Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ucapannya begitu pedas
"uhuuuuk...uhuuk... "Bima yang tengah mengunyah makanan tiba-tiba saja tersedak.
Dengan cepat Tyas mengambilkan air minum yang tak jauh dari tempat ia berdiri.
"Maaf tuan permisi ini minumnya"ucap Tyas menyodorkan minuman
"Apa mbak? Kamu manggil anak saya tuan. Jangan berlebihan. Panggil saja mas Bima. Mungkin umurnya juga tidak jauh darimu mbak"ucap P Harun
"Udahlah pa biarin aja toh dia juga hanya pembantu kan"ucap Bima menohok
"Huuustt Bima jaga ya ucapan kamu. Dia bekerja disini atas permintaan papa, bukan semata-mata dia melamar pekerjaan sebagai pembantu tau kamu."ucap P Harun tegas
"Sudah pak ,tidak apa hanya masalah panggilan saja tidak usah diperpanjang. Saya permisi dulu mau ke kamar Bu Mika."pamit Tyas.
Tyas meninggalkan ruang makan karena sepertinya kehadirannya belum sepenuhnya di harapkan oleh anak P Harun yang baru saja pulang.
Tok
Tok
Tok
"Permisi Bu, saya Tyas. Saya masuk ya"ucap Tyas menarik gagang pintu
Ceklek
"Oh ibu sudah bangun ya. Ibu mau makan sekarang ? Biar Tyas ambilkan saja ya Bu , "ucap Tyas
Bu Mika menggerakkan jari telunjuk kanannya pertanda ia setuju.
Dengan tanggal Tyas langsung berdiri menuju ruang makan.
"Ngapain balik lagi kesini? Udah kelaparan ha? Tunggu majikan selesai makan dulu baru kamu boleh makan"ucap Bima
"Maaf mas, eh tuan saya mau ambilkan makanan untuk Bu Mika, bukan untuk saya. Tadi Bu Mika setuju untuk makan di kamar"ucap Tyas mengambil centong nasi
"Ha? Gimana caranya kamu komunikasi sama mama?"selidik Bima
"Iya mbak, bukankah istri saya tak mampu berbicara?"tanya P Harun heran
"Maaf pak,tuan Bima. Saya menggunakan jari telunjuk Bu Mika sebagai isyarat iya atau tidaknya dan Alhamdulillah Bu Mika merespon"ucap Tyas tersenyum
"Tidak salah saya memilih kamu mbak. Kamu benar-benar tau cara menghadapi kondisi istri saya"ucap P Harun tersenyum hangat
"Nggak usah dipuji ntar dia terbang pak"ucap Bima sinis.
Sementara p Harun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tanggapan Bima.
Setelah siap dengan makanannya ,Tyas beranjak kembali ke kamar Bu Mika
"Maaf Bu ,boleh saya meletakkan Ayuning di kasur ini sebentar. Biar saya bisa menyuapi ibu. Maaf jika saya lancang Bu, saya takut kalau saya tinggal di kamar saya ,saya tidak mendengar tangisannya waktu bangun karena jarak kamar ini dengan kamar saya agak berjauhan"ucap Tyas hati-hati
Lagi. Bu Mika tampak setuju dengan kode jarinya.
"Alhamdulillah, terimakasih Bu. Maaf sebelumnya"ucap Tyas sambil melepas gendongannya perlahan agar tak mengusik tidur Ayuning
Tyas lalu menyuapi Bu Mika dengan telaten. Terlihat Bu Mika begitu lahap menyantap suapan demi suapan yang Tyas berikan.
Bima yang berdiri menatap sang mama dari luar kamar nampak memperhatikan interaksi Tyas dan Bu Mika.
Ditengah-tengah makannya tiba-tiba Bu Mika menggerakkan jari kirinya.
"Loh kenapa Bu? Apa ibu sudah kenyang? Tapi kan ini masih sangat banyak Bu, ibu harus makan yang banyak biar ibu ada tenaganya ya."ucap Tyas tersenyum
Namun respon jari kirinya buka. Digerakkan tidak setuju namun mengarah pada tubuhnya.
"Oh ,ada yang ibu nggak nyaman ya? Jadi mengganggu makannya ibu?ucap Tyas
Tyas berusaha mengecek tubuh Bu Mika. Dan benar saja Bu Mika mengompol. Pipisnya sudah merembes sampai baju-bajunya.
"Oh astaga kenapa tadi aku lupa nggak bilang P Harun pempersnya Bu Mika abis"ucap Tyas menepuk jidatnya.
