Terjerat Pesona Suami Orang

Ardi dan Lidia menatap penampilan wanita dengan balutan dress pendek berwarna hijau tua dan kacamata berwarna cokelat yang menempel diwajahnya.

"Anita...." Lirih Ardi saat melihat sang mantan istri yang kini sedang berdiri dihadapannya.

Anita membuka kacamata yang menempel diwajahnya, dia menatap wajah pria yang dulu pernah menjadi bagian dari hidupnya. Hari ini untuk pertama kalinya dia menginjakkan kakinya kembali dikota itu setelah lima belas tahun lamanya dia meninggalkan semua kenangannya disana.

"Mas Ardi...."

Lidia yang begitu muak melihat wajah mantan kakak iparnya langsung menyelonong keluar dan menampar keras wajah Anita. Ardi yang melihatnya langsung memegangi tangan adiknya sebelum Lidia sempat menampar wajah Anita kembali.

"Lepasin mas! Biar aku gampar wajah wanita ja-lang ini. Masih punya muka dia menunjukkan wajahnya didepan kita!!" Lidia begitu tersulut emosi melihat wajah tidak tau malu Anita, jika bukan karena Ardi yang terus memegangi tangannya, ingin sekali dia menampar lagi wajah Anita.

"Cukup Lidia!" Ardi menarik nafas berat, kemudian dia menatap Anita. "Ada apa kamu datang kesini lagi, Anita?"

"Mas, aku datangan kemari untuk minta maaf sama kamu mas. Sekaligus, aku ingin melihat Karin, putriku," ucap Anita penuh harap. Meskipun Ardi tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya, setidaknya dia ingin melihat Karin.

"Karin sedang tidak ada dirumah, sebaiknya kamu pergi, Anita. Tolong jangan membuat keributan lagi disini." Ardi menurunkan pandangannya dari Anita dan mencoba mengontrol emosinya. Dia masih sangat terluka atas sikap Anita dimasa lalu.

"Tapi mas, aku....." Anita tidak melanjutkan kata-katanya saat sebuah mobil Toyota New Vellfire berhenti tepat disamping mobil Anita.

Ketiga orang itu menatap pada dua orang yang baru saja turun dari dalam mobil. Nampak seorang pria berbadan tinggi tegap dengan pakaian formal datang mendekat dengan diikuti seseorang dibelakangnya. Usia pria itu tidak muda lagi, namun postur tubuh tinggi tegap dan wajah tampan rupawannya mampu mengalihkan pandangan siapa saja yang melihatnya.

Anita mengernyitkan keningnya saat melihat sosok yang dia kenal sebagai besan dari kekasih gelapnya, Daniel. Daniel sering bercerita dan pernah memperlihatkan foto-foto pernikahan Maya dulu.

"Bukankah dia Tuan Mike Adelard? Untuk apa dia disini? Ada hubungan apa pria itu dengan mas Ardi?" Batin Anita penuh dengan tanda tanya.

Mike berhenti tepat dihadapan tiga orang yang sedang berdiri dihadapannya dengan menatap bingung padanya. Mike menatap sekilas pada Anita, lalu dia mengarahkan pandangannya pada Ardi.

"Perkenalkan, namaku Mike Adelard, ayah dari Alvaro Adelard. Apa kalian mengenal putraku itu?" Mike memperkenalkan diri dan bertanya tentang putranya pada Ardi.

Ardi menganggukkan kepalanya dan tersenyum hangat. "Ya.. ya..., saya mengenalnya. Saya mengenal nak Alvaro karena kami sudah beberapa kali bertemu."

Masih dengan wajah tenangnya Mike tersenyum tipis. "Apa anda sudah tau jika putraku, Alvaro, memiliki hubungan dengan putri anda, Karin Andhini?"

Anita nampak tercengang kaget. "Karin dan Alvaro? Bagaimana mungkin? Bukankah Alvaro adalah suaminya Maya?"

Berbeda dengan Anita, Ardi dan Lidia nampak biasa saja saat mendengarnya. Pasalnya mereka memang belum mengetahui status Alvaro yang sebenarnya.

"Ya, putri saya dan putra anda memiliki hubungan. Saya mengetahui itu," jawab Ardi membuat mata Anita membulat dan detak jantungnya seakan berhenti berdetak.

"Maaf, apakah anda tau satu hal? Jika putraku, Alvaro Adelard, dia sudah menikah dan memiliki seorang istri?"

Deg....

Ardi dan Lidia nampak sangat terkejut sekali mendengarnya. Bahkan mulut Lidia sampai menganga saking tak percayanya.

"Ti-tidak, itu tidak mungkin. Mereka tidak pernah mengatakan apapun selain hubungan mereka yang sedang dekat." Ardi mengatakannya dengan terbata-bata, dia yakin jika Karin tidak mungkin membohongi dirinya.

