Gadis Manja Masuk Kedalam Novel

      Di ruangan Presedir Empire Group , Ethan yang sedang sibuk memeriksa beberapa tumpukan berkas , sesekali melihat ke arah sofa dimana istrinya berada. Ethan di buat tersenyum dengan tingkah istrinya yang sedang mengunyah cemilan dengan posisi kaki di naikkan ke atas meja , benar benar tidak sopan pikirnya , tapi mau bagaimana lagi , dirinya tidak mungkin menegurnya , karna baginya istrinya mau menemaninya bekerja itu sudah mampu membuatnya bahagia.

Sedangkan orang yang bisa membuat Ethan tersenyum kini malah sedang melamun . Setelah kembali dari restoran setengah jam yang lalu , Flower tak henti hentinya memikirkan perkataan Alex saat masih di dalam restoran tadi.

Flashback on.

Flower mengrinyitkan dahinya saat memperhatikan interaksi Ethan dan Kakaknya , dari tempat duduknya yang sedikit jauh Flower bisa melihat bagaimana Bella yang berusaha mendekati Ethan , dan sebaliknya Ethan yang terlihat menghindar.

'' Lex , sebenarnya bagaimana hubungan Tuanmu sama kak Bella ?'' tanyanya menatap Alex.

'' Kenapa Nyonya ?'' tanya Alex.

'' Kamu ini , di tanya malah balik nanya '' omel Flower yang mana membuat Alex terkekeh pelan.

 Sedangkna Laura yang juga berada satu meja dengan mereka di buat melongo , karna ini pertama kali dirinya melihat seorang Alex Ricardo tertawa , karna selama dirinya bekerja di Empire Group dirinya tidak pernah melihat Asisten Tuannya ini tertawa , boro boro tertawa tersenyum aja tidak pernah.

'' Tidak usah tertawa , cepetan jawab '' ketus Flower.

'' Maaf Nyonya , Em... sebenarnya hubungan keduanya itu bisa di bilang sangat aneh '' ujar Alex.

'' Aneh gimana maksudmu ?'' tanya Flower tak paham.

" Di antar hubungan Tuan Ethan dan Nona Bella , hanya Nona Bella lah yang paling agresif , bahkan bisa di katakan Tuan Ethan tak menganggap serius hubungan itu '' jelas Alex.

'' Kalau memang tak menganggap serius hubungan itu , lalu kenapa mereka sampai di tahap hampir bertunangan ? Ya meskipun tidak jadi dan berakhir menikah denganku '' tanya Flower sedikit malu karna keberadaan Laura di dekatnya.

'' Nona Bella selalu memaksa Tuan Ethan agar segera meresmikan hubungannya dengan bertunangan '' jawab Alex.

'' Lalu kenapa si Ethan sialan itu setuju ?'' tanya Flower.

Mendengar Flower memanggil suaminya dengan sebutan sialan , membuat Laura hampir saja menyemburkan jus jeruk yang di teguknya karna terkejut

" Asataga,,,,, Mulut istrinya Presedir ini lemas sekali " batin Laura geleng geleng kepala.

'' Untuk masalah itu Nyonya bisa tanyakan langsung pada Tuan '' jawab Alex.

'' Ck,,,, gak asik '' decak Flower yang hanya di balas senyuman oleh Alex.

Flashback off.

Cup

Sebuah kecupan yang menadarat di pucuk keplanya seketika menyadarkan Flower. Dan membuatnya mendongak ke atas , melihat si pelaku.

" Ngelamunin apa hem ,?" tanya Ethan lembut.

'' Tidak ada '' jawab Flower kembali mengunyah cemilan yang di pegangnya.

'' Aku akan pergi rapat '' ujar Ethan.

Flower kembali menatap Ethan , dan seketika itu dirinya baru menyadari dengan keberadaan Alex yang berdiri di belakang Ethan.

'' Sejak kapan kmau ada di sini ?'' tanya Flower yang mengarah pada Alex.

'' Saya sudah berada di sini lima menit yang lalu Nyonya '' Jawab Alex membuat Flower reflek langsung menganga.

Ethan di buat gemas dengan reaksi yang di tunjukkan oleh Flower.

'' Tutup mulutnya Baby , entar ada lalat masuk '' ledek Ethan terkekeh.

'' Apa'an sih '' dengus Flower.

'' Tadi kamu bilang mau kemana ?'' tanya Flower.

Ethan menggelengkan kepalnya pelan , dirinya yakin jika istrinya sejak tadi melamun.

'' Aku mau rapat '' jawab Ethan.

'' Aku ikut '' sahut Flower beranjak berdiri.

'' Ayo ''

Ethan mengenggam jemari Flower dengan lembut dan keduanya berjalan beriringan keluar dari ruangannya , dengan Alex yang mengikutinya di belakang. Saat berdiri menunggu pintu lift terbuka , Flower melihat keberadaan Laura yang juga yang juga berdiri di depan pintu lift tapi dengan lift yang berbeda.

'' Laura juga ikut kamu rapat ?'' tanya Flower.

