Vivian, kelinci percobaan dari sebuah lembaga penelitian, kembali pada satu bulan sebelum terjadinya bencana akhir zaman.
selama 8 tahun berada di akhir zaman.
Vivian sudah puas melihat kebusukan sifat manusia yang terkadang lebih buas dari binatang buas itu sendiri.
setidaknya, binatang buas tidak akan memakan anak-anak mereka sendiri.
.
.
bagaimana kisah Vivian memulai perjalanan akhir zaman sambil membalaskan dendamnya?
.
jika suka yuk ikuti terus kisah ini.
terimakasih... 🙏🙏☺️😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roditya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbang ke luar negri
Pukul 8 pagi, pesawat yang di tumpangi Vivian lepas landas menuju negara m.
"Dengan ini kami mengingatkan seluruh penumpang untuk mengencangkan seatbelt dan meletakkan sandaran kursi dalam posisi tegak lurus. Mohon mengatur kursi Anda dalam posisi vertical karena kami akan segera lepas landas." Pramugari pesawat mengumumkan bahwa mereka akan segera lepas landas.
Vivian berbaring di kursi dengan penutup mata, ia terlalu malas untuk melihat pemandangan di mana hanya ada awan yang terlihat sejauh mata memandang.
Saat makanan telah disajikan, Vivian akhirnya baru mau membuka penutup mata.
"Huh..."
Vivian mendesah mendapati makanan yang tergolong cukup mewah di hadapannya.
"Terkadang, makanan hanya memperlihatkan keindahan, tanpa memikirkan, apakah orang yang memakan makanan tersebut akan menyukainya." Vivian berkata dalam hati sambil mulai memakan hidangan tersebut.
Vivian berpikir, jika hidangan ini disajikan pada akhir dunia. entah sudah berapa banyak manusia yang akan merasa iri.
Di akhir dunia, bahan makanan saja sudah langka, apalagi, membuat makanan dengan bentuk yang sangat indah.
Hal seperti membuat makanan dalam sebuah karya seni adalah pemborosan bahan makanan dan tidak praktis sama sekali.
.
.
Pesawat akhirnya mendarat di bandara negara m pada jam 03.00 sore. Banyak orang yang berlalu lalang di bandara tersebut karena memang hari ini adalah musim liburan.
Tampak dari arah pintu keluar bandara beberapa orang yang memegang spanduk dengan nama-nama orang yang akan mereka jemput.
Nama Vivian juga tertulis di salah satu spanduk yang dipegang oleh seorang pria muda berusia sekitar 25 tahunan.
"Apakah kamu tour guide yang sebelumnya aku pesan?." Vivian menghampiri pria muda tersebut sambil menyeret kopernya.
"Ya salam kenal namaku Michael, apakah kamu Vivian?." Michael mengamati Vivian dari atas ke bawah. "Kamu cantik."
"Ya aku Vivian, dan terima kasih untuk pujiannya." ucap Vivian sambil tersenyum sopan.
"Oh iya. Aku sudah memesan sebuah taksi. Sesuai dengan persyaratan mu di telepon, aku juga sudah memesankan hotel yang dekat bandara." Michael memimpin Vivian untuk meninggalkan bandara menuju taksi yang telah dia pesan.
Sesampainya di depan mobil, Michael buru-buru membukakan pintu mobil untuk Vivian. Setelah itu, ia pun beralih untuk duduk di kursi penumpang yang berada di samping sopir.
"Seberapa lama kita akan mencapai hotel?" Vivian bertanya sambil membuka peta perjalanan yang diserahkan oleh Michael.
"Kira-kira 20 menit perjalanan. Tapi, sebelum mencapai hotel kita juga akan melewati sebuah danau tempat wisata yang paling banyak dikunjungi oleh orang luar yang datang ke negara ini. Apakah kamu ingin mengunjunginya sekarang?" Michael memberikan rekomendasi tempat wisata pertama yang akan mereka lewati kepada Vivian.
