Bercerita mengenai sekolah sihir yang dimana, sekolah ini menyatukan elemen sihir yang ada di dunia ini, secara tidak langsung, berdirinya sekolah ini juga menyatukan semua negara yang ada.
Berfokus kepada seorang laki-laki yang sangat suka bereksperimen menggabungkan berbagai sihir, kebanyakan eksperimennya berujung kegagalan, namun beberapa juga berhasil, menghasilkan sihir yang unik dan lumayan populer dikalangan penyihir lainya.
Ceritanya akan dibalut dengan komedi, jadi saya minta untuk para pembaca untuk, santai? Tidak, kalian harus berfikir sangat keras, karena komedi yang ku usung harus berfikir dulu untuk tertawa. Ingat, ini bukan cerita santai titik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SKBSM 4. Ibukota ya ibukota
Dua minggu sudah berlalu dari kota Gondon, kalo dari kota Tony berasal, perjalanan sudah berlangsung tiga minggu, hampir satu bulan.
"Tinggal berapa hari lagi ini perjalanan? Aku sudah sangat bosan dengan perjalanan ini" Kata Tony.
"Bersabar sebentar, beberapa menit lagi kita akan sampai" jawab sang supir.
"Eh beneran? Akhirnya...!"
"Akhirnya kita sampai di Ibukota!"
"Eh, ibukota? Ibukota kerajaan angin?"
"Tentu saja, Kita masih diwilayahnya kerajaan angin ... Jangan didalam mulu, sini keluar dan lihat Ibukota kerajaan tempat lahir mu"
Tony pun keluar dan duduk disamping supir, mata Tony langsung terlihat seperti bersinar-sinar karena kagum melihat indahnya Ibukota.
Nama kotanya adalah Kalefir, kota ini dibangun di atas gunung, karena kotanya sangat luas, beberapa rumah dibangun diperenggan gunung. Namun hebatnya, arsitek terkenal yang bernama Gon Gin, menyusun bangunan sampai tidak terlihat seperti hidup diperenggan. Namun dibikin tingkat meningkat dengan anak tangga untuk memisahkan tingkatan.
Secara tidak langsung, tiap tingkatan per RT. Yang paling atas dan terjadi istananya adalah RT 1, tingkatan bawahnya adalah RT 2, tingkatan bawahnya RT 2 adalah RT 3, dan terus berurutan seperti itu hingga RT 9.
Yang paling ikonik dari kota ini adalah, Yap, Batra terbang. Ini seperti pesawat tapi bentuknya lebih seperti kapal. Butuh sepuluh penyihir untuk menggerakkannya, dulu ini digunakan untuk perang, sekarang ahli fungsi sebagai dinasti hiburan untuk para wisatawan maupun penduduk lokal, yang ingin melihat indahnya kota kalefir dari atas.
Sebelum masuk kesebuah seperti biasa dilakukan pemeriksaan semua barang dagangan, para pedangan sampai hanya ikut numpang tak luput juga dalam pemeriksaan. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyeludupan obat-obatan terlarang sampai senjata ilegal. Karena rombongan ini sangat banyak, membutuhkan waktu satu jam setengah pemeriksaan. Tony sudah terbiasa dengan hal ini, karena sudah keluar masuk banyak kota selama perjalanan.
"Pas-pasan ini sudah sore hari, jadi seperti biasa ya, nanti perginya kita akan berangkat lagi" kata Tony.
"Tidak, kita akan empat hari disini" Kata sang supir.
"Haha lucu, terimakasih candaannya pak, aku sedikit terhibur, kali ini kita akan menginap dimana?"
"Haha terimakasih pujiannya, tapi ini seriusan kita akan berada di ibukota Selma empat hari"
"Ngapain"
"Berdagang lah"
"Oh ya kalian pedangang ya, gimana nasib sekolah ku?"
"Ini masih tanggal 27 Mei kan, dari ibukota cuma butuh satu minggu sampai ke sekolah sihir"
"Telat dong pak"
"Telat dikit gak ngaruh"
Tony tarik nafas dalam-dalam dan mengelukan nya secara perlahan.
"Jangan teriak-teriak dengan kata-kata kasar, nanti kau bisa ditangkap"
"Enggak, aku cuma mau mengingatkan para pembaca jangan lupa untuk bernafas"
"Oh... Tunggu, kenapa nafas ku jadi manual?"
...SKBSM...
Hari pun berganti, di pagi yang cerah ini, Tony keluar dari penginapan dan mulai jalan-jalan didalam ibukota. Penginapan Tony terletak di RT 6, tidak terlalu tinggi, namun dengan begitu, dia bisa menjelajah RT diatasnya (5,4,...).
Selama keliling Tony melihat banyak hal, terutama aksi sirkus di alun-alun kota, Tony lumayan betah di sana. Tony sempat terjebak didalam pasar, tapi syukurlah, ada pedangang satu rombongan dendanya yang menuntun Tony keluar dari pasar.
