Jodoh Kakak Ku

Detik demi detik menit demi menit jam demi jam berlalu dengan dilantunkan ayat-ayat suci di dalam kamar itu, tak satupun dari mereka yang ada diruangan itu tidak meneteskan air.

Erina dengan setian terus ada disamping kanan kakaknya dan dimas ada disamping kirinya, papa dan mama juga ada disamping erlita.

Tangis erina pecah sambil memanggil keras nama kakaknya. Semua orang melihat kepergian erlita dengan tenang pelan dan sangat indah ditemani orang-orang tersayang dan juga calon suaminya.

" kaakk...........lita............Allahu Akbar........."

Tim dokterpun segera memeriksa keadaan erlita dan dokter langsung mengucapan kalimat itu.

" innalilahiwainailaihirojiun....."

Ya erlita sudah dinyatakan meninggal oleh tim dokter yang memeriksanya.

Sontak semua orang mengucapakan hal yang sama seperti dokter dan semua tak kuasa menahan tangis.

Erina yang tepat ada disamping kakaknya menangis sambil mengusap kepala kakaknya. Papa dan mama saling berpelukan untuk saling menguatkan.

Teelihat dimas juga tak bisa menahan air matanya tak disangka jika ini adalah pertemuan sekaligus perpisahanya dengan gadis yang akan dinikahinya dan mulai mengambil hatinya itu. Hatinya hancur tak tau harus berkata apa dia hanya mencoba iklas melepas kepergian calon istrinya.

Erilita pergi dengan senyum di bibirnya dengan muka berseri-seri. Hal ini membuat semua orang yang ada disana merasa iklas dengan kepergian erlita.

Dirumah keluarga atmajaya

Begitu banyak sanak saudara para relasi dan semua karyawan yang datang melayat dirumah besar itu. Terlihat karangan bunga yang berjejer disepanjang jalan memasuki rumah itu tanda ucapan duka cita.

Erina yang terus setia berada disamping kakaknya tak berhenti membaca ayat-ayat suci, ya hanya itu yang bisa membuat hatinya tenang saat ini walau air matanya terus mengalir dengan derasnya.

Disisi lain terlihat juga dimas yang juga membaca ayat suci tak kalah sedihnya dari erina dimas juga merasa sangat kehilangam erlita walau baru beberapa bulan mengenalnya.

Untuk terakhir erina mencium kening kakaknya mengucapkan selamat jalan dan mengatakan pada kakaknya jika dia akan baik-baik saja dan erina janji akan menjaga keluarga ini seperti kakaknya erina juga janji akan menggatikan semua tugas kakaknya walau dengan derai air mata.

Pemakaman

Pak rudi sendiri yang memasukan putri tercintanya ke dalam liang lahat dibatu adik- pak rudi dan beliau sendiri yang mengumandangkan adzan untuk putrinya seperti dulu dia terlahir kedunia.

Semua orang yang hadir merasakan haru yang begitu mendalam tak kuasa menahan air mata mereka. Mama dan erina saling berpelukan untuk saling menguatkan. Terlihat dimas disana berpakaian serba hitam dan menggunakan kaca mata hitam untuk menyembunyikan tangisnya.

Di pemakaman kelaurga erlita disemayamkan. Semua keluarga bergantian menabur bunga diatas pusaranya dan terakhir ditutup dengan doa. Semua orang satu persatu mulai meninggalkan pemakaman dan mengucapkan ucapan duka kepada keluarga.

Sekarang yang tertinggal hanya keluarga dekat saja. Tampak erina masing terus ada disamping makam kakanya masih menangis dan terus berdoa memohon kepada Allah untuk kakaknya. Mama yang juga ada disamping erina juga tak memanjatkan doa dengan khusuknya sambil menitikan air mata.

Dimas yang masih berdiri disana hanya bisa memandangi makam erlita. Ternyata Allah berkata lain perjodohannya yang diatur sejak mereka remaja akhirnya harus berakhir seperti ini, ketika manusia hanya bisa berencana dan Allah lah yang menentukan segalanya.

Pak pranbu ayah dimas dimas mendekati pak rudi dan mengucapkan ucapam dukanya sekali lagi.

" Kami keluarga besar gondo kusuma sekali mengucapan turut berduka cita dan sangat kehilangan calon menantu kami, sunggu tak ada yang lebih berkuasa dari Allah yang masa kuasa, yang pasti keluarga kami akan selalu ada untuk keluarga atmajaya disaat suka atau duka mengenai semua persiapan pernikahan yang batal mari kita bicarakan nanti dan dek rudi tidak perlu khawatir semua biar kami yang mengurusnya"

" Iyaa....mas prabu saya peribadi dan keluarga berterima kasih sekali atas perhatian dan bantuan dari mas dan keluarga dan kami juga mohon maaf karena semua ini diluar rencan, untuk kelanjutanya besok kita bisa bertemu dan membicarkan masalah ini lebih lenjut"

" Jangan khawatir dek rudi konsentarasi saja pada keluarga saat ini lebih utama mengenai hal yang lain bisa kita bicarakan jika situasi dan kondisinya sudah kondusif, kami pamit dulu nanti malam kami pasti datang kerumah untuk lagi"

" iyaa mas mathur nuwun sanget......"

" Dimas ayo kita pulang dulu nanti malam kita kemnali kerumah atmajaya" ajak papa dimas

" Dimas....masih mau disini pak.....bapak dan ibuk duluan saja nanti dimas menyusul sama bagas"

" Iyaa bapak dan ibuk duluan saja biar mas dimas nanti saya bagas saja menyusul ( bagas sambil berbisik pada ayahnya ) biar mas dimas disini dulu pak....bagas yang jagain kasian mungkin hal yang mau mas dimas lakukan"

" yaa....sudah kalau begitu bapak dan ibuk pulang dulu".

Pak rudi mendekati erina yang masih ada dipinggir makam kakaknya, dia membujuknya untuk pulang, walau awalnya erina menolaknya tapi dengan bujukan papanya akhirnya erina mau dengan syarat besok papanya akan membawanya kesini lagi. Papa dan mama serta erina beranjak meninggalkan makan erlita.

Sebelum pulang papa menghampiri dimas.

" Dimas kami pulang dulu....kamu yang sabar dan yang kuat ya nak terimakasih karena sudah datang untik erlita....." pak rudi memeluk dimas sambil menepuk-nepuk bahunya.

" Iya....om....sama-sama..." tak banyak kata yang keluar dari mulut dimas.

Setelah pak rudi meninggalkan tempat itu dimas kemudian mendekat ke makam erlita.

" Erlita.....walau pertemuan dan perkenalan kita yang singkat tapi kamu meninggalkan kenangan yang indah di hati saya, kamulah wanita pertama yang saya cintai kamu juga yang pertama mengisi hati saya terimakasih untuk perhatian kamu selam ini dan saya janji tidak akan pernah melupakan kamu nama kamu akan selalu saya sebut disetiap doa ku" dimas kemudian berdoa disana cukup lama.