NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Abi

Jodoh Pilihan Abi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:78.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nur Halimah

Sebagai anak bungsu dan perempuan satu-satunya, malam itu adalah pertama kalinya Abi membentak Zahra supaya putrinya itu menikah dengan anak Kyai Amir, Gus Afkar. Padahal Gus Afkar adalah suami incaran sahabatnya, dan dia sebenarnya berencana untuk lanjut S-2 dulu.
Setelah pengorbanannya, ia harus menghadapi sikap sang suami yang tiba-tiba berubah dingin karena setelah akad nikah, dia mendengar rencana Zahra yang ingin menceraikannya. Belum lagi, reputasi pondok yang harus ia jaga.
Mampukah Zahra bertahan diantara orang-orang yang punya keinginan tersendiri padanya? Dan akankah ia dapat mempertahankan rumah tangganya?
Zahra sang anak kesayangan keluarga, benar-benar ditempa dalam lingkungan baru yang tak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nur Halimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melunak

“Sini duduk sama Ummi, Ning Zahra!” ajak mertuanya itu sambil menepuk-nepuk space kursi di sebelahnya.

“Nggih, Ummi,” jawab Zahra sambil berjalan menghampirinya dan duduk di sampingnya.

“Sehat, Ning?” tanya ibu mertuanya itu sambil memandangnya teduh.

“Alhamdulillah sehat, Ummi. Ummi bagaimana, sehat?” tanya balik Zahra sambil memegang dan mengusap punggung tangan Ummi Aminah, yang ditaruh lepas di atas paha sesepuh pondok tersebut.

“Alhamdulillah sehat, Ning,” ucap wanita tua itu sambil menganggukkan kepalanya perlahan.

“Umi sebenarnya mau minta tolong Neng Zahra,” ucap wanita itu kemudian terhenti.

“Nggih, Ummi butuh apa? ngomong saja sama Zahra!” ucap Zahra penasaran dengan apa yang akan wanita itu minta padanya, meskipun sebenarnya dia juga was-was dengan apa yang akan beliau minta, karena ucapannya terdengar berat dan Terhenti di tengah jalan.

“Ummi mau minta tolong, kamu yakinkan suamimu itu supaya ia menerima Nayla mengajar di Madrasah ini,” ucap Ummi Aminah.

Deg

Zahra terkesiap diam, ia bingung harus menjawab apa. 

Baru saja masalahnya dengan suaminya itu selesai, apa yang akan dipikirkan lelaki itu jika ia membuat masalah lagi. Jangankan menjelaskan duduk perkaranya, baru awalan saja Zahra sudah bisa mengira reaksi suaminya itu akan bagaimana.

“Kok diam?” tanya Ummi Aminah dengan wajah keheranan.

“Apa kamu juga tidak setuju kalau Nayla itu mengajar di madrasah kita?” lanjut wanita itu bertanya dengan nada yang begitu sabar.

“Bukan begitu Ummi, Zahra takut tidak bisa melaksanakan amanah Umi dengan baik,” jawab Zahra.

“Suami itu biasanya paling manut sama istrinya, apalagi tipe kayak suamimu itu,” sela Ummi Aminah begitu yakin.

Zahra hanya bisa melongo mendengarnya. Lelaki seperti Gus Afkar yang ia tahu, selain ahli nyuekin istrinya, juga ahli menyalahkannya.

Ia kemudian menelan ludahnya sendiri, takut Ibu mertuanya itu memahami apa yang sedang dipikirkannya.

“Kalau sama Ummi sama Abi, Gus Afkar itu kalau sudah kadung punya keinginan, ya sudah Ummi sama Abi hanya bisa bilang ya, wong anak itu pintar sekali menguatkan pendapatnya,” lanjut Ummi Aminah membuatnya tidak bisa menolak, selain karena sungkan.

“Ummi tau, kamu pasti tidak ingin bertengkar dengan suamimu itu, tapi melihatmu membela Nayla kapan hari, bahkan sampai hampir Gus Afkar itu tidak bisa menolak. Ummi akhirnya berpikir mungkin dengan kamu bujuk, Gus Afkar akan menerima.”

Semakin mendengar penjelasan Ummi, semakin terasa beban berat yang akan ia pikul ketika suaminya itu pulang.

