NovelToon NovelToon
Istri Kedua Dokter Pram

Istri Kedua Dokter Pram

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Menikah Karena Anak
Popularitas:97.6k
Nilai: 5
Nama Author: AmiRas

dr. Pramudya Aryatama, Sp. An. harus terpaksa menikahi saudari sepupu dari mendiang istrinya karena desakan keluarga, juga permintaan terakhir Naina. Belum lagi putranya yang berusia 2 tahun membutuhkan kehadiran seorang ibu.

Bisakah dr. Pram menerima Larasati sebagai istrinya, sedangkan ia sendiri masih begitu terpaku pada kenangan dan cintanya pada mendiang istrinya? Lalu bagaimana Larasati harus menghadapi sosok pria seperti dr. Pram yang kaku juga dingin dengan status dirinya yang anak yatim piatu dan status sosial jauh di bawah keluarga pria itu.

Banyak hal yang membentengi mereka, tetapi pernikahan membuat mereka menjadi dua orang yang harus saling terikat. Bisakah benih-benih perasaan itu hadir di hati mereka?

Jangan lupa subscribe biar dapat notifikasi updatenya, ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AmiRas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sweet

Aulia duduk di kafe favoritnya, menatap ke luar jendela dengan mata yang menyala penuh kemarahan. Rencana yang sudah ia susun rapi untuk membuat salah paham antara dokter Pram dan Laras berantakan. Bukannya hancur, hubungan kedua pasangan itu malah semakin membaik dan akur. Aulia mengepalkan tangannya di bawah meja, menahan diri untuk tidak membanting sesuatu.

"Aulia, kenapa kamu terlihat begitu kesal?" tanya Rendy yang baru saja datang dan duduk di depannya.

Aulia mendesah keras, "rencana kita gagal, Rendy. Bukannya hancur, mereka malah semakin dekat!"

Rendy mengangkat alisnya, sedikit terkejut.

"Apa yang terjadi?"

"Setelah aku mengirim foto-fotomu bersama Laras, dan kamu yang mendatangi Mas Pram kukira itu akan membuat Mas Pram membuang wanita itu. Namun, ternyata tidak!" Aulia meraih gelas kopinya dan meneguknya dengan gusar.

"Aku gak mau terlibat lagi, setelah kemarin tugasku sudah selesai dan kita tidak ada lagi kerja sama apapun, Aulia."

Aulia mendengus, "aku akan bergerak sendiri. Kamu tidak membantu sama sekali!"

Rendy mengendik bahu acuh. Ia pamit undur diri dari hadapan Aulia, meninggalkan wanita itu yang masih diliputi kekesalan.

"Aku belum akan menyerah atas kamu, Mas Pram!" gumamnya penuh tekad.

...*******...

Jam sudah menunjukkan angka sebelas malam, tetapi Laras masih terjaga. Wanita muda yang tengah hamil dua bulan itu duduk di sofa ruang tamu, membaca buku dengan mata sayu. Kegelisahan menghantui pikirannya, tak mampu tertidur tanpa kehadiran suaminya, yang belum pulang dari rumah sakit.

Setiap lembar buku yang dibaca Laras hanya memberikan sedikit penghiburan. Jam berdentang, menandakan sudah pukul sebelas malam. Laras melirik ke arah pintu, berharap mendengar suara langkah kaki Dokter Pram yang pulang. Hatinya berdebar setiap kali mendengar suara di luar rumah, tetapi keheningan kembali menyelimuti.

Tanpa sadar, Laras terlelap di sofa dengan buku yang masih terbuka di tangannya. Tak lama kemudian, suara langkah kaki yang berat terdengar di depan pintu. Pria itu akhirnya pulang. Ia membuka pintu dengan hati-hati, tak ingin mengganggu siapa pun yang mungkin sudah tertidur.

Ketika masuk ke dalam rumah, pandangan Dokter Pram tertuju pada Laras yang tertidur di sofa. Wajah wanita itu terlihat lelah, tetapi ada ketenangan yang terpancar dari wajahnya.

Pria itu mendekat, merapikan selimut yang sedikit terbuka dan melihat buku yang masih terbuka di tangan Laras. Dokter Pram mengambil buku itu perlahan, takut membangunkan Laras. Namun, gerakan itu membuat Laras terbangun. Matanya yang sayu perlahan terbuka, dan ia melihat sang suami di depannya.

"Mas ... kamu sudah pulang?" Suara Laras terdengar serak karena mengantuk.

