap Yu Darmi yang merupakan pembantu nya yang paling tua. Larasati menghela nafas panjang mendengar nya.

" Ya kalau mau di tutup ya di tutup saja, Yu. Lagipula aku juga ingin beristirahat lebih awal", balas Larasati dengan nada ogah-ogahan.

"Lantas bagaimana dengan mereka? ", Sentiko yang turut mendekat, menunjuk ke arah sepasang gembel yang duduk dekat jendela warung makan. Mendengar pertanyaan itu, Larasati langsung teringat dengan dua orang itu. Dahinya berkerut sedikit tanda ia sedang berpikir keras. Lalu setelah mendapatkan pemecahan masalah yang dia inginkan, Larasati bergegas mendekati sepasang gembel itu segera.

"Kisanak, Nisanak..

Mohon maaf warung nya akan kami tutup saja. Cuaca seperti ini tidak mungkin ada orang yang mau datang. Tapi kalian jangan khawatir, di tempat ku masih ada tempat untuk kalian berteduh dan membersihkan diri. Jika mau, kalian berdua bisa ikut dengan ku.. ", ujar Larasati dengan tulus.

" Lah kami tidak mau menginap cuma-cuma di rumah mu, Nisanak. Ini upah menginap di rumah mu.. ", si gembel perempuan yang tak lain adalah Pramodawardhani merogoh balik bajunya yang compang-camping dan mengulurkan 4 kepeng perak ke arah Larasati. Perempuan cantik itu cukup terkejut dengan hal ini akan tetapi ia langsung menyadari bahwa penampilan gembel kedua orang ini jelas merupakan sebuah penyamaran.

Di sebuah rumah besar yang berjarak sekitar 100 tombak dari warung makan itu, Larasati membawa sepasang gembel yang tak lain adalah Panji Rawit dan Pramodawardhani. Yu Darmi, Sri dan Warni ternyata juga tinggal serumah dengan majikan mereka. Hanya Sentiko saja yang sudah tinggal terpisah di rumah kecil yang ada di sudut pekarangan rumah besar itu.

Yu Darmi segera mengantar Panji Rawit dan Pramodawardhani ke tempat mandi untuk membersihkan diri. Pramodawardhani mengambil tempat lebih dulu hingga Panji Rawit harus menunggu sampai perempuan itu selesai. Segera setelah itu, ia bergegas mandi di tempat mandi yang ada di sebelah dapur yang berjarak sekitar 4 tombak.

Saat Panji Rawit sedang mandi, ia melepaskan penyamaran Ajian Malih Rupa yang membuat parasnya kembali rupawan seperti semula. Larasati yang belum makan sesuatu sedari tadi siang, berangkat ke dapur untuk mencari makanan. Pada saat itulah Larasati melihat perubahan wujud pada Panji Rawit. Perempuan cantik yang pernah menjadi seorang istri dari seorang perwira prajurit itu langsung terperangah melihat tubuh Panji Rawit yang kekar. Akan tetapi ia cepat bersembunyi dan terus mengintip ke arah kamar mandi. Sekarang dia benar-benar yakin bahwa penampilan gembel dan memelas Panji Rawit dan Pramodawardhani hanya penyamaran semata.

'Orang ini benar-benar susah ditebak. Siapa dia sebenarnya?'

Perlahan Larasati merasakan debaran tak karuan pada jantungnya. Sebagai perempuan yang pernah merasakan sentuhan seorang lelaki, jujur saja Larasati merasakan kesepian setelah lama menjanda. Sosok rupawan Panji Rawit lengkap dengan tubuh tegap dan kekar, membuat perempuan cantik berusia 3 windu ini mampu merasakan kembali apa yang sempat mati dalam hatinya. Sebuah perasaan ketertarikan terhadap lawan jenis.

Tiba-tiba...

Krriiiieeeeeeeeettttttt..!!!

Derit suara pintu dapur yang cukup keras karena gesekan kayu membuat semua orang terkejut mendengar nya. Tak hanya Panji Rawit yang buru-buru menggunakan kembali Ajian Malih Rupa, Larasati pun juga gelagapan dan segera menoleh ke arah pintu yang terbuka. Terlihat Sri melangkah masuk ke dapur.

"Ndoro Larasati, sedang apa di.... "

Belum sempat Sri menyelesaikan omongannya, Larasati bergerak cepat membungkam mulut perempuan muda itu.