Tony sempat ikutan antri untuk menaiki Batra, namun tidak jadi karena harganya sangat mahal dalam sekali naik, Dua koin emas bro... Kalo dibelikan roti bisa dapat satu kereta tuh.
Waktu pun berlalu sampai sore hari, saat ini Tony sudah sampai di RT 1, tingkat tertinggi dan sekaligus dekat dengan istana kerajaan. Tony sempat kagum melihat istananya, namun rakyat biasa tidak bisa masuk kedalam istana, hanya para bangsawan dan kelurga kerjaan yang bisa masuk, kayaknya gak usah ku jelaskan lebih jelas ya, kalian semua paham lah alasannya.
Namun ini tidak membuat Tony kecewa, karena tujuan Tony sebenarnya adalah, warung kopi. Dari cerita-cerita yang dia dengar, kopinya biasa saja, namun harganya mahal, akan tetapi pemandangan dari warung tersebut sangat indah, karena bisa melihat hampir seluruh kota dari atas. Tempat strategis juga kunci dari kesuksesan suatu usaha, ingat itu baik-baik.
"Berapa totalnya?" Tanya Tony.
"Apa aja?" Sang kasir bertanya balik dan siap-siap menghitung semua pesanan Tony.
"Satu cangkir kopi hitam"
"Terus"
"Dah itu aja"
Sang kasir melirik Tony dengan tatapan malas.
"Kalo cuma satu pesanan kenapa tanya totalnya segala?" Tanya sang kasir.
"Biar seperti orang-orang" Jawab Tony.
Sang kasir menatap Tony dengan tatapan makin malas lagi.
"20 koin silver"
Kopi gak enak harganya mahal banget, lu mau usaha kopi apa usah rampok? ... Inginnya sih ngomong gitu, tapi dah lah, anggap saja itu harga pemandangan, aku puas dengan pemandangannya batin Tony sambil membayar.
Setelah keluar dari toko, Tiba-tiba segerombolan tentara kerajaan berlari tepat didepan Tony, malahan hampir menubruk Tony.
"Ada apa ini? Ada kasus perampokan kah? Sekalian tangkap pemilik warung ini" ucap Tony.
"Warung siapa yang lu maksud?" Respon kasir dari dalam warung.
...SKBSM...
Hari mulai gelap, Tony sedang dalam perjalanan pulang ke penginapan, karena kota ini sangat luas, Tony saat ini masih menuruni tangga dari RT 2 ke RT 3. Setelah sampai dijalan normal, Tony mendengar suara tikus yang jatuh dari anak tangga.
"Ini, gak salah adegan ini?"
Gak, seekor tikus jatuh dari anak tangga.
Tony melihat ke kamera dan seekor tikus tepat disampingnya jatuh dari anak tangga.
"Hah, suara apa itu? Oh, ternyata suara tikus yang jatuh dari anak tangga, tunggu, emangnya ada suaranya tikus jatuh dari anak tangga? Belum lagi ini anak tangga cuma setinggi 20 centimeter"
Oh ya benar juga, ulang-ulang biar ku kasih suara. Saat Tony sedang berdiri dengan mata malasnya, tiba-tiba ada seekor tikus jatuh drai anak tangga.
*DUAR!!*
"Nih tikus meledak apa jatuh sih?"
Jatuh.
"Hah, suara apa itu? Oh, ternyata suara tikus yang jatuh dari anak tangga, aduh kasihan"
Karena merasa kasihan, Tony pun menolongnya.
"Gak ah jijik banget woi"
Tony pun menolongnya.
"Aduh kasian banget, oh ya, aku akan mencarikan obat untuknya, apotek masih bukak nggak ya?"
Tony membopong tikus tersebut dan membawanya kerumah sakit hewan yang hanya berada di RT 2.
"Lama-lama lu ngelunjak ya?"
Udah mau gimana lagi dialognya emang gini, jangan banyak protes mau seribu kata nih.
"Tidak, obat saat kayaknya belum cukup, aku akan membawanya ke dokter hewan!"
Rumah sakit.
"Iya rumah sakit hewan!" Setelah ngomong seperti itu, Tony tanpa merasa jijik mengangkat tikus tersebut dan membawanya kerumah sakit hewan. Tiba-tiba ada seseorang cewek muncul saat Tony mulai menaiki anak tangga.
"Maaf pak pembawa cerita, aku kapan teriaknya ya?" Tanya cewek tersebut, tunggu teriak?
Tunggu-tunggu, loh? Oalah salah konteks, lah ini yang buat? Tony ulang dari awal, salah adegan.
"Udah-udah, cut-cut udah cut aja, aku sudah capek udah dapet seribu kata tuh udah bodoh amat!"