'' Iya '' jawab Ethan.

Karna ruangan yang akan di gunakan rapat ada di lantai sepuluh , maka mereka harus turun.

'' Laura '' panggil Flower.

Merasa namanya di panggil , Laura mendongakkan keplanya dan melihat jika istri Presedirnya sedang melambaikan tangan kepadanya yang mengisyaratkan agar dirinya mendekat , dengan perasaan gugup Laura berusaha melangkah mendekati Flower.

'' Kamu mau ke lantai sepuluh ?'' tanya Flower.

'' Iya Nyonya '' jawab Laura.

'' Sini , pakai lift bareng kami saja '' ajak Flower menarik pelan lengan Laura.

Sedangkan Laura di buat terkejut plus takut , karna salah satu peraturan di perusahaan adalah di larang memakai lift Presedir kecuali Asistennya.

'' Ma,,,, maaf Nyonya , tapi ini lift husus Presedir saya tidak bisa '' tolak Laura terlihat gemetar , apa lagi tak sengaja melihat wajah datar Presedir dan Asistennya makin ketakutanlah Laura.

'' Sudah , tidak apa '' Flower semakin menggenggam erat lengan Laura agar tidak kabur.

Saat pintu lift terbuka Flower segera menarik Laura masuk ke dalam lift , yang di susul oleh Ethan dan Alex. Di dalam lift Laura semakin gemetar , bahkan keringat dingin di dahinya mulai bercucuran.

'' Kenapa ngajak dia naik satu lift dengan kita ? Liat dia ketakutan kayak gitu '' tanya Ethan sembari merengkuh pinggang Flower dengan lembut.

'' Aku kasian sama Alex jadi obat nyamuk , jadi aku ngajak Laura biar ada temennya , siapa tau mereka jodoh '' ucap Flower santai.

'' Uhukk..... Uhukkkk ,,, '' Alex langsung tersedak ludahnya sendiri mendengar perkataan konyol dari istri Tuannya.

Sedangkan Laura yang awalnya menunduk , kini semakin menundukkan kepalanya dalam dalam , bahkan tak ingin mengangkat kepalanya sangking malunya.

'' Kamu ingin menjodohkan mereka Baby ?'' tanya Ethan.

'' Tidak , aku bukan biro jodoh '' jawab Flower sekenanya , Ethan menggelengkan kepalanya , begitu juga dengan Alex dan Laura yang menghela nafasnya lega , karna mereka pikir jika Nyonyanya ingin menjodohkan mereka.

Ting..

Saat pintu lift terbuka Flower keluar lebih dulu , dan di susul oleh Ethan , Alex juga Laura.Keempatnya berjalan menuju ruangan dimana yang akan di tempati rapat.

Ketika pintu ruangan rapat terbuka , semua orang yang ada di ruangan rapat menoleh , mereka sudah tidak terkejut lagi dengan seorang wanita yang di gandeng masuk oleh Presedirnya , karna tadi pagi setelah kejadian di lobi perusahaan asisten Alex mengumumkan jika sosok Flower adalah istri sah Presedirnya , bahkan asisten Alex juga memberi peraturan agar menghormati istri Presedirnya layaknya mereka menghormati Presedir mereka , dan siapa saja yang berani membuat istri Presedir mereka merasa tidak nyaman maka siap siap akan di blacklist dari perusahaan.

Ethan duduk di kurai kebesarannya dengan Flower yang duduk di sebelahnya. Rapat segera di mulai dengan seorang perempuan yang berjalan maju kedepan dan mulai menjelaskan di layar proyektor.

Setengah jam sudah berlalu , Flower yang sejak tadi bermain game mulai merasa bosan . Meski dirinya terlihat fokus bermain game tapi telinga Flower masih bisa mendengar suara si wanita yang berbicara di depan layar proyektor.

" Dea... Dea.... Sok sokan lu ikutan rapat , bukannya loe dari dulu benci dengan semua tentang perusahaan , apa lagi melihat tumpukan berkas , rasanya ingin muntah saja " batin Flower beranjak berdiri.

" Mau kemana ?" tanya Ethan yang mana membuat semua orang yang awalnya fokus pada layar proyektor kini beralih menatap sang Presedir.

" Bosen , mau jalan jalan '' jawab Flower.

Merasakan semua orang yang ada di ruang rapat memperhatikan dirinya dan suaminya , Flower langsung menatap mereka dengan tajam.

'' Kenapa melihatku seperti itu ? '' tanya Flower datar.Seketika semua orang menundukkan kepalanya , mereka bisa merasakan jika aura istri Presedirnya ini sebelas dua belas dengan Presedirnya , sangat menakutkan.

'' Akan aku temani '' ujar Ethan.

'' Tidak perlu '' tolak Flower beranjak pergi , tapi saat melewati kursi Laura , Flower berhenti dan menepuk bahu Laura dengan pelan.

'' Lau , temani aku jalan jalan yuk '' ajak Flower menarik pergelangan Laura , dan mau tidak mau Laura mengikuti istri Presedirnya pergi meninggalkan ruang rapat.