"Iya, maafkan aku, sudah larut," jawab dr. Pram dengan suara yang lebih lembut dari biasanya.

Laras duduk dengan perlahan, mencoba membuka matanya yang berat dan mengantuk.

"Tidak apa-apa, aku hanya khawatir."

Dokter Pram menatap Laras dengan mata yang sedikit berbeda malam itu. Ada rasa bersalah yang tersirat di dalamnya.

"Kamu seharusnya istirahat. Ini sudah sangat larut."

Laras tersenyum tipis, "aku tidak bisa tidur tanpamu."

Perkataan itu membuat Dokter Pram tersentak. Merasa terharu karena ada seseorang yang menungguinya pulang ke rumah setelah seharian di rumah sakit. Senyum yang amat tipis terpatri di bibir pria itu.

"Kenapa? Merindukan pelukanku?" bisik pria itu menatap dalam netra Laras.

Mereka sudah sepakat untuk memperbaiki hubungan ini, dan Dokter Pram pun sudah menghilangkan bahasa formal yang sering ia gunakan apabila bercakap. Kini dia sudah bisa lebih bersahabat dan wajahnya menunjukkan sedikit ekspresi ketika berbicara.

"Sudah larut, ayo istirahat!"

Dokter Pram mengulurkan tangannya yang segera disambut Laras antusias. Mereka berjalan ke kamar bergandengan tangan. Laras duduk di ujung ranjang ketika mereka sampai di kamar. Dokter Pram sendiri sibuk melepaskan pakaian untuk ia ganti dengan piyama. Dia sudah bersih-bersih di rumah sakit tadi, dan hanya butuh mencuci muka saja.

"Kenapa? Istirahatlah, aku akan menyusul sebentar lagi," ujar pria itu melihat Laras masih menatap dirinya.

"Aku nunggu, Mas. Cepetan!" sahut Laras tampak tak sabar.

Pria itu menggeleng, "baiklah!"

Dokter Pram masuk ke kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi. Tak lama kemudia pria itu keluar dengan wajah tampak lebih segar dan ia mendapati Laras yang sedang duduk bersandar dengan handphone di tangannya.

"Istirahat. Matikan handphonemu itu!" tegur pria itu ikut naik ke atas ranjang.

Laras menuruti titah sang suami. Berbaring menyamping menghadap pria itu, dan memeluk pinggang Dokter Pram. Pria itu tak terusik, dan membuat tubuh mereka saling berhadapan.

"Tidur, pejamkan matamu. Ini sudah larut!" tegur Dokter Pram masih mendapati netra Laras yang terbuka menatap dirinya.

Laras terkekeh, "aku tiba-tiba lapar, Mas!"

Dokter Pram mengerutkan keningnya, "kamu belum makan malam?"

"Sudah. Tapi sepertinya baby lapar lagi," ujar Laras, mengarahkan tangan pria itu pada perutnya yang sudah terasa bentuknya.

Dokter Pram menatap tajam Laras, "benaran lapar atau cuma keisenganmu saja?"

Larat merengut, melepaskan dekapannya dari pria itum ia berbaling memunggungi Dokter Pram. Merasa tersinggung karena pria itu menganggapnya mempermainkan pria itu.

"Ayo, aku temani ke bawah. Mau makan apa?" bisik pria itu mengusap rambut panjang Laras yang tergerai.

"Sudah gak mood," sahut Laras ketus.

"Benar? Aku mau tidur nih besok kerja lagi," ujar pria itu bersiap menjauhkan diri, tapi Laras segera berbalik dan menahan leher sang pria.

"Temani makan sebentar, Mas!" rengeknya memelas. Dokter Pram memaku netra sayu sang istri, mengangguk dan membantu wanita itu bangkit.

Keduanya berjalan keluar dari kamar menuju dapur. Laras membuka lemari tempat Bi Darti menyimpan lauk, tetapi hanya tersisa lauk yang sudah dingin dan Laras tak berselera melihatnya. Ia membuka lemari es dan hanya menemukan beberapa potong buah, sayur dan telur. Dia lapar, tapi tak berselera menyantap lauk yang tadi dia makan beberapa jam lalu.

"Kenapa?" tanya Dokter Pram yang tadi duduk di kursi meja makan menunggu Laras.

Laras menatap pria itu lesu, "aku boleh makan mie instan gak?"

Dokter Pram memicingkan netranya, tampak tak senang.

