Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Keluarga Pharrell, salah satu keluarga konglomerat yang terkenal, dipandang sebagai keluarga nomor 3 terkaya di Indonesia. Perusahaan Pharrell sudah banyak bergerak di bidang konstruksi, rumah tangga, produk makanan, dan lainnya.
Paul Scholes Pharell dan Ayla Laurie Pharrell memiliki tiga orang anak. Alvaro Irfan Pharell putra tertua yang merupakan seorang duda anak satu, Alice putri semata wayangnya, baru berusia 8 tahun namun sudah ditinggal mati oleh sang ibu karena sakit kanker.
Alisha Intan Pharrell merupakan anak kedua sekaligus putri satu-satunya dari Paul dan Ayla. Wanita cantik, baik hati dan polos, menikah dengan pria biasa bernama Raymond.
Aib keluarga menghampiri keluar Pharell saat mengetahui Alisha sudah terlanjur berbadan dua, seorang pria licik yang telah berhasil memanfaatkan kepolosannya, Paul dan Ayla terpaksa menyetujui pernikahan Alisha dan Raymond. Dan kini mereka memiliki seorang putri yang cantik berusia 8 tahun bernama Raissa.
Tapi masalah tak keluarga Pharell tak hanya sampai disitu saja, anak terakhir mereka sering membuat masalah. Aaron Scholes Pharell, walaupun sejak kecil memiliki kondisi fisik yang lemah, namun Aaron memiliki kemampuan berpikir yang melebihi kedua kakaknya, secara akademis Aaron selalu mendapatkan nilai tertinggi.
Namun kepribadian sangatlah buruk, Aaron suka berbuat seenaknya dan bersikap semena-mena, mungkin karena Paul dan Ayla selalu memanjakan Aaron sejak kecil hingga berusia remaja.
Semakin dewasa usia Aaron, semakin banyak masalah yang dibuatnya, beberapa kali ia hampir membuat nama baik keluar Pharell tercemar, dan berkali-kali juga Paul naik pitam sampai tak segan-segan menghajar putra yang sering ia manjakan dulu.
Pertengkaran antara anak dan ayah itu sering membuat sang ibu pusing kepala, bahkan sampai stress. Tapi pusingnya kepala Ayla semakin menjadi parah, kalau memikirkan calon istri untuk putra termudanya, karena sampai sekarang tidak ada kinerja ataupun kontribusi Aaron yang Aaron lakukan demi perusahaan grup Pharell.
.
.
"Selamat datang nyonya." sapa Jack, membukakan pintu untuk nyonya besar yang baru saja tiba di gedung kantor Grup Pharell.
"Terimakasih Jack, apakah Aaron ada di kantor?" tanya Ayla yang sengaja datang tiba-tiba untuk menemui sang putra.
"Yah..., seharian ini beliau ada di ruangan. Bekerja dengan giat demi masa depan perusahaan." ucap Jack agar sang nyonya besar tidak mengkhawatirkan putranya.
.
.
Disisi lain, dalam ruangan kerja Aaron.
"Jangan pergi dulu." Aaron menahan tubuh Clara yang mau keluar dari ruangannya. Ia memeluknya erat dari belakang.
"Maaf boss, tapi pekerjaanku masih banyak, lepaskan tanganmu sekarang!" pekik Clara, berupaya melepaskan rangkulan boss-nya.
Mana mungkin Aaron mau melepaskannya, apalagi saat ini Clara sudah resmi jadi kekasihnya, walaupun secara rahasia.
Clara berdengus kesal, ia masuk ke ruangan boss-nya, untuk meminta tandatangan, namun saat lengah sedikit saja, si bos sudah menangkapnya.
"Panggil namaku sayang, saat ini kita kan hanya berduaan saja, ayolah...., jangan bersikap jual mahal sama aku." Arron menarik kencang tubuh Clara, hingga ia terduduk di pangkuannya.
"Hmmptt!!"
Sambil memeluk Aaron mencium bibir ranum itu. Clara pun tidak menolaknya. Malam romantis yang mereka habiskan bersama di villa puncak kemarin, telah membuka lembaran baru, walaupun hubungan asmara mereka masih rahasiakan.
Jemari Aaron manahan wajah Clara. Memasukan lidah ke dalam rongga mulut Clara. Hingga kedua nafas mereka jadi tersengal.
Dirasa sudah hampir kehilangan nafas, Aaron melepaskan ciuman panasnya. Clara langsung cepat-cepat menutup mulutnya dengan tangan.
"Mesum." sungut Clara, mencoba beranjak dari atas pangkuan Aaron.
Namun Aaron terus menahan wanitanya. "Tapi kamu suka kan?" kekehnya tersenyum nakal.
"Lepaskan aku, sesak!" ucap Clara, merasa kurang nyaman berada di atas pangkuan Aaron saat jam kerja, ia takut kalau ada orang yang tiba-tiba masuk, dan melihat dirinya dalam posisi tak lazim bersama si bos.
"Sebut namaku sayang, pagi ini aku belum mendengarnya, aku butuh semangat!" ucap Aaron memelas, tatapan mata sayu nya membuat Clara tersipu malu.
Tatapan dan perlakuan Aaron padanya, selalu membuat jantung Clara berdegup kencang tidak karuan.
"Aaron lepaskan aku." ucap Clara dengan nada berbisik.
"Apa aku tidak dengar, ucapkan lebih kencang lagi." kekehnya, kembali menggoda Clara.
