The Queen Of Drama

Karin begitu puas melihat Mecca yang baru saja selesai menandatangani dokumen yang sudah di buat olehnya, tanpa curiga bahkan dia sangat percaya padanya.

"Sudah kan? kelak jangan hubungi aku saat aku sedang mabuk seperti ini...." Kesalnya yang kembali terbaring dengan pakaian seksinya, dia baru saja pulang dari bar.

Karin yang melihat itu hanya tersenyum, senyum aneh di wajahnya sangat mengerikan. Setelah itu, Karin pergi dengan santai.

•••

Caelus menghampiri Vyora yang duduk manis didalam ruangannya, Vyora terlihat sibuk membaca berita nya yang mulai meredup.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Caelus yang duduk di sampingnya, Vyora terkejut dan sedikit berdehem.

"Hanya melihat-lihat." Balas Vyora santai.

"Bagaimana dengan beritanya?" Tanya Caleus.

"Sudah di atasi." Balas Vyora dengan menatapnya, setelah itu Vyora segera memalingkan wajahnya agar tidak berlama-lama untuk bertatapan.

"Syukurlah, apa kegiatan mu hari ini?" Penasaran Caelus.

"Aku akan bertemu dengan dua perusahaan untuk berdiskusi mengenai pekerjaan ku, apa kau mau ikut?" Tanya Vyora penasaran.

"Tentu, apa itu membahas tentang drama baru yang bertema romansa?" Ekspresi wajah Caelus benar-benar penasaran saat menanyakan hal tersebut.

"Entahlah, aku akan melihatnya siang ini." Ucap Vyora santai.

"Kau tidak keberatan jika ada adegan seperti itu?"

"Adegan seperti apa? kiss? bukankah itu sudah biasa?" Tanya Vyora heran, dia menatap Caelus yang tengah menatapnya juga.

"Biasa?" Tanya Caelus tak senang.

"T-tentu saja, semua film kan memang seperti itu." Angguk Vyora dengan memalingkan wajahnya.

"Apa perasaan mu tidak goyah saat mencium laki-laki yang berbeda-beda nanti?" Tanya Caelus sedikit kesal.

"Semua yang main film seharusnya memiliki sikap profesional, ya meskipun ada beberapa yang cinlok juga." Balas Vyora, dia menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Kalau begitu, kau sendiri?" Tanya Caelus.

"Tentu saja profesional." Balas Vyora dengan menatapnya, hingga mereka berdua saling tatap.

Caelus menatap bibir seksi Vyora, Vyora juga menyadari hal itu. Vyora hendak memalingkan wajahnya dari Caelus, tapi tangan Caelus sudah lebih dulu menahan tengkuknya sehingga membuat Vyora terkejut, dia menatap Caelus heran.

"Ada apa?" Tanya Vyora gugup.

"Kalau begitu, coba kau rasakan. Apa kau masih bisa bersikap profesional atau tidak...." Tegas Caelus.

"A-apa maksud--"

Vyora membelalakkan saat merasakan bibirnya bersentuhan dengan bibir Caelus, tidak hanya saling bersentuhan akan Caelus mulai menggerakkan bibirnya dan menggigit sedikit bibir bawah Vyora sehingga membuat Vyora membuka bibirnya.

Lidah Caelus masuk kedalam mulutnya, Vyora memejamkan matanya erat. Tangannya memegang pinggang Caelus erat, dadanya berdegup kencang. Perasaan ini sangat asing dan aneh, terlebih tangan besar Caelus yang berada di lehernya membuat Vyora merinding setengah mati.

Entah berapa lama mereka dalam posisi seperti itu, yang jelas mereka berdua terlihat saling menikmati satu sama lainnya. Vyora juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Caelus padanya, mereka benar-benar tidak sadar dengan keadaan sekitar.

Arthur yang baru saja masuk mendadak shock dibuat nya, dia menarik tangan Aireen untuk pergi dari sana sebelum diketahui oleh Caelus dan Vyora.

"Ada apa? aku harus masuk untuk memberi tahu Vyora." Jelas Aireen.

"Tidak, Maksudku jangan sekarang." Balas Arthur yang berdehem.

"Apa maksud mu kak?" Herannya yang hendak masuk lagi, tapi Arthur tetap menahannya.

Arthur membungkam mulut adiknya dan memperlihatkan keadaan didalam, Aireen melotot dan hendak berteriak karena shock, tapi mulutnya yang di bungkam sejak awal hanya bisa diam dengan ekspresi wajah yang aneh.