"Bibi kan masak tadi. Makan nasi dan apa yang Bibi masak tadi saja, tidak ada mie instan!" ujar pria itu tegas.

"Mas, sekali ini saja ya!" Laras mencoba membujuk dengan wajah memelas.

Pria itu menggeleng, "makan itu atau kita kembali ke kamar dan tidur!"

Laras merengut, memilih mengambil buah apel dan mengupasnya dengan wajah lesu. Dokter Pram memperhatikan wajah kesal wanita di hadapannya, ia menghela napas. Merampas pisau dan buah yang Laras kupas dengan asal-asalan itu.

"Sekali ini saja, aku yang akan buatkan mienya dan bagi dua!" ujar pria itu mengalah.

Senyum Laras langsung terkembang, ia mengangguk antusias. Duduk dengan tak sabar sembari menunggu Dokter Pram yang sibuk memasakkannya mie instan. Begitu semangkuk mie intan dengan toping telur serta sayur terhidang di depannya, Laras langsung merasakan air liurnya seperti ingin keluar. Oh, apakah ini yang dinamakan ngidam? Luar biasa sekali, hanya dengan mie instan dia sudah merasa menikmati makanan enak sedunia.

"Pelan-pelan!" tegur Dokter Pram yang juga sudah menikmati mie instan yang ia masak satu bungkus bagi 2 dengan Laras itu.

"Ehm ... Yummy!" gumam Laras di sela ia menikmati makanannya.

"Cepat habiskan, sudah setengah 12 ini," ujar sang pria yang telah lebih dulu menandaskan makanannya dalam lima kali suapan.

"Besok aku mau ini lagi," ujar Laras tanpa sadar karena menikmati makanannya.

"Tidak ada lagi untuk besok!" tegur pria itu tegas.

Laras mendengus, mengangguk mengiyakan. Ah, besok dia bisa membuatnya sendiri diam-diam tanpa sepengetahuan pria itu, kan. Benar sekali, dia akan membuatnya lagi besok. Karena ternyata mie instan dengan racikan seperti ini sangat enak.

...To be Continue .......

1
Ririn Nursisminingsih
cobalah laras tinggalun sebentar dr pram...biar sadar perasaanya
LISA
Kita tunggu season 2 nya y Kak
Safa Almira
syuka
Yus Warkop
terima kasih mbak ami .ras
Yus Warkop
alhamdulillah semoga laras dan kekuarganya bhagia selalu .
bikin cerita tentang anak"laras dan pram author .....
ariyan
lanjut Thor season ke 2
ig @amii.ras
ada season 2 dungs hehe 🤭 di lapak inilah ya aku nnti up, tunggu aja, agak slow up sdah aktif kuliah soalny
Kemal Chandra: oke thor ditunggu berikutnya y makasih
Suci Dava: Saya tunggu season 2 kak Author
total 3 replies
Melina Heri Indarwati
sudah ini thor? 😥😞
Melina Heri Indarwati: ow yess..💃💃
ig @amii.ras: ada season 2 di lapak inilah yaw
total 2 replies
Yus Warkop
alhamdulillah hikmahnya kebenatan terbuka
Noey Na Gondo
/Sob/
Melina Heri Indarwati
hmm..lemessss.....trus..trus...kenapa Laras ditukar thor??? apakahang sengaja kakak Leon yg menukarnya?
Tria Hartanto
semoga laras bisa memaafkan tante suci dan om leon
Tria Hartanto
ceritanya bahus alurnnya juga keren
LISA
Syukurlah ada hikmah di balik semua kejadian itu..sekarang Leon & Suci sudah mengetahui kalau Laras adalah putri kandung mereka..inilah kesempatan utk mereka berdua berubah..
Yus Warkop
lanjut up yg banyak thor
Yus Warkop
semoga leon tergerak hatinya untuk mendonorkan darahnya . laras kan anaknya
LISA
Mudah² an Leon bersedia mendonorkan darahnya untuk Laras
dyah EkaPratiwi
tambah lagi dong kak,ah penasaran banget
Melina Heri Indarwati
alamakk akak..kenapa kau potong secuil.beginiii??? ini kan membuatku tersiksaaa😭😭🤣🤣🤣
Melina Heri Indarwati: owalahh bep....setia menunggu deh 😥😥
ig @amii.ras: aku up 2 bab trnyata 1 babnya blom diacc msih review aja 😭
total 2 replies
*Septi*
👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!