Update setiap hari ya,,,,
Seorang gadis yang bernama Ratu Alisha Naransya dilahirkan dalam keluarga besar Naransya dimana seluruh keturunannya memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Bagaimana kehidupan Ratu yang hanya memiliki kecerdasan yang standar ?? apakah Ratu bisa mensejajarkan dirinya dengan keluarga besarnya ataukah ia hanya menerima nasibnya??
Sebuah keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang memilih Ratu sebagai jodoh untuk putranya sesuai dengan kesepakatan orang tua mereka semasa hidupnya. Apakah sang pria menerima Ratu yang jauh dari tipenya ??
Penasaran ?? Yuk cap cuss kepoin ceritanya
Jangan lupa dukungannya setiap chapter yak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 11. SENYUM SATU MILYAR
...happy literasi beloved readers ...
Ratu yang di kenal sebagai Queen mulai menapak kariernya sebagai perancang perhiasan sekaligus model. Berkat kerja kerasnya ia tak pernah melalaikan tugasnya di bantu oleh teman-teman kantor yang selalu mendukungnya. Meskipun saat ini Queen hanya di kenal sebagai model bukan sebagai perancang perhiasan karena ia selalu merancang perhiasan yang akan di produksi oleh perusahaan di apartemennya, ia ingin benar-benar fokus dengan rancangannya.
“Semangat Queen, saat ini manfaatkan kesempatan yang ada, suatu saat aku akan memperkenalkanmu sebagai salah satu perancang perhiasan terbaik Jewellery and Model’s. “ janji Samuel di saat Queen akan tampil sebagai model launching perhiasan terbaru dari Jewellery and Model’s
“Tapi aku risih selalu di tatap oleh orang banyak, kak . Aku ingin bekerja di belakang meja saja. “ balas Queen mengingat tatapan para pria pada dirinya.
“Jangan ngaco, Queen. Kamu baru saja memulai kariermu. “ ucap Samuel terkekeh geli.
Queen dan Samuel semakin akrab. Sebagai anak tunggal, Samuel merasa menemukan sosok adik yang manja pada diri Queen, apalagi mamanya juga sangat menyayangi Queen dan menganggapnya seperti anak sendiri.
“Ayo sekarang ganti baju dan perhiasanmu, sebentar lagi tamu-tamu penting dari berbagai negara akan tiba. “ ucap Samuel seraya mendorong pelan tubuh Queen memasuki ruang ganti.
“Dandani dia dan ingat seperti biasanya, buat sedikit berbeda agar wajah aslinya tidak terekspose “ titah Samuel pada bagian riasnya.
“Baik, sir ,,,”
Sementara Queen di dandani, para pencinta perhiasan dari berbagai negara mulai memenuhi ruangan. Berbagai perhiasan dengan model terbaru sudah terpajang dalam kotak kaca sedangkan perhiasan yang menjadi andalan yang akan di launchingkan oleh perusahaan Jewellery and Model’s akan di pamerkan oleh model pendatang baru yang mulai menyita perhatian kalangan media.
“Waoww ,,, seperti biasa, nona selalu terlihat menakjubkan. “ seru Gabriel yang selalu di tugaskan untuk mendandani Queen.
“Tapi wajah asliku gak keliatan kan ??” tanya Queen sambil melihat dengan teliti pantulan dirinya di cermin.
“Gak sama sekali, tapi ada apa sehingga tak ingin menampakkan wajah asli nona, padahal dengan wajah asli dan sedikit polesan saja nona tetap cantik “ ucap Gabriel penasaran.
Gabriel juga merupakan keturunan Indonesia yang di pekerjakan oleh Samuel sehingga mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dan sebagian besar karyawan Samuel adalah keturunan Indonesia mungkin karena mamanya yang sejak awal memang merekrut karyawan yang berasal dari negaranya. Mungkin sang mama memiliki alasan tersendiri.
“Saya hanya ingin hidup tenang tanpa gangguan dari media “ kilah Queen tak ingin menceritakan yang sebenarnya.
Queen terus mengajak Gabriel berbicara untuk menghilangkan rasa gugupnya. Meskipun sudah sering tampil dan di latih secara khusus oleh Samuel yang sudah malang melintang di dunia modeling namun rasa gugup itu masih ada dan sulit untuk di hilangkan. Walaupun tampil dan berlenggak lenggok di depan umum sudah sering di lakukannya selama bergabung dengan perusahaan Samuel akan tetapi kali ini sangat berbeda karena ia yang akan memakai perhiasan andalan perusahaan Jewellery and Model’s dan otomatis semua mata akan tertuju padanya.
“Ayo anak-anak Show The Time ,,,” setengah berteriak Samuel menginstruksikan para modelnya untuk bersiap-siap.
