Asmara Dunia Lain

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, usaha kue rukmini semakin berkembang. walaupun rukmini membuka toko kue di pasar dan hanya sampai jam dua belas tapi kue-kue jualannya selalu habis. rukmini juga sudah membeli tiga petak sawah yang sangat luas di kampungnya, rukmini mempekerjakan warga di desa nya. dia tak pernah pelit memberi upah pada orang yang bekerja dengannya, hingga mereka betah bekerja dengannya. sebagian lagi dari penjualan emas dari peti itu, Rukmini bagikan juga pada keluarga ningsih, sari, lastri dan mbok narti. uang pemberian rukmini mereka pakai untuk membeli bibit padi juga membeli sembako dan sisanya untuk buka usaha kecil-kecilan sekedar membantu suami mencari nafkah . sedangkan sari, lastri dan ningsih. membantu Rukmini membuat kue dan kripik singkong. ketiganya akan digaji, tapi Rukmini selalu memberikan uang lebih pada ketiga sahabatnya. hingga mereka suka membantunya. rumah rukmini yang dulu kecil sekarang sudah menjadi rumah yang mewah bahkan melebihi kemewahan haji sobri. didalam rumah rukmini sudah ada televisi, kompor gas, kulkas, tempat tidur dan kursi yang bagus.

Rukmini yang dulu selalu memakai baju yang sederhana sekarang memiliki baju-baju yang bagus, hingga rukmini terlihat semakin cantik saat memakainya. rukmini juga sudah membeli motor dan bisa mengendarainya sendiri. walaupun rukmini dan mbok sukiyem hidup berkecukupan tapi mereka tetap baik dan membantu tetangga yang membutuhkan. hingga warga didesanya tetap menghormati juga sayang pada mereka. seperti sebelum rukmini kaya . begitupun haji sobri tidak merasa iri dengan kekayaan yang sudah dimiliki rukmini sekrang ini. tapi yang namanya manusia, tetap aja rasa iri timbul di dalam hatinya. ketika melihat keberhasilan orang lain apalagi melebihi dirinya. begitu pula lah yang terjadi pada salah satu penduduk dari desa sebelah. pak kamto seorang juragan beras yang terkenal kaya, rumahnya cukup besar ternaknya banyak, sawah dan kebunnya luas. desas desus tentang kekayaan rukmini, sudah sampai ke telinganya. hingga membuat hatinya panas, apalagi anak buah nya sering sekali membanding-bandingkan kekayaan rukmini dengan kekayaannya yang membuat dirinya meradang .

seperti pagi itu, saat pak kamto dan ke empat anak buah nya sedang memantau pekerja di sawahnya. wowo salah satu kali tangan nya mengompor-ngompori pak kamto . " Juragan Jangan Sampai Kalah Sama Gadis Yang Bernama Rukmini Itu, Dia Cuma Perempuan Juragan, Masa Kekayaannya Bisa Melebihi Juragan ." sergah wowo .

" Memang Kekayaannya Sebanyak Apa Sih Wo? " balas juragan kamto.

" Kalau Dilihat Dari Luar Kekayaannya Biasa Saja, Tidak Ada Kebun Dan Ternaknya, Tapi Denger-Denger Dia Punya Tiga Petak Sawah Yang Sangat Luas Juga Toko Kue Di Pasar Dan Satu Lagi Juragan, Hartanya Tidak Bisa Habis Walaupun Dia Membagi-baginya Pada Tetangganya." urai wowo panjang lebar.

" Apa Kamu Pernah Melihat Perempuan Yang Bernama Rukmini Itu Wo?." tanya kamto.

" Tidak Pernah Juragan, Tapi Dari Cerita Warga Desa Disana Ini Yng Pernah Membeli Kue Ditokonya, Katanya Rukmini Itu Sangat Cantik, Kulitnya Juga Putih Juragan."

" Dia Sudah Punya Suami? " kembali juragan kamto bertanya karena penasaran

" Katanya Sih Belum Juragan." balas wowo.

