NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Kebebasan

Bukan Sekedar Kebebasan

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

1 JUN 24 TMT

Menjadi bagian dalam penyelamatan bumi dari Meteor yang akan menghanguskan semua kehidupan yang ada, XF 001 adalah manusia biasa yang tercipta untuk menjadi robot.

XF 001 harus menekan keinginannya dan mendengarkan semua perintah yang ada, mengorbankan dirinya dalam sebuah misi mulia. XF 001 tewas dalam kejadian tabrakan meteor dengan roket itu.

Namun dia tiba-tiba terbangun dalam sebuah tubuh Putri seorang Duke. Sialnya, dia harus menghadapi kenyataan ternyata dia masuk ke dalam sebuah novel yang dia baca secara sembunyi-sembunyi.

Tokoh utama novel itu adalah seorang wanita yang melakukan time travel, seorang mahasiswi yang ingin menjadikan dunia tersebut sebagai dunianya sendiri. Tokoh yang akan bermain dengan banyak pria tanpa adanya status yang jelas.

"Baiklah, aku tidak tertarik dalam kisah percintaannya. Kondisiku lebih genting saat ini, kenapa aku harus menjadi budak untuk jadi penghibur?"

Bagaimana kisah XF 001 dalam mencari kebebasan yang selama ini dia ida

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Baiklah, memang apa yang kamu inginkan darinya?" Aurora tersenyum sebelum berbalik menatap Henry dan mengacungkan jari telunjuknya.

"Dia posesif, meski terlihat agresif tapi dia sebenarnya orang yang perduli pada orang lain, meski terkadang dia tak bisa mengatakannya secara gamblang. Seperti saat ini di mana dia tengah menjaga perbatasan, meski di katakan dia kejam tapi nyatanya dia hanya ingin melindungi orang-orang kerajaan ini." Ungkap Aurora, Henry yang merasa dirinya tengah di puji menjadi agak salah tingkah.

"Bukankah kamu tidak pernah bertemu dengannya?" Henry kembali melihat binar aneh di mata Aurora, wanita itu memperlihatkan bila sosok yang tengah mereka bicarakan adalah seseorang yang sangat istimewa baginya.

"Memang tidak, tapi tidak mungkin juga aku tidak akan pernah bertemu dengannya bukan? Kabar burung mengatakan bila saat ini Duke Harvis mungkin sudah ada di Ibu Kota, meski aku sendiri tidak tahu kebenarannya." Aurora mengangkat bahunya, Hilder juga nampak keluar dari dalam rumahnya.

"Kalian suka minum arak?" Tanya Hilder, Aurora menggelengkan kepalanya. Begitupun dengan Henry, namun di tangan pria itu nampak beberapa logam kualitas atas.

"Aku ingin menggunkan batu ini Hill untuk jarumnya, sedangkan untuk kerangkanya bisa menggunkan baja biasa saja." Hilder nampak menangguk-angguk.

"Baiklah, berikan aku waktu satu minggu untuk membuat sekitar 20 buah. Tapi bagaimana merangkainya?" Aurora tersenyum dan dia mengambil salah satu batu berkualitas atas dari tangan Hilder.

"Biar aku sendiri yang merangkainya, tingkat kerahasiaan benda ini cukup lumayan. Bila kamu bisa merangkainya sendiri, maka coba saja." Ucap Aurora melemparkan batu di tangannya pada Henry.

"Jangan menyesal mengatakan itu ya?" Ucap Hilder menyeringai, bila dia bisa merangkai senjata itu. Maka dapat di pastikan bila dia bisa sangat berguna untuk Tuannya.

"Aku tidak akan menjilat ludah ku sendiri, silahkan saja!" Ucap Aurora mengambil kembali bukunya dan masuk ke dalam kereta kuda.

"Gadis yang misterius, apa dia orang mu?" Tanya Hilder pada Henry.

