Alena merupakan putri dari pasangan Abimanyu dan Zahra. Abimanyu merupakan pengusaha yang sangat sukses. Kekayaannya tidak main-main. Mungkin sampai tujuh turunan kekayaan itu tidak akan habis.
Alena merupakan anak tunggal. Dia selalu dimanja dan dilimpahi kasih sayang yang berlimpah. Meski begitu tidak membuat Alena menjadi sombong.
Kehidupan Alena berubah seratus delapan puluh derajat semenjak tragedi yang menimpah keluarganya.
Kedua orang tua Alena terbunuh saat mereka sedang merayakan ulang tahun Alena yang ke tujuh belas tahun. Keduanya di tembak di depan matanya.
Alena sendiri berhasil selamat dari kejaran pembunuh, karena loncat kedalam jurang. Beruntung nyawanya masih bisa terselamatkan.
Bagaiamana Alena melanjutkan hidupnya?
Akankah ia berhasil membalas orang yang sudah membunuh kedua orang tuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu tapi gengsi
"Eh eh eh kita mau kemana nih, " pekik Diandra kaget. Alena pun melepaskan tangannya.
"Maaf, " ucap Alena dengan lirih.
"Kamu nggak lihat apa tadi ada Arka and the genk? " sahut Citra sambil melotot kearah Diandra.
"Memangnya Aku buta. Aku juga lihat lah, "sahut Diandra sewot.
"Kalau sudah tahu kenapa_"
" Maaf. Kita ke kantin belakang saja nggak masalah kan," pinta Alena menghentikan kedua sahabatnya yang hendak berdebat.
Diandra dan Citra mengangguk serempak. Seolah merasakan kesedihan yang kini dialami oleh Alena.
"Yang sabar ya. Kita berdua akan selalu dukung kamu kok, " hibur Citra yang diangguki oleh Diandra.
"Terimakasih."
Alena memeluk kedua sahabatnya dengan erat. Setelah itu ketiganya menuju kantin yang jarang mereka kunjungi .
Di SMA Tunas Bangsa memang terdapat dua buah kantin yang letaknya di pisahkan. Namun keduanya memiliki luas yang sama.
Makanan yang dijual di dua kantin itu juga tidak jauh beda. Mungkin hanya rasanya saja yang berbeda. Karena dibuat oleh orang yang berbeda.
Selain kedua kantin tersebut, di SMA Tunas Bangsa juga terdapat satu koperasi yang menjual berbagai kebutuhan para murid. Mulai dari makanan, seragam, Alat tulis dan foto kopi.
Biasanya Alena dan kedua sahabatnya selalu membeli makanan di kantin pertama yang terletak di bagian samping sekolah . Alasannya cuman satu, Alena ingin makan bersama Arka.
Meski sering di tolak, tak membuat Alena menyerah. Selagi Arka masih belum memiliki kekasih , Alena pantang untuk menyerah.
Namun kini harapanya pupus di tengah jalan. Dia harus ikhlas melihat sang pujaan hati memilih wanita lain sebagai kekasihnya. Ia tidak berpikir untuk menjadi seorang pelakor.
Setibanya di kantin ketiganya langsung berbagi tugas. Alena bertugas mencari tempat duduk. Diandra membeli minuman dan juga cemilan. Sedangkan Citra membeli makanan utama.
Suasana di kantin cukup ramai. Untungnya masih ada beberapa kursi kosong yang cukup untuk mereka bertiga.
"Ehm, rasanya enak juga, " kata Diandra saat ia mulai menyantap makanan yang ia pesan.
"Betul. Nasi gorengnya juga tak kalah dengan kantin sebelah, " ucap Citra .
Alena setuju dengan ucapan kedua sahabatnya. Ketiganya memang membeli hidangan yang berbeda. Alena membeli mi ayam. Diandra memesan bakso. Sedangkan Citra membeli nasi goreng.
Di tempat yang lain, Arka menyantap makanan yang ia beli dengan ogah-ogahan. Entah kenapa nafsu makannya tiba-tiba berkurang.
Hal itu disadari oleh sahabat-sahabatnya. Namun tidak ada yang berani menegur. Apalagi saat mood Arka sedang buruk.
"Nanti malam kita jadi kan? " tanya Brian di sela-sela makan.
"Jadi dong! "
"Gimana Ka? " tanya Brian meminta persetujuan dari Arka.
"Hem."
"Sip lah kalau gitu, " ucap Brian sebelum melanjutkan makannya.
Arka and the genk memang sering mengikuti balapan liar. Bahkan tak jarang terlibat tawuran.
Tidak satu atau dua kali mereka terlibat dengan aparat hukum. Namun mereka tidak pernah jerah.
