Sesa adalah gadis cantik dan anggun yang secara diam - diam mencintai kekasih dari sahabat.
Memendam cinta kepada seorang pria selama 10 tahun lamanya. Tapi cinta tak berpihak padanya di saat sahabatnya menggandeng seorang pria sebagai kekasihnya yang tak lain adalah pria yang selama ini di cintai Sesa.
Tidak ingin melukai sahabatnya Sesa lebih memilih untuk melupakan cintanya. Tapi apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan, di saat Sesa mencoba melupakan pria itu, justru mereka malah terikat sebuah benang merah.
Lalu apa yang harus Sesa lalukan? Akankah Sesa menolak keinginan keluarganya demi kebahagiaan sahabatnya? Atau lebih memilih mengikuti keinginan keluarganya meski hatinya sendiri terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
payung
Tidak pernah terbayangkan bagi Sesa akan berada dalam posisi seperti ini. Menjadi orang ketiga dalam hubungan sahabatnya sendiri. Seperti saat ini Sesa hanya diam duduk di kursi belakang, sedangkan dua orang di depannya saling tertawa dan sesekali memberikan sentuhan-sentuhan mesra.
"Untuk apa tadi malam kamu sempat menolak keinginan Della ini jika sekarang kamu pun menurutinya Mas" Batin Sesa.
"Sa, kamu ngga tidur kan?" Della membuyarkan lamunan Sesa.
"Enggak" Jawab Sesa singkat.
"Sorry ya loe harus jadi obat nyamuk buat gue. Mau gimana lagi, kalau keseringan ke apartemen takut tiba-tiba mertua loe dateng. Kan gue ngga enak jadinya" Ucap Della.
"Iya gapapa" Malas sebenarnya Sesa menanggapi Della. Karena Sesa tau pasti ada sepatah dua patah kata di antara kalimat Della yang akan menyakiti perasaan Sesa. Seperti yang baru saja Della ucapkan, apa benar Della hanya menganggapnya sebagai obat nyamuk?
Setibanya di restoran yang di inginkan Della mereka memesan makanan kemudian menikmatinya. Tidak ada obrolan yang berarti bagi Sesa karena Sesa hanya diam. Telinganya mendengarkan apa saja yang Yuga dan Della bicarakan namun matanya sama sekali enggan menatap mereka.
"Sayang, apa kamu akan tetap mempertahankan pernikahan kalian?" Kali ini ucapan Della mampu membuat Sesa tertarik.
"Maksud kamu apa?" Tanya Yuga.
"Untuk apa mempertahankan pernikahan ini, toh kalian tidak saling mencintai. Bukanya keadaan kakek sudah membaik. Kenapa tidak secepatnya bercerai?"
Yuga beralih menatap manik mata Sesa. Yuga tidak bisa membaca dengan jelas apa maksud dari tatapan Sesa itu.
"Kenapa tatapannya menjadi sendu seperti itu. Kenapa hatiku selalu berdenyut ketika melihat wajah sendunya? Mungkinkah dia tidak menginginkan pernikahan ini berakhir?" Yuga masih menelisik ke dalam mata Sesa mencari kebenaran di dalam sana.
Sesa ingin tau apa jawaban Yuga, benarkah sebentar lagi ia akan menyandang status janda? Tapi jawaban itu tak kunjung keluar dari mulut Yuga. Mereka berdua hanya saling menatap, sama-sama berkutat dengan pikiran masing-masing.
"Sayang, kok diem aja sih" Della mengembalikan kesadaran Yuga dengan menggenggam tangan Yuga yang berada di atas meja.
"Kita bahas ini lain kali, sudah malam sebaiknya kita pulang" Yuga memanggil pelayan untuk menanyakan bill nya.
Sementara Sesa sedikit kecewa karena tidak mendapatkan kepastian dari rumah tangganya.
-
Angin malam bertiup sedikit kencang dengan langit yang tertutup awan gelap. Sepertinya air hujan sebentar lagi akan menyapa bumi. Jalanan kota jakarta sudah mulai lenggang karena sudah hampir jam 9 malam. Mobil mewah Yuga membelah padatnya kota jakarta.
Beberapa menit lagi akan sampai di apartemen Della. Tapi air hujan tak sabar lagi untuk turun. Titik-titik hujan mulai menyentuh tanah. Yuga menuju apartemen Della terlebih dahulu karena mobil Della yang tadi di tinggalkan di cafe milik Sesa. Yuga merasakan ada yang aneh pada mobilnya. Yuga mencoba menepikan mobilnya. Belum berhenti sepenuhnya tapi mesin mobil tiba-tiba mati dengan sendirinya.
"Loh kenapa sayang?" Tanya Della.
Yuga tak menjawab tapi malah keluar lalu membuka kap mobilnya.
"G*la mobil mewah gini bisa mogok juga ternyata" Della menggerutu.