"Bukan, dia calon pasangan ku di masa depan." Ucap Henry tersenyum sekilas dan kembali masuk ke dalam kereta kuda.

"Oh ya, ini untuk modal sementara." Aurora melemparkan sekantong emas dan tersenyum setelahnya.

Merekapun pada akhirnya meninggalkan pelataran kediaman Hilder, mereka mulai memasuki wilayah pedesaan.

Namun Aurora masih memerlukan sesuatu hari ini, dia ingin menyelesaikan segala urusannya dalam sekali jalan. Namun hari menunjukkan sudah mulai sore, perut Aurora juga sudah berteriak-teriak meminta asupan.

"Henry, apa kau lapar?" Tanya Aurora merasakan cacing di perutnya sudah mulai berteriak.

"Ya, di depan sana akan ada tempat bagus untuk makan. Hanya saja sebaiknya anda menutup wajah anda agar tidak terlihat oleh umum." Aurora nampak kebingungan, tempat makan apa sampai harus menyamarkan identitas seperti itu? Agaknya akan sangat seru bila dia ikut makan di sana.

"Sepertinya seru, jelaskan pada ku tempat apa itu?" Henry tersenyum, kini Henry juga semakin tertarik pada Aurora, bukan hanya memiliki paras yang cantik, namun Aurora juga memiliki otak yang cerdik serta rasa ingin tahu yang tinggi.

"Itu adalah sebuah tempat yang dapat mengorek informasi dari berbagai kerajaan, memang dari luar terkesan seperti tempat makan biasa, tapi saat kita melihat situasi di dalam, maka akan terasa bagaiman menyerahkannya tempat tersebut." Aurora terdiam sejenak, seringai kejam terukir di bibirnya.

"Bagus! Kita ke sana sekarang!" Ucap Aurora mulai merasa riang, dia juga memang membutuhkan banyak informasi tambahan mengenai dunia baru itu.

.

.

Pada akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah makan yang begitu sederhana, hanya bertembokkan kayu. Aurora menutup wajahnya dengan sebuah kain, dia melangkah memasuki tempat tersebut.

"Tempat duduk di sini di penuhi dengan bekas pedang, samurai, kampak dan senjata tajam. Karena hampir setiap hari, tempat ini selalu saja ada pertempuran." Aurora menelan salivanya mendengar ucapan Henry.

"Sebelah sini!" Henry duduk di tempat yang tidak terlalu sepi tapi tidak juga terlalu ramai.

"Pelanggan, anda mau makan apa?" Seorang pelayan datang sambil menggosokkan tangannya.

"Mie," Jawab Henry, Aurora juga ikut mengangguk menyetujui ucapan Henry.

"Dengan daging putih atau merah?" Aurora sedikit berfikir sejenak, daging putih itu seperti ikan atau ayam bukan? Sedangkan daging merah itu sebangsa sapi atau domba?

"Daging putih," Jawab lagi Henry, Aurora nampak terdiam. Karena Henry nampak sudah sangat terbiasa dengan keadaan di sana.

"Ambil ini!" Henry memberikan sepasang sumpit pada Aurora, Aurora mengangkat alisnya seolah bertanya Kenapa?

"Racun bisa di tempatkan di alat makan, sedangkan makanan di sini pasti akan aman karena mereka juga tak ingin terlibat perkelahian. Namun kita juga harus berjaga-jaga, sedangkan untuk daging putih itu ayam. Sedangkan daging merah itu adalah daging manusia." Mata Aurora seketika terbelalak mendengar ucapan Henry.

"Karena tak ingin membuat kuburan, saat salah serang petarung mati di tempat ini. Maka pihak restoran akan memasaknya dan menyebutnya sebagai daging merah." Aurora ingin muntah mendengar penjelasan itu. Jujur saja dia merasa mual karena dia sama sekali tidak menyangka bila sifat kanibal bukan hanya ada pada binatang, manusia juga ternyata memiliki sifat tersebut.