“Persiapkan dirimu Queen, kesuksesan sudah di depan mata. Raih kesempatanmu dengan memberikan penampilan terbaikmu. Ingat konsumen kita dari kelas atas semua negara. “
“Tapi kak, aku nervous bagaimana kalau penampilanku tak sesuai ekspektasi. “ ucap Queen pelan
“Kamu cantik dan itu modal utama seorang model. Came on semangat dan singkirkan semua beban pikiranmu yang tak berguna. Berikan penampilan terbaikmu. Kakak janji akan membantumu menjadi seorang desainer perhiasan tentunya di bawah bendera kakak. “ ucap Samuel terkekeh di akhir kalimatnya.
Queen hanya mendengus kasar mendengar ucapan Samuel karena ia tahu kalau Samuel tetap akan menyuruhnya menjadi model perhiasan selanjutnya. Bukankah selama ini seperti itu ? Demi kesuksesannya Queen akan dengan senang hati melakukannya.
“Ayo Queen, sekarang giliranmu, jangan lupa senyuman satu milyarmu.” Ucap Samuel bersemangat.
Bukan tanpa alasan Samuel memberikan julukan senyuman satu milyar pada Queen. Sejak Queen menjadi modelnya para awak media memberikan julukan tersebut pada adik angkatnya itu. Sebuah senyuman yang selalu tulus senantiasa menghiasi wajah cantiknya dan mampu menghipnotis setiap mata yang memandangnya. Mama Stella benar-benar bisa di andalkan bahkan saat pertama kali melihat Queen, mamanya langsung meminta agar Samuel memberikan kontrak eksklusif pada Queen.
Perlahan Queen melangkahkan kakinya dengan anggun sambil tersenyum. Ia berjalan memamerkan kalung berlian yang menghiasi leher jenjangnya. Sesaat Queen tertegun melihat pasangan suami istri yang tersenyum ke arahnya, senyum yang belum pernah ia dapatkan selama ini. Pasangan tersebut tak lain adalah papa dan mamanya. Queen kembali menguasai perasaannya, ia melanjutkan langkahnya mendekati papa dan mamanya untuk memperlihatkan perhiasan yang ia pakai.
‘Kamu harus fokus Queen, mereka tak mengenalmu. ‘ batin Queen.
“Pa, perhiasannya bagus semua apalagi yang di pakai oleh model cantik ini. “ ucap Mira menatap Ratu dengan kagum.
Queen terus melangkah dengan anggun meninggalkan papa dan mamanya, Queen menikmati sejenak momen yang sangat langka ini, untuk pertama kalinya ia bisa sedekat ini dengan kedua orang tuanya. Matanya yang berkaca-kaca segera ia alihkan dan menutupinya dengan senyuman. Samuel yang terus memperhatikan Queen merasa aneh dengan sikap Queen yang sempat berhenti sesaat sebelum melanjutkan langkahnya. Walaupun tidak terbaca oleh para hadirin, namun Samuel dapat melihatnya dengan sangat jelas.
Setelah menyelesaikan tugasnya, Queen segera berlari ke belakang dan menumpahkan air matanya yang sejak tadi ia tahan, rasa sesak di dadanya sedikit membaik. Sebagai seorang anak, tentu saja dirinya merindukan momen seperti tadi, bisa berdiri di dekat mama dan papanya dan melihat senyuman dari keduanya. Tapi senyuman tadi bukan untuk Ratu melainkan untuk Queen sang model.
Queen terus menangis hingga tak mendengar langkah kaki Samuel yang mendekatinya. Queen terus bergumam tak jelas.
“Ada apa dengan primadona malam ini ,,,” Samuel menepuk pundak Queen
“Gak apa-apa, kak. Aku baik-baik aja. “
“Tapi yang kakak liat kamu sedang bersedih adakah yang kakak lewatkan ???”
“Gak ada kak, sungguh ,,,” Queen mencoba meyakinkan Samuel.
“Baiklah kakak percaya akan tetapi satu hal yang harus kamu tahu bahwa kakak tak bisa membantumu dengan maksimal jika ada rahasia di antara kita. Ingat kata mama, kita harus saling mendukung.” Ucap Samuel sedikit memaksa
Queen menatap ragu pada Samuel yang berdiri di depan pintu. Batinnya berperang, jika ia menceritakan semuanya pada Samuel maka identitas akan terbuka dan bukan hal mustahil jika kedua orang tuanya pun tahu segalanya sebelum dirinya meraih keberhasilan.
“Jangan khawatir, apa pun yang menjadi rahasiamu akan kakak jaga. “ lanjut Samuel seolah tahu isi kepala Queen.
“Aku akan ceritakan semuanya suatu hari nanti kak. “ balas Queen mengelak. Ia belum, siap menceritakan semuanya.
💞💞💞💞💞
...SELAMAT MENIKMATI DAN JANGAN LUPA GERAKKAN JARINYA UNTUK MEMBERI DUKUNGAN. ...
...TERIMA KASIH
...
...
...