Aku memang mencintainya, tapi aku tak mau menjadi bodoh karnanya, bagiku jika tak anggap oleh orang-orang di sekitar mu, maka carilah tempat dimana orang-orang akan menganggap mu.
*******
Arzeta Asafa wanita berusia 25 tahun sudah membina rumah tangga selama kurang lebih 3 tahun, namun belum memiliki momongan bukan karna mandul tapi karna sang suami yang mengalami impoten hingga Zeta harus bersabar dengan hinaan serta cacian dari keluarga besarnya.
Tapi siapa sangka rumah tangga yang dia jaga selama ini, menyimpan DURI di dalamnya.
yuk ikuti kisah Arzeta dan siapa DURI yang merusak ke bahagiaan rumah tangga Zeta...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Renita.
Drrttt... Suara getar ponsel membuat tidur lelap ke duanya terusik.
Drrrtttt.... Drrrtttt
"Siapa sih yang nelpon? Ganggu aja! Ucap Ardi" lali dengan malas dia mengangkat telpon itu.
Hal... Belum selesai Ardi berucap suara wanita dengan nada naik 3 oktaf membuat Ardi terjingkat kanget.
"ARDINATA WIJAYA.... Kenapa belum kembali ke rumah? Jangan bilang kau buat mantu bunda ke capek an? Ucap bunda Gepita pada sang anak bungsu"
"Maaf bun! Kelepasan Ucap Ardi" saat mendengar omelan dari sang kanjeng ratu dari balik telpon yang dia genggam.
Eggghhh... Leguhan dari bibir Zeta membuat Ardi mengalih kan pndangannya pada sosok wanita yang masih terlelap tanpa busana itu.
"Cih... Kau itu! Ucap bunda Gepita* lalu menghebus kan nafas berat lalu dia mulai berucap lagi, "Bunda yakin pasti saat ini mantu bunda belum sarapan? Ucap bunda Gepi" dan hal itu membuat Ardi tersadar bahwa mereka belum sarapan akibat pergulatan panas yang mereka lakukan.
Sedang kan bunda Gepi yang melihat raut wajah sang anak yakin akan ucapannya, bahwa ke duanya belum sarapan sedangkan jam sudah menujuk kan pukul 10 pagi.
"Cih... Mentang-mentang udah tau rasanya surga dunia sampai membuat kau lupa bahwa ada 2 nyawa yang butuh nutrisi, sahut ayah Andi" hal itu membuat Ardi langsung mematikan telpon dan segera beranjak ke kamar mandi setelah di selesai barulah nanti akan membangunkan Zeta.
Tak butuh waktu lama Ardi sudah selesai dengan ritual mandinya dia langsung menuju rang ganti setelah selasai dia langsung membangun kan Zeta.
"Cup cup cup Ardi dengan gemas menciumi seluruh wajah Zeta", sedang kan sang empuh yang mulai terusik sedikit demi sedikit mulai mengumpul kan nyawanya.
"Mas...! Kok ganggu sih, aku masik ngantuk! Ucap Zeta dengan muka bantalnya"
"Bangun sayang kasian anak-anak butuh makan pasti mereka udah laper banget, ucap Ardi masih asik menciumi pipi Zeta"
"Mas Ar mesum! Ucap Zeta" setelah nyawanya sudah hampir terkumpul semua.
"Mesum dengan istri sendiri pahala tau Yang, sahut Ardi" hingga suara perut Zeta membuat Ardi tergelak.
"Tuh kan mereka pasti udah laper banget ucap Ardi" lagi sambil mengelus perut buncit Zeta.
"Emangnya udah jam berapa si mas? Sebenernya aku laper sedari tadi tapi rasa ngantuk mengalah kan rasa laper ucap Zeta" membuat Ardi merasa bersalah. Karna ulahnya mengakibat kan Zeta sampai kelelahan hingga rasa laparnya pun dia tahan.
"Jam setengah 11 siang jawab Ardi" lalu dia pun kembali bertanya soal makanan apa yang ingin Zeta makan.
"Kamu mau makan apa? Biar aku pesan makan dari resto hotel, tanya Ardi pada Zeta"
"Emmm.... Aku pengen makan nasi padang tapi lauknya ayam bakar, empedal, terus sama perkedel juga jawab Zeta" sambil membenar kan posisi duduknya. Tapi aku maunya mas Ardi yang belik sendiri! Kan resyo hotel gak ada nasi padang, ucapnya lagi.
Sementara Ardi yang mendengar permintaan Zeta bukannya marah dia malah merasa senang, sebab ini adalah momen yang paling dia nanti kan, menuruti ngidam sang istri. Dulu dia pernah membayang kan hal ini saar pernikahannya dengan Areta tapi ternyata kenyataannya membuat dia enggan untuk mengenal wanita, hingga malam naas itu Ardi baru merasa kan surga dunia yang sesungguhnya.
"Baiklah buat bumil cantik selagi aku pergi mencari permintaan mu, sebaiknya kamu segera mandi ucap Ardi", lalu dia mencium pipi Zeta sambil berbisik.
"Atau kamu mancing buat mengulangi hal yang tadi, bisik kan dari mulut Ardi membuat sekujur tubuh Zeta meremang jantungnya berdetak tak menentu."