"Dengarkan baik-baik percakapan di sini." Ucap Henry, Aurora mengangguk dan mulai mendengarkan.

"Aku baru saja membajak kapal Kerajaan Ning. Aku mendapatkan banyak permata dan emas, Pangeran Kerajaan itu sangatlah bodoh!" Ucap seorang pria dari sudut ruangan.

"Pertempuran berdarah akan terjadi di Istana Zia, kau pernah mendengar akan hal itu?" Seorang pria nampak bisik-bisik di sudut rungan lainnya.

"Aku tahu, aku sendiri membutuhkan bala bantuan untuk menguasai takhta kali ini." Ucap orang lain di hadapan pria itu, Aurora menatap mereka dengan sudut matanya.

"Dia adalah Pangeran Mahkota Kerajaan Zia, dia akan datang ke istana dalam rangka ulang tahun sang Raja bulan depan. Saat ini dia tengah mengorek informasi mengenai keadaan di Istana Zia yang tengah dia tinggalkan." Aurora mengangguk-anggukan kepalanya.

"Apa Duke Harvis juga pernah ke sini?" Tanya Aurora, Henry mengangkat alisnya bingung.

"Kenapa kamu bertanya demikian? Aku tidak selalu di sini. Jadi aku tidak tahu, apa dia pernah ke sini atau tidak." Ucap Henry, Aurora nampak lemas.

"Aku sangat ingin bertemu dengannya, tapi aku malah kabur saat aku di culik waktu itu. Bila saja aku tidak kabur, pasti aku bisa bertemu dengannya." Aurora galau, Henry tertegun sejenak.

"Maksud kamu?" Henry merasa perasan, sejak pertama kali bertemu dengan Aurora, dia seolah melihat Aurora yang sudah sangat hafal dengan segala hal yang akan terjadi.

"Tidak, bukan apa-apa. Henry, bila aku tidak bisa bertemu dengannya. Kamu mau bukan menikah dengan ku?"

1
Andry Lenny
Thor ending koq malah aneh, pangeran mahkota nya bs palsu? extra part dong Thor ttg pangeran mahkota aslinya Napa bs menghilang...
Ani
akhirnya happy ending.
ternyata selama ini pangeran mahkotany palsu.
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Smile//Smile//Smile/
total 1 replies
Ani
Seperti apakah visual Henry kenapa Aurora sampai tertawa
𝔑𝔲𝔞𝔥: untuk visual nanti nyari dulu kak wkwkwkwk..
total 1 replies
Ani
taktiknya luar biasa
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Ani
kotoran yang ditendang tentu iya sepatumu bau 😃😃😃😃😃😃
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Proud//Proud//Proud//Proud//Proud/
total 1 replies
Ani
😲😲😲😲😲 baru sekali tamparan 2 gigi yang copot seandainya berkali kali langsung ompong dong 😆😆😆😆😆
Ani: ngeri ya Kak si Aurora. beringas banget
𝔑𝔲𝔞𝔥: hohoho/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Ani
ternyata ada yang ingin bermain main toh ..
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
Ani
dapat GA gelang dung. aku juga mau 😁😁😁😁😁😁
Ani
dasar,ternyata cerdas juga Aurora .bisa digunakan untuk taktik perang nih..
Ani
ini sih namanya akting luar biasa. drama ala ala korea atau thailand 😁😁😁😁😁
𝔑𝔲𝔞𝔥: hahahah, drama india kak🤣
total 1 replies
L K
jd curiga nih mw bikin senjata unik
𝔑𝔲𝔞𝔥: senjata rahasia kak😘
total 1 replies
L K
aku yakin 100% duke harvis yah si henry ini 🤣
𝔑𝔲𝔞𝔥: emang iya
total 1 replies
Ani
ternyata begitu toh ceritanya.. Raja nya pilih kasih dong..
Sri Wahyuningsih
lanjut,tambh seruh sj
𝔑𝔲𝔞𝔥: makasih akak, aaaiaaap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!