Arka berasal dari keluarga konglomerat. orang tuanya termasuk dalam jajaran pengusaha yang sukses. Dia terdiri dari tiga bersaudara. Ketiganya berjenis kelamin lelaki semua. Arka si bungsu dari tiga bersaudara.
"Gue boleh ikutan kan? " tanya Salsa. Brian dan yang lain memandang Arka yang sedang mengaduk makanannya tanpa minat.
"Bagaimana Ka?"
"Terserah."
"Oke lah kalau begitu. Lo mau jemput gua kan? " pinta Salsa yang mulai ngelunjak.
"Gue nggak ada waktu. "
"Tapi kan kita_"
Brak!!!
Arka menatap Salsa dengan tajam. Membuat gadis itu menunduk. Pandangan Arka membuat bulu kuduknya merinding.
"Jaga batasan Lo! " peringat Arka dengan datar. Setelah itu Arka meninggalkan tempat itu.
Brian dan yang lain saling pandang. Tanpa banyak kata ketiga pemuda itu meninggalkan Salsa sendiri.
"Br****k! "
......................
Sudah empat hari Alena berusaha untuk menjauhi Arka. Alena berangkat lebih pagi dari biasanya agar tidak berpapasan dengannya. Dia juga meletakkan sepeda yang ia pakai di tempat parkir yang berbeda.
Biasaya Alena meletakkan sepedanya di area yang sama dengan sepeda milik Arka. Bahkan ia menunggu kedatangan Arka di tempat parkir. Sebucin itu Alena pada Arka.
"Tumben benar kita belum dapat undangan, " celetuk Kevin tiba-tiba. Kebetulan sekarang sedang Jam kos.
"Undangan apa?" tanya Dava. Dia juga salah satu sahabat Arka. Keempatnya berada di kelas yang sama.
"Besok bukannya ulang tahun Alena? "
"Wow, jangan bilang Lo suka sama Alena! " tebak Brian dengan mata melotot.
"Gila! "
"Lah, bener kan. Ulang tahun tuh anak juga Lo ingat. "
"Enak saja! Ulang tahun Gua aja sering lupa. Ngapain mikirin ulang tahun orang lain, " bantah Kevin tak terima.
"Terus tadi_"
"Gua denger anak-anak ngegosip. "
"Lo cowok apa cewek? suka banget ngegosip, " sindir Brian .
"Berisik! " sentak Arka datar. Entah kenapa Arka terlihat lebih dingin dari biasanya.
Kevin yang hendak menjawab sindiran Brian, langsung mengurungkan niatnya. Begitupun dengan Brian dan dan Dava.
Arka bangun dan keluar dari kelas. Brian dan kedua sahabatnya saling pandang. Kemudian ketiganya memutuskan untuk menyusul.
Arka merasakan dadanya sesak. Perasaannya tidak nyaman. Apalagi saat mendengar tentang Alena.
Entah kenapa ia tidak suka saat Alena menghindarinya. Padahal sebelumnya itu merupakan hal yang ia tunggu. Namun saat semunya terjadi Arka malah merasa kehilangan.
Arka sangat menyayangkan keputusannya untuk berpura-pura menjadi kekasih Sesil. Padahal ia juga tidak menyukai gadis itu. Brian lah yang mempunyai usul seperti itu.
Kebetulan saat ini Arka melihat keberadaan Alena yang berdiri di depan kelas. Rahangnya tiba-tiba mengeras saat melihat gadis itu tertawa pada seorang siswa yang berdiri di depan Alena.
Keduanya nampak seperti sepasang kekasih. Membayangkan jika keduanya mempunyai hubungan lebih saja sudah membuat Arka meradang. Kedua tangannya terkepal. Ingin rasanya pemuda itu menghampiri mereka. Sayangnya egonya terlalu tinggi.
Sebenarnya Alena sedang berbicara dengan anak sebelah. Alena yang baru kembali dari kamar mandi dihentikan olehnya. Dia meminta Alena untuk menyerahkan hadiah buat Diandra. Sudah sejak lama siswa itu mengagumi sahabat Alena.
Hingga pulang sekolah Arka and the genk tidak mendapatkan undangan. Mereka jadi berpikir apa Alena benar-benar sudah moveon dari Arka. Tapi apa secepat itu?
Arka pun tanpa sadar menunggu Alena memberikan undangan untuknya. Bahkan rela terdiam cukup lama di arena parkir . Sampai keempat sahabatnya bingung.
Padahal orang yang sedang ditunggu sudah berada di rumah. Dia sedang menikmati makan siangnya dengan lahap. Diandra dan Citra memutuskan untuk menginap. Meski tidak ikut ke Bandung, setidaknya di malam nanti mereka sudah meluangkan waktu bersama.