Seorang wanita yang harus berurusan dengan seorang pria yang selama ini dia benci. Bahkan pria itu menganggu kehidupan hingga dengan beraninya, pria itu berani mendekati dirinya. Dan menjadi hal yang mengkagetkan jika mana pria itu seorang duda. Apakah wanita itu menerima cinta dari seorang duda itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memperkenalkan diri mereka masing-masing
Akhirnya jadi juga mie kuah buatan dia, tidak lupa Lukita mengambil krupuk di toples meja samping tempat tidur.
Lukita menikmati hidangan sederhana, sesekali dia mengecek media sosial. Tidak sengaja dia melihat beberapa promo di media sosial.
"Wah, mumpung diskon besar-besaran aku bisa hemat belanja." batin Lukita yang tidak sengaja melihat berita dimedia sosial tentang produk bahan makanan yang sedang diskon.
Setelah selesai makan, dia segera bersiap keluar dilokasi tempat itu.
"Eh kamu."
"Ada apa mbak?" tanya tanya Lukita pada mbak Nia.
"Buru-buru mau kemana?" tanya Nia yang akan hendak keluar menjemur handuk miliknya.
"Mau belanja sebentar kak." pamit Lukita yang langsung pergi meninggalkan Nia yang ada di ruang samping.
Lukita langsung berangkat dengan menaiki sepeda motor miliknya. Saat dirinya akan membelok kearah kiri Tiba-tiba saja ada mobil dari depan yang tidak sengaja menabrak sepeda motor miliknya hingga tanpa sengaja dia terjatuh.
"Brakk." suara benturan dari sepeda motor.
"Aduh, tanganku." Lukita merintih kesakitan, orang didalam mobil itu langsung keluar.
"Kamu tidak apa-apa kan?" tanya pria itu, Lukita langsung menoleh kearah pria.
Reaksi Lukita sedikit kaget. "kamu lagi." teriak kencang Lukita melihat pria itu lagi. Reaksi pria itu hanya terdiam melihat tangan wanita itu terluka.
"Kenapa sih, aku selalu sial bertemu dengan pria ini." batin Lukita yang kesal pada pria didepannya.
"Ayo aku bawa ke rumah sakit sekarang." pria itu menuntun wanita itu. Mau tidak mau dia harus mengikuti pria itu.
"Stop, bagaimana dengan sepeda motorku. Kalau hilang bagaimana?" tanya Lukita pada pria itu.
"Biarkan jadi urusanku, sekarang kita ke rumah sakit mengobati luka tanganmu itu." jawab pria itu dengan santai.
Lukita melirik kearah pria itu." Kalau bawa mobil hati-hati dong, jangan asal ngebut. " Lukita secara berani menegur pria itu.
"kamu sendiri yang salah, kenapa kamu dibelokkan tidak pelan-pelan." ucap pria itu,Lukita merasa geram jawaban dari pria itu.
"Hey, seharusnya kamu sadar diri jika aku sudah pelan-pelan melewati jalan tikungan itu. Kamu sendiri yang ngebut."Lukita tidak terima jika salah dirinya,jelas-jelas itu kesalahan pria itu.
Pria itu melirik kearah wanita itu dengan tatapan kesal dan dingin pada wanita itu. "Lebih baik kamu diam sebelum aku turunkan kamu ditengah jalan." ucap pria itu yang sudah menahan rasa kesalnya.
Sontak saja membuat Lukita kaget. "Apa. Kamu bilang!" suara dengan sedikit kencang.
Pria itu masih saja fokus mengendari mobilnya. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai dirumah sakit, setelah diperiksa tidak ada luka terlalu parah. Hanya luka goresan ditangan kanannya yang cukup panjang dan cukup diperban saja.
Lukita pun keluar dari ruang itu, nampak pria itu sedang menghubungi seseorang. Pria langsung menoleh ke samping, dan segera menutup sambungan teleponnya.
"Bagaiman, apa semuanya sudah selesai?" tanya pria itu.
"Sudah, untung tidak ada yang patah. Hanya luka ringan." jawab Lukita sembari memegang tangan kanannya yang sudah diobati.
"Kita pulang sekarang." ajak pria itu, akhirnya mereka berdua pulang bersama.
"Dimana rumahmu?" tanya Pria itu pada wanita itu.
"Aku tinggal dikost jalan Anggrek." jawab Lukita yang langsung menyebutkan lokasi kostnya dia sekarang.
Pria itu langsung mengantarkan wanita itu di alamat itu. "Lalu bagaimana dengan sepeda motorku?" tanya Lukita pada pria itu.
"Itu sudah diurus asistenku, sepeda motormu akan dikembalikan oleh asistenku." jawab pria itu yang masih fokus menyetir.
"Dasar sombong." gumam Lukita yang menilai pria disampingnya itu sedikit sombong.
"Jangan kamu kira aku tidak dengar apa yang kamu ucapkan tadi." pria itu menatap tajam kearah wanita itu.
Sontak saja membuat Lukita sedikit takut. "Lalu kenapa, kamu tersinggung?" tanya Lukita dengan beraninya menantang pria itu.
"Siapa namamu?" tanya pria itu.
"Apa harus aku memberitahukanmu?" tanya balik Lukita.
"Siapa namamu?" pria itu bertanya untuk kedua kalinya dengan nada sedikit ditekan.
"Lukita." jawab singkat dirinya yang mulai risih dengan cara pandang pria itu.
"Damian." pria itu langsung memperkenalkan nama dirinya.mendengar pria itu memperkenalkan itu, jujur saja Lukita sedikit bingung untuk apa pria disampingnya itu memperkenalkan diri.
"Memangnya apa pentingnya dia harus memperkenalkan diri." batin Lukita yang merasa kesal, niatnya mau keluar belanja. Malah apesnya dia ketimpa sial dan kembali berurusan dengan pria yang sengaja tidak sengaja menabrak dirinya.
Lukita pun tak menyangka jika pria itu nampak begitu dingin bagaikan kulkas 2 pintu yang super dingin. Hingga membuat dirinya sedikit kesal melihat wajah pria itu, kenapa dia harus berurusan lagi dengan pria itu .