Deg... Deg... Deg.
Plek... Dengan sedikit rasa kesal Zeta memukul lengan Ardi.
"Udah... Cepetan belik kan nasi padang aku udah laper ini ucap Zeta sambil mengelus perutnya"
"Oh anak papa udah pada laper ya! Tunggu papa pergi belik nasi pesanan kalian ok, bisik Ardi di depan perut Zeta, nyut seketika Ardi diam terpaku dia sedikit tertegun saat tangan nya baru saja merasa kan gerak kan halus dari perut Zeta"
Zeta sendiri hanya meringis kecil, sebab dia juga baru kali ini merasakan pergerak kan dari dalam perutnya.
"Yang mereka gerak Yang, kayaknya mereka seneng aku ngajak ngobrol kayak gini, ucap Ardi heboh", tapi ke hebohan itu terhenti saat suara perut lapar Zeta berbunyi lagi, memberikan peringatan bahwa sang empuh benar-benar sudah lapar. Dengan segera Ardi bangkit lalu beranjak meninggal kan kamar hotel.
******
Sedangkan Renita dan Zaidan saat ini sedang cekcok, seperti biasa Zaidan tiba-tiba masuk siang membuat Renita harus mengatur ulang beberapa jadwal ke giatan sang bos.
"Lu.. Ya bos! Bisa gak kalok mau masuk siang itu konfirmasi dari semalem jadi gue gak kalang kabut kayak gini, ucap Renita sambil menghadang jalan Zaidan"
Zaidan sendiri kanget dengan tindak kan Renita, biasanya gadis itu gak akan sampek marah kayak gini, "Kayaknya dia beneran marah, gumam Zaidan dalam hati".
"Maaf tapi saya beneran ada urusan penting, jadi gak bisa di tinggal, jawab Zaidan" dengan suara rendah nya, sebenarnya dia juga merasa bersalah pada sang sekertaris sebab dia tau pagi tadi dia memiliki jadwal dengan inspektor dari luar negeri.
"Terserah! Carik lah sekertaris baru saya sudah angkat tangan jadi sekertaris anda, ucap Renita" tapi sebelum dia mencapai pintu lobi.
"Saya tau anda dari makam Kania kan eh salah deh itu kan makam Tania Hastari dan lagi ni ya bos, CINTA BOLEH BODOH JANGAN ucap Renita" lalu benar-benar pergi meninggal kan kantor Wijaya Group.
"Apa maksud ucapanya itu jelas-jelas makam itu bertulis kan nama Kania Hatta Arsena, kenapa dia menyebut makam Tania Hastari, gumam Zaidan dalam hati", lalu dia tersadar satu hal.
"Mampus itu Renita beneran ngundurin diri? Ucap Zaidan pada Rudi"
"Mungkin bos? Kan bos tau sendiri itu anak kalok udah ngambek pasti langsung cabut, jawab Rudi enteng"
"Bener yang di bilang Reni bos terlalu bodoh gara-gara cinta, tapi mau gimana lagi! CINTA KAN EMANG BUTA Rudi berucap dalam hati" sambil geleng-geleng kepala melihat bosnya tampak prustasi saat pungung Reni hilang di balik pintu mobil.
"Kayaknya bos udah bergantung banget ya sama Renita, sampek-sampek bos jadi mupeng gini ucap Rudi" setelah mereka sampai di ruangan Wadiret.
Setelah Rudi membaca kan agenda Zaidan hari ini, Rudi lalu meninggal kan sang bos yang masih melamun.
"Duh!!! Kok ruangan ini rasanya ada yang kurang ya? Huhh... Lagian kenapa juga Renita pakai ngambek terus ngundurin diri jadi sekertaris ku, bikin puyeng ini mah! Gumam Zaidan" lalu dia meminum kopi yang baru di antar OB ke ruangannya.
BURRRRRR
"Kopi apaan ini rasanya gak enak banget, ucap Zaidan" lalu memanggil OB yang tadi di minta membuat kan kopi.
Tok tok
"Masuk jawab Zaidan dengan tampang garangnya"
"Siapa yng buat kopi untuk saya? Tanya pada OB bernama Tino"
"Buk anggun pak jawab Tino dengan wajah gugupnya"
"Kenapa ya pak? Tanyanya lagi"
"Rasa kopinya gak sama dengan yang biasa saya minum! Jawab Zaidan" sambil memengang gelas kopi di tangannya.
"Jelas beda lah bos kan selama ini yang buatin bos kopi itu Renita bukan mereka, jawab Rudi" dari ambang pintu.
"Sial!!! Bakalan mupeng benaran ini mah kalok gak ada Renita batin Zaidan"
Maaf ya guys saya akhir-akhir ini gak bisa update tepat waktu.
Anak saya sedang rewel....
Terima kasih atas dukungan kalian semua...
💪💪💪💪💪💪
jacob udh jd bpk trnyta....mskpn areta msh ga ngaku siiihh....
cpt smbuh y zeta,smua orng mnntimu .....
kl obtnya ada d tngn bpknya jacob,brrti dia dong yg udh nyuri????