NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 SAKIT PERUT

"Pinter banget tunangan ku," kata Adrian memuji dengan nada yang lembut.

Ameera membusungkan dada, sambil menepuknya pelan. "Iya dong, tunangan siapa dulu,, Eh-"

"Haha, aku kan," balas Adrian setengah tertawa. Sudah dia tebak gadisnya akan mengatakan itu.

"Ihh, Mas Rian jahil," keluh Ameera. Bibirnya mengerucut, tapi matanya berbinar ceria.

"Maaf-maaf," meski Adrian meminta maaf tapi tak bisa menyembunyikan sudut bibirnya yang tak turun. "Kalau begitu ayo kita mulai makannya. Keburu dingin nanti tidak enak loh."

"Hum. Doa dulu jangan lupa."

Dalam hati keduanya, saling mengucapkan doa makan.

Allaahumma baarik lanaa fiima rozaqtanaa wa qinaa 'adzaaban nar.

Seperti sudah sehati, secara bersamaan keduanya saling menyendok kuah seblak. Sruputan pertama yang melewati lidah, memang yang paling nikmat.

Ameera menutup mata sejenak, untuk menikmati rasanya. Kepalanya tak bisa menahan untuk menggeleng ke kanan dan kiri. Saat dia membuka mata, dia langsung berucap. "Gimana enak kan,, kuahnya aja udah mantab banget. Belum sama isinya loh ini."

"Hmm, iya bener kata kamu. Kuah seblaknya emang enak," ucap Adrian berkomentar. Meskipun rasa pedas langsung menyapa lidahnya. Dia tak bohong, untuk dia yang belum pernah makan seblak, memang ini seblak yang enak.

"Iyakan, aku tak membual. Ini seblak favorit ku dan teman-teman. Gak mungkin gaenak."

Sendok yang kedua, Ameera tujukan pada dumpling keju yang menggoda. Dia adalah tipe makan yang sangat enak dahulu. Lalu setelahnya yang enak. Dan terakhir yang biasa saja.

Adrian yang melihatnya pun mengikuti. Memang kebetulan, toping yang ada berjumlah dua. Jadi untuk mereka pas masing-masing satu.

Keduanya terus makan, dengan Ameera yang selalu memimpin menyendok duluan.

Kadang-kadang Adrian akan mengambil jeda dengan mengajak bicara. Hal itu untuk menutupi lidahnya yang kepedasan. Di dahi, leher, dan punggung, keringat sudah seperti air yang mengalir. Tapi Adrian tak mengeluh, malah terus menutupi.

Adrian memang tidak terlalu tahan dengan makanan pedas. Pedas sedikit saja, perutnya bisa terasa sakit. Apalagi ini, yang pedas nya level tinggi.

Ameera pun tak menyadari, karena dirinya pun berkeringat deras. Menurutnya wajar mengeluarkan keringat, jika makan makanan pedas dan panas.

Sampai akhirnya seporsi seblak habis tak bersisa.

Tanpa memperhatikan Adrian, Ameera sibuk dengan rasa pedas yang dia rasakan. "Huhh, hahhh phedess tapi enakk. Huhhh,, bhentar Amy, Hambilin air dulu, huhh yhaa."

Ameera lalu buru-buru bangkit, menuju ke dapur untuk kedua kalinya.

Sudah kebiasaan gadis itu, saat makan seblak bersama teman-temannya. Untuk tidak minum selama makan. Katanya agar kenikmatannya benar-benar terasa.

Jadi karena Adrian tak angkat bicara. Ameera pun berfikir tunangannya itu tak masalah.

Perut Adrian pun mulai terasa sedikit nyeri. Kerutan di dahi yang semula tak jelas. Mulai terlihat sangat jelas.

Saat Ameera kembali menyerahkan sebotol minuman. Dengan cepat Adrian membuka segel tutupnya. Lalu menenggak isinya sampai habis. Meski rasa pedas di bibirnya sedikit mereda. Perutnya malah semakin sakit.

Saat itulah Ameera menyadari keanehan tunangannya.

"Mas Rian kenapa?" tanya Ameera bingung.

"Uhh, sakit, Mi," rintih Adrian sambil memegangi perutnya dengan kedua tangan. Punggung roboh ke sandaran sofa.

Ameera yang melihatnya menjadi panik. Dia bingung harus bagaimana. Tubuhnya ragu untuk maju kedepan. Ingin menolong, tapi Ameera teringat dengan niatnya, yang ingin beristiqomah sebagai muslimah. Tak benar rasanya, jika usaha beberapa bulan. Dihancurkan begitu saja.

Saat Ameera ragu, perut Adrian menjadi lebih sakit lagi. Rasa sakitnya benar-benar tak tertahankan.

