Mafia Mencintai Gadis Muslimah

#Rumah Sakit Medica#

Diluar IGD Bintang mondar mandir menunggu Tari selesai diperiksa. Bahkan bajunya yang terkena noda Darah tidak ia pedulikan.

Diparkiran seorang wanita paru baya turun dari mobil tanpa memperdulikan teriakan suaminya. Wanita itu tak lain Cahaya Mommy Tari. Cahaya berlari di koridor rumah sakit dengan tergesa-gesa hingga ia menabrak salah satu perawat laki-laki yang sedang membawa beberapa peralatan kedokteran.

"Maaf, Aku tidak sengaja." Cahaya kembali berlari tanpa membantu pemuda yang ditabraknya. Sedangkan pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Maafkan istriku." ucap Chandrick membantu pemuda itu memungut peralatan dokter. Setelah mereka selesai memungut peralatan dokter. Chandrick kembali meminta maaf atas nama istrinya. kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya untuk melihat kondisi putrinya. Namun langkahnya terhenti karena seseorang memanggilnya dari belakan.

"Daddy..." Panggil Gerhana menghampiri Chandrick.

"Maaf, ini semua salahku sehingga Tari masuk rumah sakit. Maafkan aku Dad." Ucap Gerhana merasa bersalah.

Puk

Chandrick menepuk pundak Gerhana. "Itu bukan salahmu. Tenanglah jangan merasa bersalah. kita doakan Semoga Tari dan anaknya tidak apa-apa." ucap Chandrick menenangkan Gerhana. walaupun ia sendiri mencemaskan keadaan putrinya. Kemudian Chandrick menoleh kearah wanita seorang gadis bercadar. Gerhana mengerti tatapan Chandrick.

"Perkenalkan Dad, Dia calon istriku namanya Aisyah atau bisa dipanggil Icha." Ucap Gerhana memperkenalkan Icha.

Icha mengangkat wajahnya dan menangkupkan tangannya didada. "Assalamualaikum, Nama saya Icha Om."

Chandrick tidak menjawab salam Icha. dia hanya menatap datar Icha. Kemudian pergi meninggalkan Gerhana dan Icha yang berdiri mematung. karena tidak biasa Chandrick seperti itu. Di sepanjang jalan menuju IGD tempat Tari diperiksa. Gerhana terus berfikir apakah Arsen tidak menyukai Icha.

Sementara Bintang terus merafalkan do'a untuk kesembuhan Istri dan anaknya.

"Bintang... " Panggil Cahaya.

"Mommy...." Ucap Bintang dengan mata berkaca-kaca... "Tari mom, Ini salahku seharusnya hiks seharusnya... hiks aku tidak membiarkannya melawan para preman itu." Gerhana menangis didepan Cahaya. Cahaya langsung membawa Bintang kedalam pelukannya untuk memenangkan. Cahaya sudah menganggap Bintang dan Gerhana seperti anak kandungnya sendiri.

Chandrick yang melihat istrinya memeluk Bintang, bukannya cemburu malahan tersenyum. Dan ia pun ikut memeluk keduanya dan menatap Bintang yang air matanya terus keluar.

"Bintang..." Panggil chandrick yang langsung Bintang mendongak menatap Chandrick yang masih sesegukan. "Dengarkan Daddy, Yakinlah kalau Tari dan anak yang dikandungnya akan selamat. Bukankah putri Daddy sangat kuat dan hebat. Berhentilah menangis."

Ceklek

Bintang yang melihat Dokter Zen keluar dari ruangan IGD bersama dengan dokter kandung. Ia pun segera mendekat begitupun Cahaya dan Chandrick.

"Bagaimana keadaan Istriku Zen?" Ucap Bintang.

Zen menoleh kearah dokter kandungan yang bernama Jasmin untuk menjelaskan.

"Syukurlah kandungannya masih bisa diselamatkan. Namun Aku harap anda lebih menjaganya dan jangan sampai terulang seperti ini lagi karena itu akan sangat akan membahayakan kandungannya. Nanti aku akan resepkan obat untuk Vitamin dan penguat kandungan.

"Baik dok, Apa kami bisa masuk melihatnya." Tanya Bintang.

"baru bisa dijengut, Setelah Nyonya Tari dipindahkan diruang rawat."

Ruang Rawat tempat Tari dirawat.

Ruangan Tari sangat ramai karena kedatangan Genk Tiger dan Inti Mafia Death Black Rose. Tentunya Juga Gerhana dan Icha berada diruangan Tari. Sebenernya Icha kurang nyaman berada salah satu ruangan dengan banyak pria. Namun ia merasa tidak enak minta pulang pada Gerhana. Ia lebih memilih diam dan duduk di sofa yang agak berjarak jauh dari Genk Tiger dan Mafia Death Black Rose.