“Sebenarnya kemarin Nayla mampir ke sini Setelah dari rumahmu. Dia bercerita banyak kepada Ummi, lebih tepatnya karena Ummi yang tanya, soalnya dia kelihatan sedih,” ucap Ummi Aminah sambil berbalik mengusap dan sesekali menepuk tangan Zahra.

“Tapi kenapa dia kelihatan tersenyum, apa aku saja yang tidak peka?” pikir Zahra 

Ia menatap Ummi Aminah dalam-dalam. Wanita itu dia terlihat bersiap mengatakan sesuatu, dan mencoba untuk tenang dengan menghela nafas panjang.

“Nayla cerita kalau sudah diusir dari rumahnya dan tidak ada yang mau menerimanya di Padang sana karena Ayah tirinya menghasut ibunya untuk mengusirnya

“Ia juga tidak punya penghasilan sekarang, karena baru saja resign dari tempatnya bekerja. Kalau bukan kita yang menampungnya, siapa lagi?” jelas Ummi Aminah membuatnya berfikir, jangan-jangan Ibu mertuanya itu ingin Nayla tinggal di pesantren tersebut.

“Karena itu Ummi juga mau minta tolong kamu membuat suamimu itu setuju, agar Nayla tinggal di pesantren ini, daripada dia bingung membayar uang kontrakan.”

‘Ummi menghargai suamimu itu sebagai pengurus pondok, makanya ummi meminta persetujuannya. Walaupun tanpa persetujuannya pun, Ummi bisa membuat Nayla tinggal di sini.”

‘Allah Karim!’ 

Di satu sisi Ia bingung bagaimana ia akan menjelaskannya pada suaminya itu, di sisi lain ia tak mungkin membiarkan sahabatnya itu kesusahan.

******

Zahra tertidur bersandar di atas sofa yang berada di ruang tamu rumahnya, menunggu Gus Afkar pulang.

Tak banyak yang dikerjakannya hari itu  tapi rasanya badannya sungguh letih, mungkin karena terlalu banyak yang harus dia pikirkan.

Bahkan dalam keadaan tertidur pun, dia masih belum bisa nyenyak, suara-suara seperti tikus yang berjalan di atas atap, atau santri yang lewat di depan rumahnya sambil mengobrol, masih bisa ia dengar.

Namun karena saking lelahnya dia tak menghiraukannya.

Tiba-tiba ia ia merasa ada yang menyelimutkan kain ke atas dadanya.

Zahra hanya menggeliat pelan dan malas untuk bangun.

Setelah itu, ia merasa ada yang menyentuh dahinya lumayan lama, seperti ada seseorang yang mengecup keningnya itu.

Albi ya albi

Zahra tersentak bangun mendengar suara itu, entah kenapa Iya jadi sangat sensitif dengan suara nada dering teleponnya.

Seolah-olah ia takut ada panggilan dari Nayla atau Ummi Aminah.

Nafas Zahra mendadak tersengal-sengal.

Seketika Gus Afkar yang ternyata sudah ada di sampingnya mungkin sedari tadi, mendekapnya begitu erat sambil mengusap-usap punggungnya.

“Tidak apa-apa! tidak apa-apa! semua akan baik-baik saja, Dek,” bisik lelaki itu lirih terdengar berusaha menenangkan Zahra.

Berangsur-angsur perasaan Zahra menjadi tenang, ia rebahkan badannya itu dipelukan suaminya.

Untuk beberapa lama, keduanya berpelukan. Zahra menemukan ketenangan dan keamanan dalam dekapan suaminya tersebut 

“Apa kau mau minum?”

Zahra Menangis tersedu-sedu tanpa sebab dan tanpa awalan mendengar ucapan suaminya tersebut.

Ia menyimpan jauh-jauh perasaan kalutnya di dalam relung hatinya yang dalam, di bawah alam sadarnya.

Lelaki itu kembali menepuk-nepuk pundaknya, dan menghiburnya dengan berkata, “ada Allah, in sya Allah semua akan baik-baik saja, ya Habibati.”

Zahra menyambut pelukan suaminya dengan memeluknya balik begitu erat.

Kehangatan seperti itulah yang ia butuhkan di saat begitu galau dan bingung.

