Karena permintaan kakeknya , Ellena dan Luis terpaksa menikah dan hidup bersama tanpa cinta dalam pernikahan mereka. Akankah Ellena mampu bertahan dalam pernikahan itu, atau justru memilih untuk pergi? Hanya waktu yang mampu menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adelia Semakin Frustasi
Adelia duduk sendirian di kamarnya di rumah sakit, memandangi jendela dengan mata yang kosong. Hari-hari di rumah sakit yang dulu penuh dengan canda tawa dan kebersamaan kini berubah menjadi isolasi yang menyakitkan. Rekan-rekan yang dulunya hangat dan penuh perhatian kini menjauh, menjadikan Adelia sebagai sosok yang dihindari. Rasanya seperti dunia telah runtuh di sekelilingnya.
Ia ingat betapa Luis dan Rion, dua pria yang pernah mengisi hatinya, kini tidak mau lagi berhubungan dengannya. Semua itu karena keputusannya yang buruk dan tindakannya yang tidak dipikirkan dengan matang. Ia merasakan penyesalan yang mendalam, tetapi penyesalan itu datang terlambat.
Sementara itu, di sudut lain kota, kehidupan rumah tangga Luis dan Ellena semakin harmonis. Luis, yang dikenal dingin dan tak berperasaan, berubah menjadi pria yang hangat dan penuh cinta, tetapi hanya untuk Ellena. Setiap hari, Ellena datang ke rumah sakit membawakan makan siang untuknya. Hubungannya dengan perawat-perawat di sana semakin akrab, dan mereka semua menghormati Ellena, karena suaminya adalah dokter yang sangat dihormati.
Ellena datang ke rumah sakit seperti biasanya, membawa bekal makan siang untuk Luis. Di koridor rumah sakit, ia bertemu dengan beberapa perawat yang tersenyum ramah padanya.
"Siang, Nona Ellena. Apa yang Anda bawa hari ini?" tanya salah satu perawat dengan senyum lebar.
Ellena tertawa kecil. "Aku baru saja mencoba resep baru, pasta dengan saus marinara. Semoga Luis menyukainya."
Perawat lain menimpali, "itu kedengarannya sangat kezat. Dokter Luis sangat beruntung memiliki istri seperti Anda."
Ellena tersenyum, merasa bangga dan bahagia mendengar pujian itu. "Terima kasih. Kau terlalu memuji. Kalau begitu aku pergi dulu," ucapnya dan berlalu.
Ketika Ellena sampai di ruang kerja Luis, ia mengetuk pintu dan masuk. Luis, yang sedang sibuk membaca laporan pasien, mendongak dan tersenyum melihat istrinya.
"Ellena, kau datang," katanya dengan nada lembut yang hanya dia gunakan untuk istrinya.
Ellena berjalan mendekat dan meletakkan bekal makan siang di meja. "Tentu saja, aku datang membawakan makan siang untukmu. Bagaimana hari ini, sangat melelahkan bukan?"
Luis menarik Ellena ke dalam pelukan singkat. "Hari ini cukup melelahkan, tapi melihatmu di sini membuat semuanya lebih baik."
Ellena tersenyum dan mencium pipi suaminya. "Aku senang bisa membuatmu merasa lebih baik. Ayo, makan sebelum makanan ini dingin."
Mereka duduk bersama, menikmati makan siang sambil berbicara tentang berbagai hal. Luis menceritakan beberapa kejadian menarik di rumah sakit, sementara Ellena berbagi tentang kelas memasak yang sedang ia ikuti.
***
Di sisi lain rumah sakit, Adelia merasakan kesepian yang mencekam. Ia berjalan melewati koridor, melihat rekan-rekannya yang kini menghindarinya. Seperti ada tembok tak kasat mata yang memisahkan dirinya dari dunia yang dulu ia kenal.
Adelia mendekati salah satu perawat yang sedang sibuk dengan catatan pasien. "Emma, bisa kita bicara sebentar?"
Perawat itu menatapnya dengan pandangan dingin. "Maaf, Adelia, tapi aku sedang sibuk."
Adelia menghela napas panjang. "Hanya sebentar saja. Aku butuh seseorang untuk bicara."
Emma tampak ragu sejenak sebelum mengangguk pelan. "Baiklah, tapi cepat. Ada apa?"
Adelia merasakan air mata mulai menggenang di matanya. "Aku merasa sangat sendirian. Semua orang menjauh dariku. Apa yang harus aku lakukan?"
Perawat itu menatap Adelia dengan ekspresi simpati yang terpendam. "Adelia, kau harus menyadari bahwa tindakanmu memiliki konsekuensi. Orang-orang di sini merasa tidak nyaman karena perilakumu."
Adelia merasakan sakit yang menusuk di hatinya. "Aku tahu, dan aku menyesal. Tapi bagaimana aku bisa memperbaikinya?"
Emma menghela napas. "Mungkin kau harus mulai dengan meminta maaf pada orang-orang yang telah kau sakiti. Dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama."
Adelia mengangguk, meskipun hatinya terasa berat. "Kau benar-benar, Emma. Aku akan mencoba."
***
Di ruang kerja Luis, makan siang mereka hampir selesai. Luis menatap Ellena dengan mata yang penuh cinta. "Ellena, aku tidak tahu bagaimana aku bisa berterima kasih padamu atas semua ini. Kau benar-benar membuat hidupku lebih baik."
Ellena meraih tangan Luis dan menggenggamnya erat. "Aku juga merasa sama, Luis. Kau adalah segalanya bagiku."
Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kebersamaan yang hangat. Di luar jendela, senja mulai menyelimuti kota dengan lembayung yang indah, menambah kehangatan suasana di antara mereka.
***
Bersambung
agar bisa menyenangkan suamimu...❤️❤️