Tahap Revisi
Karya pertama
Clara berprofesi sebagai seorang dokter yang sangat jenius di usianya yang masih 22 tahun sekaligus seorang ilmuan yang meracik obat dan racun, dia merupakan anak dari seorang mafia yang terkenal kejam no.1 di dunia.
Maka dari itu Clara di latih oleh orang tuanya untuk bisa beladiri. Tak hanya itu, Clara sosok gadis yang bermultitalenta nan juga cantik. Hingga pada suatu hari, Clara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga membuatnya kecelakaan dan terjun ke Jurang.
Dan saat itulah rohnya berpindah ke dimensi zaman dunia kuno menjadi seorang putri yang terbuang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibukota kerajaan Feng
**Hay semua, para readers.
Jangan lupa like, coment dan vote yah.
terima kasih..
happy reading guys**...
Kini Ling Yu merutuki kebodohannya sendiri karena telah menyinggung orang yang salah. Dia berharap seandainya waktu bisa di putar dia tak akan menyinggung Lian Wei, namun naas nasi sudah menjadi bubur.
Penyesalan memang selalu di belakang, yah iyalah kalau di depan namanya pendaftaran hehehe. Lanjut cerita, kesombongan dan sifat arogan yang selalu dia tampilkan kepada semua orang kini berubah menjadi kucing ketakutan.
Lian Wei dengan cepat mengeluarkan jarum yang berada di gelang penyimpanannya yang sempat dia beli dengan harga yang mahal, jarum itu telah di olesi racun, racun itu berfungsi untuk membuat wajah seseorang menjadi jelek, seperti jerawatan yang sangat banyak.
Lian wei tidak ingin membunuh Ling Yu hanya saja dia ingin memberikan pelajaran kecil kepada Ling Yu agar di masa depan dia tidak lagi semena-mena menghina dan membully seseorang.
suuttt..
bruk...
seketika jarum meluncur ke leher Ling Yu dan membuatnya pingsan. Para pengunjung disana bergidik ngeri melihat aksi dari Lian Wei. Mereka berjanji di masa depan tidak akan membuat masalah atau menyinggung Lian Wei. Bernafas pun mereka sulit karena ketakutan.
"Kau! Ucap Lian wei sambil menunjuk pelayan Ling Yu yang masih duduk di samping Ling Yu yang sedang pingsan.
"I..ii..ya nona? Tanya Pelayan tersebut terbata-bata ketakutan.
"Bawa pergi semua orang-orang ini, dan yah jangan lupa bawa majikan mu pulang. Aku hanya memberikan dia pelajaran kecil bukan membunuhnya, agar dimasa depan dia tidak lagi begitu sombong jika aku bertemu lagi dan masih menggangguku jangan salahkan aku membunuhnya" Ucap Lian Wei datar sambil melangkah keluar bersama Nuan, meninggalkan restauran nya.
"Ba... baik nona" Ucap pelayan Ling Yu gugup.
Lian Wei dan Nuan melesat ke arah hutan terlebih dahulu lalu menggunakan ilmu telerportasi nya ke kerajaan Feng. Mengapa hanya ke kerajaan Feng tidak langsung ke hutan kematian? sebab menggunakan jurus telerportasi tersebut menggunakan banyak energi spritual terlebih lagi membawa Nuan, bisa-bisa energi spritual Lian Wei habis saat tiba di hutan kematian.
Apalagi hutan kematian tempat sangat berbahaya, banyak para kultivator yang masuk tetapi tidak bisa keluar dengan selamat. Hutan kematian yang berada di Kerajaan Matahari. Karena Kerajaan matahari letaknya sangat jauh jadi membutuhkan beberapa bulan baru sampai.
Alasan lain Lian Wei tidak ingin menggunakan ilmu telerportasi karena dia ingin menikmati setiap perjalanan yang dia tempuh. Terlebih lagi saat masih di zaman modern Lian Wei termasuk orang yang sangat suka dengan sejarah.
Tak jarang Lian Wei menghabiskan liburannya ke tempat-tempat bersejarah dan mengoleksi banyak barang antik jadi mumpung di beri kesempatan untuk ke tempat zaman kuno secara langsung mengapa tidak di manfaatkan secara baik begitu pikiran Lian Wei sekarang.
Saat ini Lian Wei tiba di kerajaan Feng, tepatnya di gang buntu yang sangat sepi. Dan langsung ikut keluar ke ibukota berbaur dengan warga yang lain.
"Nuan bagaimana kalau kita mencari penginapan terlebih dahulu? Tanya Lian Wei.
"Baik nona, bagaimana kalau kita cari yang ada tempat makannya sekalian nona? "Saran Nuan memberi ide.
