Heartbeat Because Of You

Ayra kembali ke rumahnya usai menghabiskan waktunya bersama Nathan, yang justru malah menyaksikan perbincangan Gefano dan Glenca. Ayra menjadi takut atas perasaannya yang menjadi bomerang untuknya. Ayra memutuskan untuk menghubungi Melody untuk membicarakannya dengannya sebagai sesama perempuan.

^^^Ayra: Mel... Besok Lo sibuk ga?^^^

Tring... Sebuah notifikasi masuk di ponsel Ayra yang menunjukan pesan balasan dari Melody.

Melody: Engga sih Ra, kenapa emang?

^^^Ayra: Gue lagi sedih... Pengen curhat sama lo..^^^

Melody: Tentang Gefano ya?

^^^Ayra:Kok lo langsung tau sih padahal belum gue kasih clue.^^^

Melody: Iyalah gue gitu loh..

Melody: Kenapa lagi beb? any something bad happen?

^^^Ayra: Iya, tapi ini beneran rahasia kita berdua ya..^^^

Melody: Oke sweetie, why?

^^^Ayra: Gue tadi abis nyaksiin Kak Glenca nyatain perasaan ke Gefano.^^^

Melody: Eh serius lo Ra?

^^^Ayra: Iya serius Mel, cuma...^^^

Melody: Cuma apa?

Melody: Ayo dong jangan bikin gue penasaran.

^^^Ayra: Gini aja deh, lo besok free gak? kita main ke luar aja yuk, mau ga?^^^

Melody: Boleh, kebetulan gue ada rekomendasi tempat.

^^^Ayra: Di mana emang?^^^

Melody: Di tempat toko permen dan kue tapi di situ kita juga bisa buatnya langsung.

^^^Ayra: Boleh yuk, mau jam berapa?^^^

Melody: Jam sepuluh aja Ra, nanti gue jemput ke rumah lo.

^^^Ayra: Oke sip, see u besok Mel.^^^

Melody: Oke.

Ayra pun mengakhiri obrolan chatnya dengan Melody.

...----------------...

Keesokan harinya sesuai janji Melody menghampiri Ayra ke rumahnya, setelah itu mereka langsung ke tempat tujuannya.

Ayra dan Melody sampai di toko kue dan permen bernama CakeCandies yang berada di pusat kota.

"Nah di sini nih kita bisa ikut buat secara langsung sekaligus pengalihan lo cerita sedih Ra," ucap Melody menatap Ayra.

"Oh gitu ya, oke deh."

"Yaudah yuk masuk!" ajak Melody sambil mengandeng tangan Ayra.

Cakecandies adalah toko kue dan permen dengan konsep ceria dengan dinding penuh dengan warna pastel, dihiasi lampu gantung yang berkilauan dan meja-meja yang dihiasi dengan bahan-bahan kue dan permen yang dapat diambil langsung oleh pembeli untuk membuatnya sendiri. Di dekat meja itu terdapat area khusus yang di mana pembeli dapat membuat kue dan permen sendiri dengan berbagai topping sesuka hati yang sudah disediakan di dalam toples.

"Ra liat deh ada topping gula warna-warni yang lucu banget gitu, pokoknya harus buat kue pake ini, " saran Melody.

"Iya lucu-lucu, gue suka tempatnya. Lo mau buat apa Mel? " tanya Ayra menatap toples topping yang ia pegang.

"Kue muffin kali ya.. lo gimana?" ucap Melody menimbang-nimbang.

Ayra meraih cetakan kue berbentuk hati, " Gak tau, mungkin buat kue cokelat aja" ucap Ayra dengan nada sedih.

"Lo kenapa lagi? " tanya Melody heran.

"Gue tiba-tiba keinget dia lagi, " ucap Ayra sambil menghela napas panjang.

Kini Ayra dan Melody mulai membuat adonan kue dengan didampingi pelayan toko di sampingnya.

"Kenapa, coba aja ceritain.. biar lo lega. "

"Pasti tentang Gefa ya..kenapa sama si Gefa?" Melody melanjutkan perkataannya.

Ayra mengangguk pelan dan menyiapkan diri untuk sambil bercerita, "Kemaren waktu gue ke taman kota sama kak Nathan, gue gak sengaja nyaksiin Glenca nyatain perasaan ke Gefano, cuma.. respon Gefano gak begitu bagus.. " jelas Ayra.

"Dia respon gimana emang? " tanya Melody penasaran.

"Ya lo bisa bayangin aja gimana sisi dinginnya Gefa, intinya mereka sampai berantem gitu akhirnya."

"Oh wow, gue tebak Gefa nolak Glenca ya? right? " tebak Melody dengan tatapan seriusnya.

"Iya bener. "

"Terus kenapa? ya bagus dong buat lo, lo jadi gak punya saingan. "

"Masalahnya gue jadi takut aja sama perasaan gue, gue takut kalo Gefa tau soal perasaan gue, gue bakal dapet respon yang sama kayak waktu sama Glenca."

Ayra dan Melody memasukan adonan kue ke dalam cetakan dengan hati-hati.

"Belom- belom lo udah mikir jelek aja lo Ra! gimana kalo ternyata Gefa suka lo? kan we never know about perasaan atau hati seseorang Ra. So, lo lanjutin aja perasaan lo, " saran Melody yang sudah selesai memasukan adonan ke cetakan, yang diikuti Ayra.

"Ya sih.. tapi.. "

Melody menaruh tangannya di atas tangan Ayra, "Udah lah positif thinking aja, jangan terlalu dipikir." ucap Melody penuh empati.

"Iya Mel. " Ayra mengusap air matanya yang tanpa sadar menetes. Kini Ayra menghias adonan kue berbentuk hatinya dengan topping ceres berwarna-warni.

"Tapi gue takut aja perasaan ini bakal jadi boomerang buat gue, Mel."

"Enggak kok! gue yakin perasaan ini gak akan jadi boomerang buat lo, " Melody menepuk pelan pundak Ayra.

"Atau... lo mau pindah hati ke Lucas aja? kan dia juga cakep tuh.. walau mulutnya kadang *ember baskom hahaha. "

*ember baskom\= cerewet.

"Ih enggaklah!"

Melody tersenyum menggoda, "uhh utututu yang hatinya udah kepatil Gefano si patung es berjalan itu hahaha. "

Ayra tersenyum malu-malu, "Ih apaan sih lo Mel. "

Melody mendorong pelan bahu Ayra, "cie salting uhuy. "

" Ih udah lah Mel, " ucap Ayra sambil memasukkan cetakan kuenya dan kue Melody ke dalam oven.

"iya- iya si anak ayam. "

"Anak ayam?"

"Iya, lo kalo salting udah kayak anak ayam yang lari-larian. "

"Anjir lah julukan macam apa itu."

"Julukan lucu dari gue, " ucap Melody mengibaskan rambutnya ke belakang yang berlagak sombong.

Ayra tertawa pelan melihat tingkah Melody dan menggelengkan kepalanya pelan.

Tingg.. suara oven berbunyi tanda kue mereka sudah jadi, Ayra dan Melody langsung mengeluarkan kuenya dari oven.

Tiba-tiba nada dering telpon ponsel Ayra berbunyi dan tertera nama yang tak asing baginya..

Lucas...

\=\=\=\=\=\=\=