Tyas mengganti seluruh pakaian Bu Mika yang terkena noda ompol. Tanpa ada rasa jijik Tyas berusaha melakoni pekerjaan itu tanpa mengeluh.
Setelah selesai,
"maaf Bu saya mau menemui bapak sebentar untuk membelikan ibu pempers ya"pamit Tyas.
Tyas mengedarkan pandangan ke seluruh sudut rumah itu namun tak menemukan P Harun. Ia hanya melihat Bima yang asyik memainkan ponsel di depan televisi
"Maaf mas, eh tuan saya mau bilang kalau pempers Bu Mika habis. Sepertinya Bu Mika terbiasa dengan pempers hingga pipisnya tak mampu dikendalikan lagi. Kasian nanti kalau tidak pakai pempers lalu mengompol saat tidak ada yang menyadari bisa masuk angin nanti "ucap Tyas panjang lebar
"Ya udah, selesaikan dulu ngurus ibu. Setelah itu ikut saya ke supermarket sekalian beli kebutuhan rumah, soalnya besok pagi saya mesti berangkat lagi"ucap Bima
"Baik tuan. Apa saya boleh mengajak Ayuning"izin Tyas
"Haruslah. Jangan bikin mama saya terganggu kalau anak kamu tiba-tiba nangis"ucap Bima
Tyas hanya mengangguk dan berlalu menuju kamar Bu Mika. Namun setelah Tyas kembali sepertinya Bu Mika mengantuk dan tyas dengan tanggap langsung membenarkan posisi Bu Mika.
"Ini Bu obatnya di minum dulu. Setelah itu ibu bisa istirahat kembali. Saya izin mau keluar beli pempers ibu ya"ucap Tyas pamit.
Bu Mika mengode jari telunjuk kanannya tanda ia setuju. Setelah selesai Tyas meninggalkan kamar Bu Mika dan kembali menggendong Ayuning
"Maaf tuan saya sudah selesai"ucap Tyas
"Ya udah ayok"ajak Bima keluar terlebih dahulu.
Bima menempati kursi pengemudi sedang Tyas memilih duduk di belakang.
"Ngapain kamu duduk di situ? Saya bukan supir kamu ya. Duduk depan sini"ucap Bima dingin
Akhirnya Tyas berpindah tempat duduk di samping Bima. Mesin mobil mulai berbunyi. Namun saat akan tancap gas.
Deeerrrttt....deeerrrttt
"woy ,bapak Rheyno yang terhormat. Baru juga ditinggal bentar udah telfon aja lu "kelekar Bima.
Tyas yang menyadari Bima tertawa lepas di sampingnya yang sedang melakukan panggilan video langsung menoleh
(Ya Allah , sebenarnya dia itu ganteng tapi kenapa ketus banget. Aku jadi takut)Tyas buru-buru menunduk menyembunyikan wajahnya yang terpesona pada Bima.
Bima hanya melirik dan tak menanggapinya
"Dasar patner laknat. Lo ninggalin tugas segini banyaknya . Balik nggak Lo. Jangan keasikan pacaran aja Lo"ucap Rheyno
"Wait ...wait ... Apa sih pacaran, jangan asal ngomong Lo. Orang gue jenguk nyokap "jawab Bima
"Lo nggak bisa bohong. Gue tadi liat ada cewek pakai jilbab di sebelah Lo. Udah gue nggak mau tau balik cepetan. Kita kelarin tugas ini bareng-bareng "ucap Rheyno
"Oke... Besok pagi gue balik"ucap Bima
"Gue tunggu. Jangan kelonan Mulu' lu hhahaha...hapalin dulu"goda Rheyno
"Anj**g . Gue nggak sebrengsek itu"jawab Bima mematikan sambungan telepon itu
Bima melirik Tyas. Terlihat Tyas menutup telinga anaknya dan mendekapnya erat.
"Maaf ,"ucap Bima singkat
Tyas hanya sedikit mengangguk tanpa meresponnya lebih lanjut.
Mobil Bima melaju menuju arah supermarket.
"Udah yuk turun ,udah nyampe"ucap Bima
"Eh iya"jawab Tyas
Mereka berjalan menuju arah hiper***t,namun belum memasuki area itu perut Tyas berbunyi kruuuuyyyuuuk....
"Astaga lu laper ya? Eh maaf , kamu belum makan ya tadi "Tanya Bima heran
Tyas nyengir kuda malu mau jawab apa ketahuan ia tengah kelaparan sekarang