"Tapi itu adalah faktanya, putraku sudah menikah. Saat ini putri anda sedang menjalani hubungan terlarang dengan pria beristri yang tak lain adalah Alvaro, putraku."

Seketika tubuh Ardi nampak lemas tak bertenaga. Ardi hampir saja tidak bisa menopang tubuhnya sendiri, beruntung Lidia langsung memegangi lengannya.

"Mas kamu tidak apa-apa, mas?" Lidia sangat khawatir dengan keadaan kakaknya. Wajah Ardi langsung pucat pasi.

Ardi tidak menjawab, dia memejamkan matanya, air mata menetes diwajah tuanya. Sungguh dia tak menyangka jika Karin telah tega membohongi dirinya. Dan yang lebih menyakitkan lagi, putrinya itu menjalani hubungan terlarang dengan seorang pria beristri.

"Ya Tuhan, Karin... Apa yang sudah kamu lakukan, nak..." Batin Ardi menangis. Hatinya begitu hancur mendengar kenyataan tentang putri kesayangannya.

Lidia memeluk tubuh kakaknya, dia tak kalah kecewanya dengan Ardi. Makeup yang baru saja dia poles diwajahnya kini luntur bersamaan dengan derai airmata yang membasahi wajahnya.

"Maksud kedatanganku kemari adalah untuk meminta putrimu supaya menjauhi putraku. Saat ini mereka hanya sedang tergoda oleh cinta sesaat. Sebelum hubungan mereka semakin jauh dan akhirnya mereka menyesal, sebaiknya mereka menyudahi hubungan terlarang ini," sebagai seorang ayah Mike tidak ingin putranya sampai salah melangkah. Mike yakin jika Alvaro hanya sedang terbuai oleh cinta sesaat yang membuatnya menggila.

Mike menatap pada Anita yang masih berdiri disana, wanita itu juga nampak menitikkan air matanya.

"Terimakasih untuk waktu kalian, permisi." Mike mundur satu langkah kemudian berbalik, dia berjalan menuju ke arah mobilnya dengan diikuti asisten pribadinya dibelakangnya.

Lidia menatap tidak suka pada Anita. "Mbak Anita, sebaiknya mbak pergi dari sini. Dan jangan pernah kembali kemari lagi!"

Lidia menuntun Ardi, mengajaknya masuk ke dalam rumah. Lidia menutup kembali pintu rumah tanpa memperdulikan Anita yang masih berdiri terpaku didepan pintu. Saat ini Lidia lebih mengkhawatirkan keadaan kakaknya. Ardi pasti merasa sangat terpukul sekali mendengar tentang apa yang sudah dilakukan oleh Karin.

Anita melangkahkan kakinya mundur hingga punggungnya menyentuh tembok rumah. Dia membungkam mulutnya sendiri dengan telapak tangannya, air matanya seperti tidak bisa berhenti keluar dari kedua bola matanya.

"Karin... Putriku.... Apa ini adalah karma untukku yang sudah menjadi perusak rumah tangga orang, hingga sekarang putriku harus mengulang dosa yang sama seperti yang aku lakukan...." Batin Anita teramat sangat sakit.

...🔥🔥🔥🔥🔥...

Siang ini Alvaro sengaja datang menjemput Karin dirumah Dhea, dia akan menemani Karin untuk berkata jujur pada papa dan tante Karin. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil yang sudah terparkir dihalaman rumah Karin.

Karin nampak diam tertunduk, wajahnya mengekspresikan kecemasan yang sangat besar. Beberapa kali Karin menghembuskan nafas panjang untuk mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Alvaro meraih tangan Karin yang berada atas pangkuan, dia saling merekatkan jari-jari tangan mereka.

"Jangan khawatir, ada aku di sisimu. Kita akan menghadapi ini berdua," ucap Alvaro mencoba meyakinkan Karin. Dia sudah siap menerima hukuman apapun dari keluarga Karin.

Karin menatap Alvaro dan melihat kesungguhan dimata pria itu. Namun Karin tidak yakin jika keluarganya akan menerima hubungan mereka setelah mengetahui status Alvaro nantinya. Belum lagi keluarga besar Alvaro yang pastinya akan sangat menentang hubungan mereka.

Alvaro menganggukkan kepalanya yakin, lalu dia membuka pintu mobil dan segera turun. Alvaro kembali menggenggam tangan Karin saat mereka sudah sama-sama keluar dari mobil. Keduanya berjalan ke arah pintu rumah yang terbuka lebar itu.

"Untuk apa kalian datang kemari?!!" Seru sebuah suara saat Karin dan Alvaro sudah berada tepat di depan pintu rumah.

...🔥🔥🔥🔥🔥...