"hmmm.. ide bagus" jawab Lian wei sambil menganggukkan kepalanya.
"Ayo nona "ucap Nuan antusias dan berjalan mendahului Lian Wei. Lian Wei yang melihat tingkah Nuan hanya menggeleng kan kepalanya sambil tersenyum.
Sama seperti di ibukota kerajaan Lian, di ibukota kerajaan Feng . Lian Wei lagi-lagi menjadi pusat perhatian semua orang. Banyak yang memandang kagum dan adapula yang memandang dengan iri.
Lian Wei berjalan bersama Nuan sambil menikmati keramaian pasar, sesekali membeli cemilan dan pernak pernik yang mereka sukai, mereka hanya acuh tak acuh dengan tatapan kagum semua orang, dan bisik bisik tentang Lian Wei.
Setelah beberapa saat berjalan akhirnya mereka mendapatkan tempat penginapan sekaligus kedai makanan. Mereka pun masuk ke tempat tersebut dan yah lagi, mereka menjadi pusat perhatian. Tak henti hentinya orang memandang kagum.
Tetapi Lian Wei hanya fokus mencari meja yang kosong, setelah mendapat meja yang kosong mereka pun memesan makan khas dari kerajaan tersebut karena jam makan siang telah lewat.
"Siapa gadis cantik itu?? belum pernah aku melihat gadis secantik dia seumur hidupku. " Tanya Pengunjung A penasaran
"sut..kau jangan terlalu berisik nanti mereka mendengar kita. Aku juga tak tahu siapa mereka, "jawab teman sebelahnya.
"Muda-mudahan aku berjodoh dengannya " ucap pengunjung A penuh harap.
"Mimpi saja kau mana mungkin nona itu mau denganmu" ejek teman sebelahnya seraya terkekeh
Lian Wei dan Nuan hanya makan dengan lahapnya tanpa memperdulikan pengunjung yang menatap mereka. Setelah makan dan menyimpan beberapa koin di atas meja mereka pun naik ke lantai dua untuk memesan kamar.
"Selamat datang nona!! "ucap pelayan tersenyum ramah, yang hanya di tanggapi anggukan oleh Lian Wei dan Nuan.
"Kami mau pesan kamar dua yang mempunyai kamar mandi berapa harganya?? " Ucap Nuan.
"Baik nona harganya 50 tael perak untuk dua kamar,ini kunci kamarnya silahkan nona di antar oleh pegawai lainnya" Ucap pelayan sambil menunjuk teman yang berdiri di dekatnya.
"Baik terima kasih dan ambil saja kembaliannya" jawab Nuan sambil memberi 1 koin emas.
"Terima kasih nona "ucap pelayan dengan mata berbinar
Setelah masuk ke kamar yang mereka pesan, Lian Wei pun langsung ke kamar mandi membersihkan diri dan beristirahat.
"Sebaiknya aku ke ruang dimensi saja untuk beristirahat setelah itu aku akan membuat pil untuk di lelang lagi "gumam Lian Wei.
Sring....
"Nona? " Ucap Hanzo.
"hanzo.. aku akan beristirahat disini dulu setelah itu aku akan membuat pil " ucap Lian Wei sambil melangkah masuk di pondoknya untuk istirahat
"Baik nona. "jawab Hanzo.
Setelah beberapa jam tidur di dalam kalung dimensinya, Lian Wei pun bergegas membuat pil untuk di lelang lagi.
"Hanzo! Hanzo! " teriak Lian Wei mencari keberadaan Hanzo.
"Iya nona? " jawab Hanzo.
"Tolong ambilkan air suci kehidupan di dalam botol ini" Ucap Lian Wei yang masih fokus pada tungku obatnya.
"baik nona" jawab Hanzo, bergegas mengambil air suci kehidupan.
"Ini nona!! sambil menyerahkan botol berisi air kehidupan.
"Terima kasih.. " Ucap Lian Wei.
Hanzo hanya menganggukkan kepalanya sambil melihat Lian Wei membuat pil obat.
selang beberapa hari Lian wei berhasil membuat beberapa pil tingkat tinggi untuk di jual, ingat yah perbedaan waktu di ruang dimensi dan dunia nyata sangat jauh.
"ah sebaik aku membersihkan diri dulu " gumam Lian wei sambil meregangkan ototnya yang kaku.
Setelah selesai membersihkan diri Lian Wei memanggil hanzo untuk menanyakan satu hal yang sejak dari dulu dia penasaran.
Hay readers makasih yah sudah mampir.
Jangan lupa like, coment dan Vote yah
Kalau boleh beri hadiah juga yah.. hehehe
.