Sesa melihat kondisi di luar hujan sudah semakin deras. Tanpa berpikir panjang Sesa mengambil payung lipat di car seat organizer. Sesa keluar menghampiri Yuga.
Della yang melihat Sesa hanya bisa diam mengingat derasnya hujan di luar sana. Ia tak mau ikut basah kuyup.
"Mau caper ternyata" cibir Della di dalam mobil.
Yuga sedang mengotak atik bagian dalam mobilnya. Mencoba sebisa mungkin untuk segera menghidupkan mobilnya. Tak peduli dengan bajunya yang sudah mulai basah karena hujan yang cukup deras. Tiba-tiba air hujan berhenti menerjang tubuhnya. Tidak mungkin hujan sudah berhenti sementara suaranya masih sangat deras terdengar. Yuga mengangkat kepalanya untuk memastikan. Ia tersenyum melihat sebuah payung melindunginya dari derasnya hujan.
"Makasih Sayang" Ucap Yuga tanpa melihat siapa yang berada di sampingnya.
"Iya Mas" Yuga seketika memalingkan wajahnya. Ia terkejut ternyata bukan Della yang berada di sampingnya melainkan istrinya, Sesa.
Sesa mengusap wajah Yuga yang basah dengan tisu yang sempat dibawanya sebelum keluar mobil. Yuga terkejut dengan perlakuan Sesa, Ia hanya diam menerima sentuhan tangan Sesa di wajahnya. Mata Yuga menelusuri seluruh wajah ayu Sesa. Lebih dari sepuluh detik manik mata mereka saking bertemu. Hingga Sesa memutusnya lebih dahulu, jantung Sesa sudah ingin keluar dari singgah sananya.
"Makasih Sesa" Ucap Yuga akhirnya menyadarkan Sesa dari perasaan hangatnya setelah tadi menyebut kata Sayang yang tentu saja sebenarnya untuk Della.
"Mobilnya kenapa Mas?" Sesa mencoba mengalihkan tatapan Yuga.
"Belum tau" Yuga mulai memeriksa mobilnya lagi. Sedangkan Sesa masih setia menemani Yuga walau merasa kedinginan karena punggungnya mulai basah kuyup. Payung sekecil ini tidak cukup untuk dua orang. Sedangkan Sesa lebih mencondongkan payungnya ke arah Yuga.
Yuga melirik ke arah Sesa, kemudian menarik pinggang Sesa untuk mendekat ke arahnya.
"Punggungmu basah, mendekatlah" Ucap Yuga persis di telinga Sesa membuat badannya menegang seketika, ditambah tangan Yuga yang bertengger di pinggangnya.
"Sepertinya ada kabel yang putus, saya telepon Doni saja untuk kesini" Ucap Yuga merasa tak bisa memperbaiki mobilnya.
"Ini sudah malam Mas, mungkin Pak Doni juga sudah tidur. Lebih baik kita naik taksi saja" Lagi-lagi suara lembut Sesa sangat menggelitik di telinga Yuga. Tapi Yuga seperti terhipnotis dengan itu hingga hanya mampu menganggukkan kepalanya.
Yuga menutup kap mobilnya lalu mengantar membawa Sesa masuk ke dalam mobil dengan tangan masih menempel pada pinggang Sesa. Sebenarnya Yuga sadar atau tidak dengan tingkahnya itu. Tapi hal itu tak lepas dari pengawasan Della, hingga membuat wanita itu naik pitam.
"Udah mesra-mesranya?" Sinis Della saat Yuga dan Sesa sudah masuk ke dalam mobil.
"Apa maksudnya Della?" Sesa sungguh tidak tau maksud Della.
"Ngga usah pura-pura b*d*h, sengaja kan payungin cowok gue biar bisa deket-deket. Mau caper kan loe" Della benar-benar meluapkan kekesalannya.
"Sudah Della hentikan, sudah malam kita pesan taksi saja untuk pulang" Yuga menghentikan Della yang terus saja menyalahkan Sesa.
"Terserah" Ketus Della.
Setelah menunggu beberapa menit taksi untuk Della tiba lebih dulu. Yuga memang sengaja memesan dua karena rumah Della yang berbeda arah. Lagi pula Yuga dan Sesa sudah kedinginan karena baju yang basah.
"Maaf ngga bisa antar kamu, hati-hati ya" Yuga mengusap kepala Della.
"Iya gapapa, nanti hubungi aku kalau sudah sampai rumah" Della mendekat lalu memberikan kecupan singkat di pipi kiri Yuga. Sesa segera mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Badannya yang terasa dingin mendadak panas seketika.
Yuga terkejut dengan serangan tiba-tiba dari Della. Walau Yuga tidak mencintai Sesa namun terbesit rasa bersalah karena wanita lain menciumnya di depan istrinya sendiri.
-
-
Untuk kalian readers tercinta😚