"Ssssttt jangan bicara keras-keras.. ", peringat Larasati segera sambil melotot. Belum sempatkan Sri menjawab, tepat pada saat yang bersamaan dengan Panji Rawit yang masuk dengan gayanya yang sedikit menunduk.

"Loh Ndoro Larasati dan Sri kok berkumpul disini. Memang nya ada apa? ", tanya Panji Rawit dengan sopan.

" Eh itu anu, Yu Darmi minta diambilkan minum. Aku menemani Sri mengambilnya.

Sudah selesai mandinya Kakang Rawit? ", Larasati mencoba untuk mengalihkan pembicaraan dengan bertanya pada Panji Rawit.

" Sudah selesai Ndoro Larasati. Saya permisi dulu, ingin beristirahat lebih awal ", jawab Panji Rawit sambil tersenyum. Senyuman yang kini memiliki arti berbeda dalam hati Larasati.

Setelah Panji Rawit pergi, Larasati menghela nafas lega. Melihat tingkah laku majikannya yang tiba-tiba berubah menjadi santun pada Panji Rawit yang telah kembali menjadi gembel, Sri tak bisa menyembunyikan rasa penasaran nya dengan bertanya,

"Kog sekarang Ndoro Larasati menjadi baik sekali pada gembel itu. Tidak seperti tadi yang biasa-biasa saja.

Memangnya ada apa Ndoro?"

1
andymartyn
duet maut Pramodhawardhani - Larasati
Eddy Airborne
up
Sarip Hidayat
waaah.. pantesan berani.. orang yg ditakuti ternyata sudah tiada/Frown/
Windy Veriyanti
namanya : Sepasang Iblis Pencabut Nyawa...
eh lha kok justru nyawa mereka sendiri yang tercabut 😆
modyar dengan express dan success 😀
Windy Veriyanti
ilmu apa itu ya yang dikuasai Dewi Sekar Lembayung?
bisa membuat tanah terbelah...keren! 👍
Windy Veriyanti
bisa dibilang Mpu Kali hanya mengantarkan nyawanya sendiri...😈
Ajian Malih Butha tak ada gregetnya di hadapan Lokapala 😄
Ali Gilih
kira" kemampuan apa yg di miliki Dewi Sekar lembayung ini..kalo bukan karna kemampuan dia mnkin si rawit akan kewalahan menghadi si Kali ini yg berubah wujud..

up teruus kang ebeezz..🤗🤗
Andbie
modyar kabeh..
breks nets
Weh Dewi Sekar sangar tenan ngidam lemah mbiyak kabeh wkwkwk
Tarun Tarun
loh ternyata Dewi Sekar lembayung jg mmpunyai klbihan toh.

tuh kan bnr iblis pencabut nyawa cmn skdr nama.
nyatanya nyawa mreka sndiri yg di cabut
Kakasefti
lanjut
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Memang mantul Pramodawardhani jadi eksekutor, beberapa pendekar kondang harus meregang nyawa setelah lehernya kena tebasan pedangnya👍kerja bagus 😁
asta guna
btw itu lembayung pake ilmu timun emas hehehe
asta guna
wow.. dibelah kek roti hahah
Windy Veriyanti
Ki Pitaya...panjenengan ngeten 👍👍👍
Ebez: hehehe makasih banyak buat dukungan nya kak Windy 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Windy Veriyanti
kocak nih...gurunya iblis pencabut nyawa sebel banget karena ilmunya ketahuan kelemahannya 😂😆😅
Ebez: hehehe mungkin ia mulai cemas kak Windy 🤣🤣🤣
total 1 replies
Kakasefti
di tunggu up selanjutnya
Ebez: sudah otw tuh kak Sefti 😁😁🙏🙏
total 1 replies
Eddy Airborne
mantap
Ebez: terimakasih atas dukungan nya bang Eddy 😁😁🙏🙏
total 1 replies
Widi Nugroho
ki pitaya ini banyak sahabat.. banyak pengalaman.. apa juga dulunya seorang pendekar yg suka melanglang buana
Ebez: ada sesuatu yang sengaja dirahasiakan oleh Ki Pitaya bang Widi 🙏🙏😁😁
total 1 replies
😎Zen Kamsider😎
aku 🤔 aku iki anak lanang...anak e pak e buk e 😁🤣🤣
😎Zen Kamsider😎: tau aja kang 😅😅
Ebez: lah malah nyanyi lagunya Ndarboy nih bang Zen 🤣🤣🙏🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!