Mencintai seseorang yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tentunya sangat menyakitkan, apalagi setelah tahu kalau pria yang dicintainya ternyata sudah memiliki pujaan hati.
Yuk simak cerita selengkapnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8
‘’Kak Jo mana bun?’’ Naura memperhatikan Jonathan yang tidak ada di meja makan. Wanita itu celingak celinguk mencari.
‘’Sudah berangkat dari satu jam yang lalu,’’ jawab bunda sambil menyendokkan nasi dan lauk untuk Naura dan Hani.
*****
‘’Han, pulang kampus nanti nonton yuk,’’ ajak Naura. Kini keduanya dalam perjalanan ke kampus. Hani yang menyetir mobilnya.
‘’Film apa?’’
‘’Nggak tau sih, hanya ingin menepati janji saja. Tapi nggak enak kalau berdua makanya aku ingin mengajakmu juga. Mau ya ….’’
‘’Menepati janji, dengan?’’
‘’Kevin, kemarin dia mengajakku. Tapi nggak jadi pergi karena kan kemarin kak Jo jemput kita.’’
‘’Kevin?’’ Hani mengenyit. Sepertinya dia mencium bau-bau mencurigakan dari sikap Kevin pada Naura yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya pada orang lain. Kevin tidak pernah sekalipun mau pergi berdua dengan seorang wanita, bahkan dia dan Amel yang sudah lama berteman dengan Kevin pun tak pernah keluar hanya berdua saja dengan pria itu.
‘’Hhmm Nau, menurutmu Kevin bagaimana?’’
‘’Bagaimana apanya?’’
‘’Ya orangnya, sikapnya, menurutmu bagaimana?’’
‘’Baik, asyik dan enak diajak ngobrol.’’
‘’Ada peluang untuk menjadikan Kevin sebagai kekasih nggak?’’
Naura tersedak salivanya sendiri saat mendengar pertanyaan tidak masuk akal dari Hani. Berpacaran dengan pria lain sama sekali tidak pernah terpikir olehnya.
‘’Kenapa Nau, aku kan bertanya. Seandainya nih ya, kalau Kevin suka kamu gimana? Peluang jadiannya berapa persen?’’
‘’Ya nggak ada peluangnya Han. Kamu tau sendiri siapa yang aku sukai.’'
‘’Kan seandainya Nau. Kevin juga bukan pilihan yang buruk kok.’’ Hani menoleh sekilas pada Naura.
‘’Sebenarnya aku bingung Nau, terkadang kakakku terlihat seperti menyukaimu, tapi terkadang juga terlihat seperti sangat mencintai wanita itu,’’ gumamnya dalam hati. Hani yakin kalau tadi kakaknya pergi dengan terburu buru karena ingin bertemu dengan Lyodra. Hani takut kakaknya akan bersikap plin plan dan nantinya itu malah akan semakin menyakiti Naura.
‘’Selain kak Jo, kayaknya nggak mungkin Han.’’
‘’Kenapa nggak mungkin? Kau itu cantik, untuk apa kau menyia-nyiakan waktumu untuk kakakku yang tidak menghargai perasaanmu sedikit pun.’’
‘’Dia bukannya tidak menghargai Han tapi dia memang tidak tau bagaimana perasaanku.’’
‘’Ya kalau begitu kasih tau. Aku juga penasaran ingin melihat bagaimana respon kak Jo jika kau mengungkapkan perasaanmu.’’
‘’Kau gila? Aku nggak sanggup kalau tiba-tiba kak Jo menjauhiku karena perasaan bertepuk sebelah tangan ini.’’
‘’Kau yakin darimana kalau itu bertepuk sebelah tangan sedangkan kau saja belum mencoba untuk memberitahunya.’’
‘’Tidak perlu menyatakan untuk mengetahui jawabannya Han. Kau tau itu kan?’’
‘’Nggak, aku nggak tau. Menurutku kau harus mengatakan bagaimana perasaanmu. Diterima atau tidak itu urusan belakangan.’’
‘’Kalau dia menjauhiku bagaimana?’’
‘’Mungkin itu yang terbaik untuk kalian nanti. Tapi setidaknya kau sudah memberitahukan perasaanmu. Jangan bodoh Nau, kenapa kau harus terluka sendiri untuk perasaanmu itu. Kalau dia tidak bisa membalas maka, belajarlah melupakan. Jangan bertindak seperti wanita bodoh yang hancur hanya karena cinta. Di dunia ini begitu banyak pria, jadi untuk apa kau bersedih?’’
‘’Tapi nyatanya melupakan tidak segampang itu Han. Kupikir melupakannya lebih menyakitkan dari cinta tak terbalas ku.’’
‘’Aku mengerti tapi setidaknya kau juga harus punya planning lain dalam hidupmu. Seandainya kau tidak bisa bersama kakakku setidaknya kau tau apa yang akan kau lakukan.’’
Naura mengangguk. Benar kata Hani, selama ini dia tidak pernah memikirkan atau memimpikan hal lain selain bersama Jonathan dan menjadi kekasih dari pria itu.
‘’Kau tau, sekarang kau terlihat seperti seorang motivator, darimana kau belajar-kata itu?’’ Naura tertawa kecil.
‘’Memangnya aku harus belajar dulu untuk bisa menyampaikan kata-kata itu? Kau tau sendiri bagaimana cerdasnya aku.’’
