Putri Marcella Dan Putra Mahkota

"Pelayan Putri bawakan es limun buatan kita." Pinta Putri Marcella.

"Baik " Jawab pelayan Putri.

Pelayan Putri kemudian membalikkan badannya dan berjalan ke arah salah satu dari pengunjung di mana pengunjung tersebut adalah pelayan yang berjualan di toko milik Putri Marcella.

Pelayan Putri dengan di bantu pelayan pria membawa tong ukuran sedang ke arah Putri Marcella kemudian meletakkannya di samping Putri Marcella.

Pelayan pria tersebut membuka isi tong tersebut kemudian pelayan Putri mengambil satu kantong yang berisi cangkir terbuat dari bambu sedangkan pelayan pria mengambil dua toples bening.

"Berikan kantong plastik itu ke Hakim Liu berikut dua toples dan letakkan di atas meja Hakim Liu." Pinta Putri Marcella.

"Baik, Putri Mahkota." Ucap mereka dengan serempak.

Kemudian ke dua pelayan tersebut berjalan ke arah Hakim Liu, sampai di meja mereka meletakkan kantong plastik dan dua toples ukuran sedang.

"Apa ini?" Tanya Hakim Liu.

"Isi kantong itu adalah cangkir yang berasal dari desa Konoha yang terkenal dengan penghasil bambu sedangkan cangkir yang mengandung racun ini berasal dari desa Konohi. Walau sama-sama terbuat dari bambu namun bambu dari desa Konoha lebih bagus dari desa lainnya termasuk desa Konohi." Jawab Putri Marcella sambil berjalan ke arah Hakim Liu.

Hakim Liu kemudian memperhatikan dua cangkir tersebut dengan seksama hingga beberapa saat kemudian Hakim Liu menatap ke arah Putri Marcella.

"Memang benar kalau cangkir yang terbuat dari bambu Konoha lebih bagus karena Ayahku pernah membawakan cangkir dari desa Konoha dan Ibuku mengatakan kalau bambu dari desa Konoha lebih bagus." Ucap Hakim Liu.

"Kalau dua toples itu?" Tanya Hakim Liu penasaran.

"Dua toples ini adalah minuman yang Aku racik dan di jamin tidak mungkin beracun." Jawab Putri Marcella.

"Buktinya ada yang mati." Celetuk Putri Lia.

"Pelayan Putri, ambilkan toples kosong." Pinta Putri Marcella tanpa menjawab celetukan Putri Lia.

"Baik." Jawab pelayan Putri dengan singkat.

Pelayan Putri kemudian mengambil toples kosong yang sangat bening dari tong tersebut. Lalu berjalan ke arah meja di mana Putri Marcella berdiri saling berhadapan dengan Hakim Liu.

Pelayan Putri kemudian memberikan toples itu ke Putri Marcella lalu kembali ke tempat semula. Sedangkan Putri Marcella membuka tutup toples tersebut lalu diletakkan di atas meja Hakim Liu.

Putri Marcella mengambil cangkir yang ada racunnya lalu memindahkan isinya ke dalam toples yang bening hingga terlihat jelas warnanya.

"Di toples ini adalah beracun dan terlihat dengan jelas kalau jeruk limaunya sudah layu dan tidak segar. Berbeda dengan toples yang satunya di mana jeruk limaunya terlihat segar selain itu minunan es lemon Aku tambahkan madu asli jadi warnanya agak beda dari minuman yang beracun." Ucap Putri Marcella.

"Bisa saja hari ini jeruk limaunya tidak segar makanya orang itu langsung mati." Ucap Putri Lia.

Putri Marcella menatap Putri Lia dengan tatapan kesal dan sangat membencinya karena sejak tadi menyudutkan dirinya begitu pula dengan orang tuanya.

"Kenapa Kakak tidak menjawab ucapanku? Benar bukan perkataanku?" Tanya Putri Lia sambil tersenyum devil.

Putri Marcella hanya tersenyum kemudian berjalan ke arah pelayan Putri dan pelayan yang ada di sebelah pelayan Putri.

"Selama kalian bekerja di tokoku, pernahkah kalian meminum es lemon racikanku?" Tanya Putri Marcella.

Ke dua pelayan tersebut berlutut di hadapan Putri Marcella namun Putri Marcella menarik tangan mereka agar berdiri dengan tegak.

"Maaf Putri Mahkota, selama Saya bekerja setiap jam dua belas siang matahari sangat terik membuatku membeli minuman es lemon agar tenggorakanku tidak kering kerontang." Jawab pelayan tersebut.

"Saya dan semua yang bekerja juga sama namun kami tidak mengambilnya dengan gratis karena kami membelinya." Jawab pelayan Putri.

"Lain kali jika kalian haus minum saja tanpa perlu membayarnya. Ini berlaku untuk yang bekerja di tokoku karena Aku tahu jam segitu sangat panas dan ingin meminum minuman segar." Ucap Putri Marcella.

"Terima kasih, Putri Mahkota." Ucap kedua pelayan tersebut.

"Sama-sama. Oh ya selama kalian minum, apakah tenggorakan atau perut kalian tidak nyaman?" Tanya Putri Marcella.

"Selama ini kami meminum tidak pernah ada masalah. Malah banyak pembeli yang setiap hari membeli di mana mereka meminum di tempat atau di bawa pulang." Jawab Pelayan Putri menjelaskan.

"Hakim Liu bisa mendengarkan ucapan ke dua pelayanku?" Tanya Putri Marcella.

"Bisa saja ke dua pelayan itu Kakak suap." Ucap Putri Lia.

Ketika Putri Marcella ingin menjawab tiba-tiba datang Putra Mahkota bersama enam prajurit. Putra Mahkota berjalan ke arah Putri Marcella diikuti oleh enam prajurit dari istana membuat orang-orang yang ada di ruangan tersebut memberikan hormat.

"Aku membawa berita dari Kaisar." Ucap Putra Mahkota sambil membuka kain yang berisi tulisan dari Kaisar.

Serempak semuanya berlutut termasuk Putri Marcella dan ke dua orang tuanya begitu pula dengan Putri Lia.

"Putri Lia dinyatakan bersalah karena sudah membunuh seorang putra pelayan dengan memberikan minuman es lemon buatannya yang sudah di campur dengan racun. Satu orang berhasil melarikan diri dan kini bersembunyi di suatu tempat untuk keselamatannya." Ucap Putra Mahkota.

"Kesalahan Putri Lia bertambah berat karena sudah berani menuduh atau memfitnah Anak perdana mentri sekaligus Putri Mahkota. Karena itu Kaisar memerintahkan Putri Lia mendapatkan hukuman berupa Hukuman Mati Untuk Putri Lia." Sambung Putra Mahkota.

"Apa? Bagaimana mungkin?" Tanya Putri Lia dengan wajah pucat pasi dengan tubuh seperti tidak bertulang.