" Kamu Itu Ditanya Jawaban Nya Selalu Katanya, Katanya. Begini Saja Kamu Besok Sama Mamat Kepasar Beli Kue Ditokonya Sekalian Lihat Apa Betul Rukmini Itu Cantik Dan Belum Bersuami ." perintahnya.

" Baik Juragan,! Kalau Belum Ada Yang Punya, Emang Nya Kenapa Juragan?." tukas wowo.

" Hahahaahah..., Wo, Wo Kamu Kaya Ndak Tahu Aja, Mau Kuperistri Lah HAhahahahah... " seloroh juragan kamto.

" Juragan Mau Nambah Istri Lagi." ungkap wowo dengan mata terbelalak..

" Yaiyalah Wok. Kalau Rukmini Itu Memang Cantik Dan Bahenol, Kenapa Tidak. Aku Bisa Memenuhi Semua Permintaan Nya Walaupun Istriku Sudah Empat, Hartaku Takan Habis Menghidupi Mereka Semua! Hahahah.. " pak kamto tertawa bahagia membayangkan wajah Rukmini.

" 𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳! 𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘗𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘐𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘉𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬, 𝘔𝘢𝘶 𝘕𝘢𝘮𝘣𝘢𝘩 𝘓𝘢𝘨𝘪 ! 𝘔𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘋𝘪𝘢 𝘔𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘒𝘶𝘢𝘵 𝘉𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘱𝘶𝘳 𝘋𝘪𝘳𝘢𝘯𝘫𝘢𝘯𝘨." wowo mengumpat dalam hati melihat kelakuan juragan kamto.

Seperti biasa. pagi-pagi sekali lastri, ningsih dan sari datang ke rumah rukmini untuk membantunya membuat kue dan keripik. Rukmini yang sudah bangun dari pagi, mempersiapkan bahan-Bahan kue yang akan dibuatnya saat sedang mengeluarkan bahan kue dari lemari. terdengar suara ketukan dan salam dari luar.

" Tok..Tok... Tok..., Assalamu'alaikum! Rukmi "

" Waalaikumsalam! Sebentar. " gegas rukmini membuka pintu lalu mengajak masuk ketiga sahabatnya " Ayo Masuk, Masuk " ajaknya.

Ketiganya pun masuk ke dapur, lastri yang tidak melihat mbok sukiyem bertanya." Simbok Mana Rukmi? ".

" Simbok Dikamar, Lagi Ndak Enak Badan Katanya ." ungkap rukmini.

" Hari Ini Mau Bikin Kue Apa? " tanya sari.

" Seperti Biasa, Cuma Ada Tambahan Kue Bolu Singkong Dan Bila Singkong." kata Rukmi

" Wahhh, Jadi Pengen Coba Pasti Rasanya Enak." celetuk ningsih.

" Ayo Kita Bikin Sekarang, Takutnya Kesiangan Kepasar nya. " Timpal lastri.

Sari, lastri, ningsih dan rukmini bekerja sesuai bagian masing-masing lastri membuat lemet, sari membuat getuk, ningsih membuat cenil, sedangkan rukmini membuat bolu dan bika. tak butuh waktu lama, akhirnya kue-kue itu selesai dibuat. mereka juga diberikan kue oleh rukmini untuk dibawa pulang kerumah nya masing-masing.

Rukmini dibantu ketiga sahabatnya menaikkan rantang kue ke atas motor, lalu di ikat dengan tali setelah berpamitan pada simboknya, rukmini berangkat kepasar, tak lama kemudian dia pun sampai dipasar terlihat beberapa orang mengantri didepan toko kuenya. setelah masuk dan menyusun kue-kue ke dalam lemari, tampak rukmini melayani pembeli yang dari tadi menunggu diantara kerumunan orang dipasar . terlihat anak buah juragan kamto. berjalan kearah toko kueh rukmini dan ikut juga mengantri.

Setelah giliran wowo juga mamat, wowo mulai bertanya. " Ini Kue Apa Mbak,." wowok menunjuk kue bolu yang ada di lemari.

" Bolu Singkong Pak. "

melihat rukmini yang memiliki wajah yang sangat cantik dan badan yang aduhai, wowo mulai genit pada rukmini. " Jangan Panggil Pak Dong, Bilang Saja Mas, Kan Lebih Enak." sembari mengedipkan sebelah matanya.