‘’Ck, eh terus bagaimana?’’
‘’Apanya?’’
‘’Mau ikut nonton nggak? Kamu sih malah mengalihkan pembicaraan, hampir lupa kan aku.’’
‘’Nanti deh, pikir-pikir dulu. Aku tuh nggak mau mengganggu waktu kalian saat kalian berduaan.’’
‘’Ck sejak kapan kau memiliki pemikiran seperti itu. Kemarin-kemarin kemana saja?’’
‘’Ya sejak hari ini, detik ini.’’
‘’Ck.’’
*****
Ting tong ting tong
Sudah beberapa kali Jonathan memencet bel apartemen Lyodra. Namun, pintu apartemen itu tak kunjung terbuka juga untuknya.
‘’Sayang …,’’ teriak Lyodra berjalan menghampiri Jonathan.
‘’Kamu udah dari tadi? Maaf ya tadi aku keluar sebentar untuk membeli sarapan.’’
‘’Dengan pakaian seperti itu?’’ Jonathan menelisik penampilan Lyodra dari ujung kaki sampai ujung rambut. Dia tidak lantas percaya alasan Lyodra. Mana mungkin mencari sarapan dengan menggunakan dress minim seperti yang Lyodra kenakan saat ini, jangan lupakan juga high heels pink yang menghiasi kaki cantiknya dan tas mahal yang sedang digenggamnya.
‘’Oh ini? Aku memang sengaja berpakaian seperti ini biar selalu terlihat cantik. Kau tidak mempermasalahkan penampilan ku kan?’’ Lyodra mendekat dan menggenggam pergelangan tangan Jonathan dengan kedua tangannya. Wanita itu memberikan senyum termanisnya.
‘’Oh ya sayang, kemarin aku ke toko tas dan aku melihat tas yang bagus. Aku sangat menginginkannya. Belikan untukku ya?’’ pintanya dengan suara yang dibuat semanja mungkin dan bodohnya Jonathan mengiyakan tanpa ada rasa keberatan sama sekali.
‘’Yey, i love you. Aku sayang banget deh sama kamu.’’ Beberapa kali Lyodra mencium pipi kanan Jonathan saking senangnya.
‘’Oh ya sayang kamu udah sarapan belum? Temani aku ya, aku laper banget soalnya,’’ ajaknya yang hendak menarik tangan Jonathan untuk segera mencari sarapan.
‘’Loh bukannya kamu sudah sarapan tadi? Katanya tadi kamu keluar untuk mencari sarapan kan?’’
‘’Oh itu ….’’ Dengan cepat Lyodra memutar otaknya.
‘’Maksudku aku ingin menemanimu sarapan, kamu belum sarapan kan?’’
‘’Hhmm.’’
‘’Yaudah ayok cari sarapan untukmu, aku tidak mau kalau kau sampai jatuh sakit.’’
‘’Ly’’
‘’Hhmm.’’
‘’Aku minta maaf ya untuk yang kemarin.’’
‘’Kemarin?’’
‘’Maaf karena kemarin sudah menolak kedatanganmu, aku benar-benar tidak sadar saking sibuknya dengan pekerjaanku.’’
‘’Aku sudah memaafkanmu untuk hal itu. Tapi ingat jangan diulang lagi.’’ Ucapan itu benar-benar membuat Jonathan legah, setidaknya kekasihnya tidak marah atau kesal padanya.
‘’Aku tidak mungkin kesal lama-lama, yang ada aku akan kehilangan tas incaranku,’’ sambung Lyodra dalam hati dengan senyum cerahnya yang diberikan pada si pria.
Jonathan memeluk dan beberapa kali mencium puncak kepala Lyodra dengan perasaan sayangnya. ‘’Terimakasih sayang karena sudah mengerti kesibukanku.’’
*****
Hari hampir sore, rencana Kevin untuk menonton berdua dengan Naura tidak terealisasikan. Pria itu harus ikhlas untuk menonton bersama semua temannya. Tadi Naura sengaja mengajak Hani, Amel, Dika dan Rezky juga. Kevin tidak mungkin menolak. Bukankah yang penting dia bisa bersama dengan Naura?
‘’Jangan bilang kau menyukainya,’’ bisik Dika pada Kevin yang sejak tadi tersenyum memperhatikan Naura yang tengah menikmati timezone bersama Hani, Amel dan Rezky.
‘’Hhmm, kelihatan banget ya?’’
‘’Bahkan sangat jelas dan kupikir mungkin dia juga sadar akan sikapmu ini.’’
‘’Terus menurutmu apa yang harus kulakukan?’’
‘’Kupikir kau perlu membuatnya suka padamu dulu setelah itu baru kau bisa menyatakan perasaanmu.’’
‘’Seperti yang sedang kau lakukan sekarang?’’
‘’Maksudmu?’’
‘’Kau pikir aku tidak tau siapa yang kau sukai saat ini?’’
‘’Ck diamlah dan jangan mengatakan hal ini pada siapapun.’’
‘’Memangnya kau pikir mereka tidak tau?’’
‘’Mereka tau? Sepertinya aku tidak pernah menunjukan perasaanku dengan jelas.’’
‘’Siapa yang bilang mereka juga tau, aku kan hanya bertanya padamu.’’
waah bahaya nih 🤨
naura kamu harus tahan harga ya ke ka jo, biar jojonya yg usaha dptin hati kamu lagi nau 🤭🤭