"Kita lakukan itu nanti, aku sangat lelah dan ingin segera beristirahat." Vivian bersandar di jok mobil dengan malas.
"Baiklah kalau begitu. Kita akan segera menuju ke hotel."
.
.
Sesampainya di kamar hotel, Vivian langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Meskipun sekarang Vivian sudah menjadi seorang manusia super, dia masih ingin menghemat banyak tenaga sebelum menghadapi bencana akhir dunia.
"Sungguh perjalanan yang cukup melelahkan, aku memiliki ruang tetapi tidak mungkin untuk menggunakannya." keluh Vivian.
Vivian takut, jika dia menggunakan ruang, hal itu akan segera ketahuan karena biasanya di sebuah hotel terdapat kamera lubang jarum.
"Sudahlah. Lebih baik aku membersihkan diri dan kemudian tidur. Besok aku masih harus mencari informasi tentang pedagang senjata yang ada di negara ini." Vivian lalu membuka kopernya dan mengambil peralatan mandi dari dalam sana karena dia tidak terbiasa menggunakan peralatan yang disediakan oleh hotel.
.
.
tok tok tok...
Suara ketukan pintu membangunkan Vivian dari mimpi indahnya.
"Siapa?." Vivian yang baru bangun tidur menjawab dengan suara serak. Ia merenggangkan tubuh dan kemudian mengucek matanya untuk menyesuaikan diri dengan cahaya matahari pagi yang masuk melalui celah gorden jendela.
"Ini aku Mikael. Kemarin kamu berkata akan melakukan perjalanan hari ini. Apakah kamu sudah bangun?"
"Ya. Tunggu sebentar, aku akan segera siap." Vivian buru-buru ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.
15 menit kemudian Vivian keluar dari dalam kamar.
"Maaf. Apakah aku membuatmu menunggu lama?."
Vivian menyesal karena bangun kesiangan. Padahal dia sendiri yang mengatakan bahwa ingin pergi mengunjungi sebuah taman hiburan kemarin.
Bukan karena Vivian benar-benar ingin bermain. Tapi karena Vivian mendapat informasi bahwa ada seorang pedagang senjata yang sedang menyamar di sana.
"Tidak terlalu, aku sudah terbiasa." Michael mengangkat bahunya secara acuh.
"hehehe." Vivian tertawa canggung. "Maafkan aku, tapi perjalanan ini sungguh melelahkan."
"Tak apa. Aku tahu. Jika itu adalah aku, mungkin aku akan tertidur hingga siang hari. Yah,,, kamu termasuk hebat karena sudah berhasil bangun pagi. Walaupun,,, itu karena gangguan ku hehehe."
"Aku dengar, hotel ini menyediakan sarapan secara prasmanan. Bagaimana kalau kita sarapan terlebih dahulu, aku yang traktir."
"Terima kasih sebelumnya. Kebetulan, aku sangat lapar."
Vivian dan Michael pun segera menuju ke restoran hotel. Di sana ternyata sudah banyak sekali tamu yang datang untuk sarapan.
"Kamu mau?, ini merupakan hidangan khas di sini." Michael menawarkan belalang goreng kepada Vivian.
Vivian meringis. "tidak. terima kasih. aku sedikit jijik dengan serangga."
Bukan tanpa alasan Vivian membenci belalang. Pada akhir dunia, salah satu binatang mutan paling banyak adalah belalang. Dan kekuatan tempurnya sangat mematikan. Terutama belalang sembah. Binatang itu sudah banyak membunuh rekan seperjuangan Vivian.
"Maafkan aku, aku tidak berpikir sampai ke sana. Kupikir semua orang akan menyukai hidangan ini. Ya,,, sebenarnya makanan ini cukup enak. Kamu benar-benar tidak ingin mencobanya?."
"Tidak terima kasih." Vivian melambaikan tangannya dengan keras menolak tawaran Michael.
"Ya sudah kalau begitu. Ayo, kita juga segera mencari tempat duduk, sepertinya kursi di sana akan segera penuh."
"Ya, ayo."
author juga terimakasih atas dukungannya 😊