" Tapi, Ndak Enak Pak. Tidak Sopan, Bapak Jauh Lebih Tua Dari Saya. " celetuk rukmini.

" Tidak Apa-Apa, Kan Saya Yang Suruh. Suaminya Tidak Ikut Jualan?" tanya wowo lagi sambil mencolek tangan rukmini.

Rukmini yang diperlakukan seperti itu merasa risih dan menegur wowo. " Mas Kalau Mau Beli, Beli Saja. Tidak Usah Colek-Colek Begitu Dan Saja Juga Tidak Memiliki Suami Mengerti. " wajah rukmi terlihat kesal .

Wowo dan mamat tertawa melihat rukmini yang tampak marah. baru saja hendak bicara lagi wowo juga mamat didorong ibu-ibu yang menunggu dari tadi hendak membeli kue juga

" Minggir Dong, Memang Situ Saja Yang Mau Beli, Kita-Kita Juga Mau Beli Nih. " ujar ibu-ibu yang ada di belakang wowo

" Iya Nih, Dari Tadi Kita Mengantri, Tapi Situ Lama Amat " timpal ibu yang satunya..

wowo dan mamat segera keluar dari toko rukmini sembari berucap. " Ayo Mat, Kita Pulang Beli Kue Nya Ndak Jadi." ajaknya pada mamat lalu meninggalkan toko kue rukmini. karena informasi yang mereka cari sudah mereka dapatkan.

Wowo dan juga mamat tidak menyadari kalau perbuatan mereka pada rukmini ada mata yang dari tadi mengawasi nya. " Kalian Tak Akan Selamat. Kalau Sampai Berbuat Sesuatu Yang Bisa Menyakiti Ratu Sekar Arum." gumamnya lalu berlalu meninggalkan tempat itu.

Rukmini melihat jam yang melingkar ditangan nya. " Ternyata Baru Jam Sepuluh, Kue-kueku Sudah Habis. Sebelum Pulang Aku Mau Beli Sesuatu Buat Simbok, Lastri, Sari Dan Ningsih. Sampai Lupa, Jupri Juga." ucap rukmini cengengesan. rukmini melangkah ke lapak penjual baju, setelah memilih milih baju yang dirasa cocok untuk ketiga sahabat dan kedua orang tua mereka juga simbok nya jupri. rukmini melangkah ke lapak penjual jam tangan, terlihat rukmini memikih-milih beberapa jam tangan di lapak itu, akhirnya pilihan rukmini jatuh pada jam tangan yang berwarna hitam dan anti air . rukmini juga membeli bahan kue untuk besok.

Sore ini rukmini berkunjung kerumah ketiga sahabatnya untuk memberikan baju yang dibeli nya tadi. alangkah senang nya lastri, sari, ningsih dan kedua orang tua merreka menerima pemberian Rukmini . " Wahh, Rukmini Bajunya Bagus Amat, Pasti Mahal " lastri begitu senang melihat baju baru yang dibeli rukmini.

" Iya Nduk, Kamu Baik Sekali Pada Keluarga Kami, Makasih Ya. " timpal simboknya lastri.

" Sama-sama Lastri, Mbok. Kalian Sudah Kuanggap Keluargaku Sendiri, Jadi Sudah Sepantasnya Aku Membahagiakan Kalian Juga." tukas rukmini tersenyum.

jupri dan mbok narti yang juga mendapatkan baju dan jam tangan dari rukmini, tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. " Terimakasih Ya Nduk, Semoga Rezekymu Makin Lancar." tutur mbok narti.

" Iya Rukmi, Aku Juga Makasih Banyak Ya " sambung jupri .

" Iya Mbok, Pokonya Kalau Simbok Atau Mas Jupri Butuh Sesuatu Bilang Saja, Jangan Sungkan-Sungkan." potong rukmini sambil tersenyum sumringah. rukmini sangat bahagia melihat orang-orang baik pada keluarga nya senang menerima pemberiannya.