“Apa kau mau aku buatkan teh atau kopi susu hangat,” tanya suaminya itu kembali, terdengar begitu lembut.

Kepala Zahra mengangguk pelan di atas bahu suaminya tersebut, lalu melepaskan pelukan suaminya.

Lelaki itu kemudian bangkit menuju dapur dan menyalakan kompor.

Zahra memandang dalam-dalam punggung suaminya tersebut.

“Apa nanti setelah aku memberitahumu tentang Nayla, apa kau masih akan bersikap seperti ini Gus,” pikir Zahra bimbang.

Perlahan, ia mendekati suaminya tersebut dan mendekapnya dari belakang.

Lelaki itu terlihat terkesiap kaget.

Dia hendak berbalik ke arah Zahra, namun Zahra menahannya tetap pada posisi semula.

“Tetaplah seperti ini dan jangan menoleh ke belakang! dan apapun nanti yang aku katakan, tolong dengarkan aku dulu, setelah itu terserah Gus akan bagaimana kepadaku,” ucap Zahra berhati-hati dan penuh cemas.

Ia kemudian menceritakan apa yang disampaikan Ummi Aminah padanya dari awal sampai akhir.

Ia tak berani menatap ekspresi suaminya itu, itu kenapa ia memilih cara itu untuk menyampaikannya.

Lelaki itu kemudian memegang, dan menggenggam mantap kedua telapak tangan Zahra yang ada di depan perutnya.

“Apapun yang menurut Zahra baik, Gus ikut saja, yang penting Zahra bahagia.”

Zahra mengangkat kepalanya, dan membelalak kaget mendengar ucapan suaminya yang tak disangka-sangkanya itu.

‘Gus’

Lelaki itu kemudian berbalik menghadapnya, lalu memeluknya begitu erat.

“Apalagi yang harus kupertimbangkan, ketika air mata istriku bahkan sudah mengalir,” jelas Gus Afkar.

“Aku ridho dengan keputusanmu, Azzahra Khairunnisa. Jadi tersenyumlah  takdir Surgaku!”

1
Siti Yatimatin
mana julukan istri shjolihahmu zàhra yg kau ajarkan pada muridmu emang takut dosa suami minta hak ìstri menolak dilaknat alloh
Siti Yatimatin
Dasar bodoh kamu AZZAHRA KHOIDUNNISA
Lilik Juhariah
disini yg bikin pembaca jengkel , lebih takut janji ke sahabat drpd janji pada Sang Pencipta
Lilik Juhariah
bener bener Gus afkar menahan nafsunya , tapi istrinya yg keterlaluan
Lilik Juhariah
karaktermu aneh Zahra , sama suami berani udah tau hukumnya , kl sama sahabat takutnya minta ampun
Lilik Juhariah
hiks iks ks
Lilik Juhariah
punya suami sprt Gus afkar , jadi istrinya tersanjung banget
Lilik Juhariah
nurut suami zahra
Lilik Juhariah
ceritanya bagus pemilihan katanya bagus
Lilik Juhariah
ya ahirnya, biang keroknya kabur semua, andai suami sprt Gus afkar damai tuh para istri, sabar pengertian
Lilik Juhariah
la opo kok nuduh orang gk jelas
Lilik Juhariah
karakter Zahra sampe disini gk suka banget, mentingin temennya , gk jujur, dan lebih jengkelin lagi sukanya bicara dalam hati
Lilik Juhariah
ini Zahra udah tau bertemu selain mahram apalagi udah punya suami dosa, dilakukan trs , ntar jadi fitnah
Lilik Juhariah
ini kelakuannya nayla
Lilik Juhariah
Zahra lebih banyak bicara dgn hatinya, wkkwk
Lilik Juhariah
Nayla terlalu Ter obsesi
Lilik Juhariah
kesenengnya ngomong gitu, ntar kl nikah beneran sakit hati, untung Islam melarangnya , Zahra Zahra
Lilik Juhariah
haaah janinnya siapa , tapi masih ngejar Gus afkar
Lilik Juhariah
walau pun amnesia juga gk begitu , tetap harus jujur ,
Lilik Juhariah
lah Nayla ini lucu , wong Gus afkar cintanya sama Zahra , emang kl Zahra cerai trs bisa kamu gantikan jadi istri Gus afkar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!