Istri Kontrak Tuan Impoten

Leon bolak balik mengecek penampilannya didepan cermin. Rambut, pakaian, dan sepatu yang dia kenakan sudah nampak bagus dan rapih. Ini pertama kalinya dia akan jalan dengan perempuan selain Ibunya, Leon harus tampil sesempurna mungkin.

Leon keluar dari kamar, dia berpapasan dengan Diva yang sedang melintas sambil makan satu biji gorengan.

"Mau kemana?" Tanya Diva. Dia merasa heran melihat penampilan Leon yang sedikit berbeda dari biasanya.

"Saya mau pergi jalan jalan dengan teman," sahut Leon.

"Wanita atau pria?"

"Wanita,"

"Baiklah. Hati hati dijalan."

Leon mengangguk, dia pergi meninggalkan kediaman bosnya. Sementara Diva langsung berjalan cepat menuju ruangan pribadi Dika suaminya.

"Sayang, ayo kita pergi," Diva merengek sambil bergelayut manja di lengan Dika.

"Kemana?"

"Kita ikuti kemana Leon pergi, aku ingin melihat seperti apa wajah teman wanitanya,"

"Teman wanita?" Dika bingung.

"Iya, teman wanita. Leon bilang dia mau pergi dengan teman wanitanya,"

"Oke, ayo kita ikuti dia."

Dika dan Diva keluar rumah, mereka membuntuti taxi online yang Leon tumpangi. Sebenarnya Dika memfasilitasi Leon dengan kendaraan pribadi, tapi Leon segan untuk memakainya kecuali saat sedang bekerja saja.

Taxi berwarna biru itu berhenti didepan sebuah mall X. Leon turun, Diva dan Dika buru buru parkir dan berjalan mengekor dibelakang Leon. Leon tidak fokus dengan lingkungan sekitarnya sampai dia tidak tau kalau sedang dibuntuti.

"Sebenarnya dia mau bertemu siapa? Aku jadi penasaran," batin Dika.

Tak lama, langkah Leon berhenti. Dia melambaikan tangan dan sosok Tasya terlihat menghampiri pria itu.

"Itu bukannya Tasya?" Ucap Dika.

"Iya, itu Tasya. Jadi dia berhasil mendekati Leon dan mengajaknya kencan? Luar biasa sekali dia," puji Dika.

"Bagaimana kalau kita gabung dengan mereka?"

"Jangan, nanti kita mengganggu mereka," larang Dika.

"Larangan ada untuk dilanggar bagiku. Ha... Ha... Ha..."

Leon dan Tasya pergi ke bioskop, Dika dan Diva mengikuti dan memesan film yang sama dengan yang mereka tonton. Mereka juga memesan kursi yang lumayan dekat dengan kursi milik Leon dan Tasya.

"Kita seperti penguntit, tau tidak!" Gumam Leon kesal.

"Aku sangat penasaran, percakapan seperti apa yang akan terjadi diantara mereka. Yang satu barbar, tapi yang satunya lagi kulkas,"

"Lebih baik kita pindah saja sekalian ke kursi samping mereka, sepertinya kosong tuh,"

"Ah, nanti. Aku ingin menguping saja dulu,"

"Kamu ini merepotkan saja,"

"Jangan berisik, film akan dimulai." Diva menaruh jari telunjuknya dibibir.

🍁🍁🍁

Hal yang dipikirkan Diva ternyata berbanding terbalik dengan kenyataan. Dari awal film diputar sampai selesai Leon terus mengunci rapat mulutnya, bahkan dia sempat tidur dan membiarkan Tasya nyerocos sendiri seperti burung beo.

Tasya terus menekuk wajahnya, kencan pertamanya dengan Leon memang berjalan mulus tapi tak seindah yang dibayangkannya. Selesai nonton, tiba tiba Leon menarik Tasya untuk masuk kedalam food court dan memesan makanan disana.

"Kamu mau pesan apa? Biar aku yang bayar nanti," ucap Leon.

"Serius?"

"Ya, serius."

Muncul ide gila dalam benak Tasya, dia memesan banyak makanan enak dan paling mahal ditempat itu. Dia berencana untuk membuat Leon pusing membayar bill nya nanti.

Nyatanya Leon terlihat santai dengan kelakuan Tasya, dia biasa saja melihat puluhan makanan hadir diatas meja. Tasya merasa heran, apa dia memiliki banyak uang didalam atmnya?

Diva dan Dika menghampiri Tasya. Mereka berniat untuk bergabung dan membantu dua manusia aneh itu menghabiskan makanan yang tersaji diatas meja.

"Kalian tidak keberatan kan kalau kami ikut nimbrung?" Canda Diva.

"Tidak, mari duduk dan makan bersama kami," sahut Tasya.

Dika menggeleng kepala, dia tau apa maksud Tasya memesan banyak makanan berharga mahal itu. Ingin mengerjai Leon? Tidak bisa. Dia memiliki banyak uang dalam rekeningnya, lagi Dika ada disana untuk membantunya.

"Kenapa kamu tidak bilang mau jalan dengan Tasya? Tau begitu aku bisa ikut," celetuk Diva sambil melirik kearah Leon.

"Tidak bilang pun sekarang Nona ada bersama kami bukan?" Balas Leon. Diva tertawa, dia merasa sedikit malu dan canggung.

"Kami sedang mencari baju bayi, kami tidak bermaksud untuk mengikuti kalian," Dika berbohong. Dia tak mau Leon marah kepadanya kalau tau mereka sengaja menguntit sejak tadi.

"Oh... Begitu. Tapi ngomong ngomong, mana baju bayinya?" Tasya mencari cari. Sepasang suami istri itu tidak membawa kantung belanjaan sama sekali, aneh.

"Kamu belum menemukan yang cocok, jadi belum belanja. Ha... Ha... Ha..." Sambung Diva.

"Ayo semua makan, jangan sungkan sungkan. Habiskan saja semua makanan yang ada diatas meja." Lanjut Diva untuk menutupi rasa canggung.

"Hey, ini semua makanan punya mereka. Tapi kenapa jadi kamu yang menawari mereka berdua makan?" Ceplos Dika. Diva hanya meringis tanpa bisa mengeluarkan kata kata.

Bersambung...