"Lepaskan aku Aaron!! Aku sedang banyak kerjaan." pekik Clara kesal, Aaron tidak pernah berhenti menggodanya.
"Okey, tapi kiss dulu,"
"Tadi kan sudah."
"Kurang, sekali lagi." ucapnya manja, lalu memajukan kedua bibirnya.
Hati Clara jadi tergoda, ia hendak menciumnya.
Tok...tok...tok.
"Ma-Masuk!" ucap Aaron panik, dan melepaskan Clara.
Cekrek.
Pintu terbuka lebar, Ayla dan Jack masuk kedalam secara bersamaan.
"Aaron my son." sapa Ayla tersenyum sumringah. Saat melihat sang anak yang sedang duduk sambil bekerja.
"Halo Ma, yang ini tolong kamu cek lagi, jangan sampai ada yang salah." ucap Aaron dengan nada tegas, sembari memberikan sebuah proposal pada Clara.
"Baik bos." seru Clara.
Ayla yang melihat pemandangan itu, menjadi terharu, melihat sang putra yang terkenal pemalas dan suka seenaknya, bisa bekerja dengan giat di perusahaan.
"Maaf ya, mama datang saat kamu lagi sibuk bekerja."
"Tidak apa, kebetulan aku sudah tidak sibuk kok." Aaron langsung mengalihkan perhatiannya pada sang ibu.
"Selamat pagi nyonya, Sa...saya undur diri dahulu." Clara memberikan hormat pada sang nyonya besar
Ayla pun tersenyum ramah pada Clara.
Cekrek.
Pintu ruangan Aaron tertutup, Clara langsung menghela nafas lega, hampir saja terjadi hal yang tak diinginkan.
"Dasar mesum, hampir saja ketahuan, kebiasaan sekali, selalu bersikap seenaknya!" dengus Clara, memaki Aaron dalam hati.
Clara pun berjalan, kembali ke meja tempat ia bekerja.
"Lama banget lu, di ruangan si boss, lu habis di diceramahi lagi ya sama si brondong." kekeh Risa berbisik, ia melihat wajah bete Clara.
"Yah, dia memang menyebalkan seperti biasa. " ucap Clara bohong, lalu kembali bekerja di laptopnya.
Kini Clara tidak bisa lagi sibuk bekerja seperti biasanya, apalagi kalau Aaron sudah di mode manja.
.
.
"Aku tidak mau, lebih baik ibu carikan saja calon istri untuk kak Alvaro, Alice butuh seorang ibu sambung bukan." ujar Aaron ketus, saat sang ibu sudah membahas soal perjodohan.
"Alvaro belum mau membuka hati pada wanita mana pun setelah kematian Sarah, mama pikir tidak ada salahnya kamu berkenalan dengan anak dari teman arisan mama, kebetulan gadis itu pekerja keras, perusahaan keluarganya juga bergerak di bidang fashion. Anak tunggal juga, ini bisa menguntungkan perusahaan kita." Ayla mencoba membujuk Aaron.
"Hahaha, astaga ma, saat ini aku belum mau berpacaran atau pun menikah. Tolong mama jangan paksa aku." dengus Aaron kesal, sembari meneguk semua teh dalam cangkirnya.
Melihat penolakan sang putra, Ayla menjadi sedih, pasalnya ia selalu memikirkan masa depan Aaron. Kalau Paul sudah marah, ia selalu melontarkan kata-kata pedas, dia mau membuang Aaron di jalanan tanpa uang sepeserpun. Tapi Aaron tidak mau berubah, malah terus berulah dan membuat Paul menjadi terus marah sejadi-jadinya.
Ayla takut kalau hal itu sampai benar terjadi. Akhirnya mulai memikirkan cara agar Aaron bisa tetap hidup mesti sang ayah tidak lagi memenuhi kebutuhannya. Karena itu Ayla sangat berharap ada seorang wanita tangguh yang bisa mengubah sifat buruk putranya.
"Tapi nak, mama sungguh merasa tidak enak, karena sudah memaksa nyonya Basuki untuk membujuk putrinya bertemu denganmu, tidak bisakah kamu mengabulkan permintaan ibumu yang sudah tua ini, bertemulah dengan putri tunggal keluarga Basuki, sekali saja, mama mohon." dengan lembut Ayla menggenggam tangan putranya, sambil memperlihatkan wajah memelas.
Kalau sang ibu sudah memohon sampai seperti itu, Aaron jadi tidak bisa menolak.
"Baik lah ma, tapi ini yang terakhir, jangan lagi ibu menjodohkan ku, aku ini punya selera wanita tersendiri." sambil mengatakan itu Aaron nampak tersenyum malu.
Ayla yang tak biasa melihat ekspresi malu-malu putranya ini, ia jadi sangat penasaran.
"Memangnya kamu menyukai tipe wanita yang seperti apa?" tanya Ayla pada putranya.
"Hahaha." tiba-tiba Aaron tertawa kecil.
"Hey nak, jangan buat mama mati penasaran." dengus Ayla kesal.
"Hmm..., pastinya seorang wanita yang umurnya jauh lebih tua dariku." jawab Aaron menyeringai.
"Oww, mama baru tahu kalau seleramu bukan yang seumuran ataupun lebih muda." Ayla nampak sedikit terkejut.
"Dan aku suka kalau dia juga seorang janda." ucap Aaron, menambahkan.
"What!"
Sontak sang ibu berteriak kaget, jantungnya serasa mau melompat keluar, selera putra ketiganya sungguh diluar nalar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**