"Sudah mengerti kan? sebaiknya kita tetap di luar." Ucap Arthur.

"Wah! aku tidak percaya ini, Mr benar-benar sedang bermesraan dengan nona Vyora haha!" Senangnya.

"Ya."

Untuk kedua insan yang ada didalam, Vyora nampak kewalahan karena Caelus tidak melepaskan ciumannya, bahkan setelah ciuman mereka terputus, Caelus tetap melanjutkannya dengan menciumi leher dan tengkuknya.

Ini benar-benar membuat mereka tersiksa, mereka bukan anak muda yang tidak tahu apa-apa, justru mereka sudah dewasa dan paham apa yang sedang mereka inginkan saat ini.

"Ughhhh...."

Vyora mendorong kepala Caelus hingga mereka saling bertatapan, tangan Vyora berada di kedua pundak Caelus untuk menahannya agar tidak lagi menciumi lehernya. Posisi Vyora yang bersandar di sofa membuat Vyora terlihat seksi dengan bibir yang sedikit bengkak dan wajah yang memerah.

Begitu juga dengan Caelus, dia terlihat ngos-ngosan, kemejanya sudah terbuka dua kancing, rambutnya sedikit berantakan karena jambakan dari Vyora, bibirnya juga bengkak, namun tak dapat Vyora pungkiri bahwa Caelus sangat tampan sekarang, dia benar-benar menggoda. Teleebio, jakunnya yang terus bergerak naik turun, itu terlihat seksi.

Keadaan keduanya benar-benar buruk sekarang, Vyora hendak memalingkan wajahnya tapi dia malu. Begitu pun dengan Caelus, mereka sangat terkejut dengan apa yang terjadi sekarang.

Tangan Caelus terulur untuk menyentuh bibir Vyora, lipstik nya terlihat berantakan. Vyora baru memalingkan wajahnya, jari besar dan kasar milik Caelus yang menyentuh bibirnya, membuat Vyora menggigit nya tanpa sadar.

"Arghhh Shhhh...."

Vyora terkejut, dia menatap Caelus yang sedang menundukkan kepalanya dalam-dalam. Itu bukan suara kesakitan, dia sangat tahu dengan jelas suara tersebut. Dan lagi, dia menggigit jarinya tidak terlalu keras.

Wajah Vyora semakin memerah, apa dia terlihat sedang menggoda Caelus sekarang?

"I-itu, aku....." Gugup Vyora yang merasa sangat malu sekarang, dia menatap Caelus yang kini menatapnya dengan wajah yang benar-benar merah, bahkan sampai ke telinganya.

Wajah Caelus semakin mendekat ke arah lehernya, Caelus menggigitnya gemas sebelum akhirnya pergi dari sana dengan perasaan yang tak menentu, Vyora diam dengan menyentuh lehernya yang sedikit sakit karena gigitan Caelus tadi.

Caelus keluar, dia terkejut melihat Arthur dan Aireen yang ada di depan pintu, mereka terlihat berbincang mengenai pekerjaan, namun saat melihat sosoknya, mereka sedikit terkejut karena penampilan Caelus benar-benar buruk sekarang. Tanpa bertanya pun mereka sudah mengetahui penyebabnya.

"Mr..." Arthur mengulurkan sapu tangan padanya.

Caelus diam, dia menatap Arthur bingung dan Arthur hanya tersenyum bodoh dengan menyentuh bibirnya agar Caleus sadar. Caelus menyentuh bibirnya dan menyeka nya dengan sapu tangan tersebut, hingga terlihat noda merah karena lipstik dari Vyora.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Caelus pergi dari sana.

"Mr sangat berbeda sekali, dia benar-benar berubah!" Kagum Aireen.

"Ya, dan hanya nona Vyora yang bisa merubahnya." Angguk Arthur.

Mereka masuk kedalam ruangan dan melihat Vyora yang sedang merapihkan penampilannya, ekspresi wajah Vyora juga tak berbeda jauh dari Caelus tadi.

"Nona, sebaiknya anda pergi kedalam kamar mandi." Senyum Aireen.

"Ah ya." Angguk Vyora sedikit gugup, dia segera beranjak pergi menuju kamar mandi. Mata Vyora melotot saat melihat penampilannya yang aneh, ada begitu banyak tanda di lehernya, bahkan bibirnya juga terlihat sedikit bengkak.

"Apa dia binatang?" Kaget Vyora yang kembali memeriksa lehernya.