"Ahh, Aaaagghhhhhh...."

Dalam sekejap Ameera langsung membuang segala keraguan nya. Dia langsung bergerak mendekat ke sisi Adrian. Kedua tangannya terulur membantu merebahkan tubuh Adrian. Tangannya iku berada di tangan Adrian yang di perut.

"Mas Rian kenapa? Apa yang sakit Mas? Apa perutnya sakit?"

"Uhhh,, phe-Ughh-rutt, Mi. Ughhh sakittt," kata Adrian sambil merintih-rintih.

"Perut!?" Ameera menggigit bibir, terpikirkan oleh nya, keduanya baru saja makan seblak. Maka kemungkinan itulah penyebabnya. Meski bingung kenapa dirinya tak merasakan sakit. Dan hanya Adrian saja yang sakit.

Tubuhnya langsung bergerak mencari obat. Setelah menemukan obat yang dia butuhkan. Segera Ameera kembali ke sisi Adrian. Saat Ameera datang, nampak Adrian hampir terjatuh dari sofa. Beruntung gadis itu cekatan menahannya.

"Uggghhhh,, Amyy sakit."

"Iyaa Amy tau. Mas Rian minum obat pereda sakit dulu ya. Ini Amy bawain," Ameera langsung mengambil sebutir pil. Menyuapkan nya ke bibir Adrian. Tangannya yang lain meminumkan sebotol air.

Karena botol minum yang Ameera serahkan pada Adrian sudah habis. Yang saat ini dia serahkan adalah botol minum miliknya. Tentunya pada saat ini tak ada yang berfikir itu botol bekas atau bukan.

Setelah beberapa menit me minum obat. Rasa sakitnya pun mulai sedikit demi sedikit reda. Dengan penuh perhatian, Ameera mengelap keringat Adrian. Gadis itu terus menemani di sisi nya. Tak beranjak sedikitpun. Sampai akhirnya kondisi Adrian membaik. Dan bisa pulang.

Awalnya Ameera memaksa agar Adrian tinggal di rumahnya saja sampai benar-benar sembuh. Tapi Adrian menolaknya.

Adrian tak ingin ada gosip tetangga yang tidak baik tentang Ameera. Mengingat dia telah tinggal terlalu lama. Dengan pernyataan Adrian, Ameera pun tak memaksa lagi.

Tapi jelas Ameera masihlah sangat khawatir. Dilihat dari pesan di ponselnya, yang tak berhenti menanyakan keadaan Adrian.

...----------------...

Malam harinya.

Seperti yang sudah direncanakan, Ameera datang ke rumah Cherry untuk menginap. Cherry memang hanya sendirian saja di rumahnya. Jadi Ameera kerap menginap disana.

Di dalam kamar, dua gadis telah memakai piyama kesayangannya, dan berbaring saling bersebelahan.

Ameera yang tengah tidur telentang, berdecak kecil. Masih tak percaya dengan apa yang didengarnya. "Terus gimana? Kamu mau buka hati, Cher? Dia bukan tipe yang playboy loh. Gak mungkin sih kalau cuma modus ke kamu."

"Gak tau deh," balas Cherry dengan tenang.

"Sadiss,, boss. Jadi kasian aku sama si Sean. Pertama kali suka ke cewek. Eh, ceweknya-"

"Apa?" potong Cherry sok galak.

Ameera tentu sama sekali tak takut. Dia malah jadi tertawa cekikikan.

"Lagian tau dari mana kalau dia pertama kali suka ke cewek. Bisa aja diem-diem ceweknya banyak dibelakang. Cuma kita aja yang ga tau," kata Cherry dengan nada biasa.

"Dari Jordi,, mereka kan temen dari orok tuh. Katanya Sean itu gak pernah deket sama cewek. Lagian biasanya kamu paling tahu, Cher," Ameera merubah tubuhnya menjadi tengkurap. Kepalanya ia topang dengan sebuah guling. Sambil melirik ke arah Cherry. Yang berbaring si sebelah kirinya. "Masa kamu gak ngeh gitu. Si Sean karakternya gimana?"

"Sepeka-penya aku,, namanya hati manusia. Kita gak bisa tahu 100% kan."

"Iya sih, Tapi kayaknya Jordi juga gak mungkin bohong. Mengingat dia gak tau kamu dan Sean dekat. Yahh, walaupun ada kemungkinan kecil itu memang rencana mereka. Cuman kan ngapain juga repot-repot bohongin kita. Kalau bukan karena memang Sean bener-bener menyukai kamu, sehingga ingin tampil baik. Ga ada salah nya buat buka hati kan...."

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!