Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Dave
Dave keluar dari kantor milik Zaki dengan wajah datar seperti biasanya.Pria yang begitu irit senyum itu langsung memasuki mobilnya dan meninggalkan perusahaaan menuju anak perusahaan yang ia kelola.
Tring
Daveena is calling...
"Ya Davee..."
"Mas...aku berangkat beberapa jam lagi ya",ujar Daveena dari seberang.
"Bukankah kamu pulangnya besok?",tanya Dave.
"Di majukan Mas,mungkin besok pagi aku sudah sampai Indo",jawab Daveena.
"Kamu yakin menaiki pesawat komersial Davee.Ingat ini pertama kalinya untukmu",tanya Dave.
"Iya Mas,aku ingin mencoba.Jadi jangan meremehkanku",kekeh Davee.
"Hmmm kamu hati hatilah,jangan mempercayai siapapun",ingat Dave.
"Iya Mas, tenang saja",jawab Daveena.
"Aku tutup dulu Mas,aku akan menuju Bandara",ujar Daveena.
"Ya sayang",jawab Dave.
Tut
Dave menghembuskan nafas panjangnya dan langsung menghubungi Mark,salah satu orang kepercayaannya yang ia tunjuk untuk mengawasi Daveena selama berkuliah disana.Dave meminta Mark ikut serta dalam perjalanan sang adik menaikki pesawat komersial.Bukan apa apa Dave meminta Mark mengikuti adiknya.Ia takut ada yang mengenali Daveena sebagai adiknya.
Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit Dave sampai di perusahaan yang ia kelola Perusahaan yang memiliki 30 lantai itu biak seperti anak perusahaan.Selama kepimpinan Dave perusahaan itu cukup dipertimbangkan dalam dunia bisnis.Dave cukup tegas dalam memimpin,ia tak segan-segan memutuskan kontrak kerjasama jika perusahaan tak memiliki keuntungan di atas 50%.
Sifat inilah yang membuat para investor tertarik untuk bekerjasama dengan Dave.Mereka mengekspresiasi kepemimpinan pria dingin itu.
Zaki tak masalah dengan kepemimpinan mantan asistennya itu.Justru Zaki kagum baru menyadari jika asistennya itu sangat berbakat.Tak hanya dalam dunia hitam tapi juga dunia bisnis.Zaki sudah menyerahkan semuanya pada Dave bisnis ilegalnya.Pria itu ingin hidup tenang bersama keluarga kecilnya.
"Pak...ada yang ingin bertemu dengan anda",ujar sekretaris Dave saat pria itu akan memasuki ruangannya.
"Apakah sudah membuat janji denganku sebelumnya?",tanya Dave dengan berjalan kritis menuju meja kerjanya.
"Tidak Pak",jawab sekretarisnya..
"Kamu tau apa artinya",jawab Dave menatap lurus layar laptopnya tanpa menoleh sedikitpun pada lawan bicaranya.
"Tapi--
"Maafkan kedatanganku jika tidak membuat janji dulu padamu Nak",ujar seorang pria paruh baya yang memiliki bola mata yang begitu mirip dengan Dave.
"Shitt...",umpat Zaki mengepalkan kedua tangannya di bawa meja.
"Keluarlah...",ujar Dave pada sekretarisnya itu.
"Baik Pak...", jawabnya meninggalkan Dave bersama pria paruh baya yang terus menatap Dave.
"Dave--
"Aku tidak memiliki kerjasama apapun dengan anda, sebaiknya anda keluar sekarang juga",ujar Dave dingin tanpa menoleh pada pria paruh baya itu.
"Huuffhh...iya,Pa--maksud saya.Saya tau,tapi ada sesuatu yang ingin saya sampaikan padamu",ujar pria paruh baya itu.
"Aku sudah mengetahuinya tapi harus anda beritahu.Jadi,pergilah dan jangan lagi pernah muncul dihadapanku!",jawab Zaki menatap pria itu tajam dan penuh kebencian.
Pria paruh baya itu tersentak melihat tatapan Dave yang penuh kebencian padanya.Ia akui itu wajar dan pantas Dave lakukan padanya.
"Dave saya hanya ingin meminta maaf untuk--
"Sudah terlambat,aku tak membutuhkan itu lagi.Anda tau pintu keluar dari ruangan ini bukan?",ujar Dave penuh penekanan.
"Tidak...saya tidak akan pergi sebelum--
Dave berdiri dari duduknya lalu melangkah keluar dari ruangan itu meninggalkan pria paruh baya yang menatapnya penuh rasa bersalah.
"Hans...batalkan semua pertemuan kita hari ini!",ujar Dave lalu berlalu begitu saja meninggalkan meja sekretarisnya itu.
Hans mendesah berat harus mengatur ulang jadwal dari atasannya itu yang sesuka hati memintanya membatalkan pertemuan hari ini.
Hans mengerutkan keningnya saat meluas pria paruh baya tadi keluar dari ruangan atasannya degan wajah lesu.Pria itu hanya tersenyum tipis saat pria paruh baya itu menyapanya.
"Berarti Pak Dave meninggalkan pria itu begitu saja",batin Hans.
Kini Dave melajukan mobilnya menuju mansionnya.Dia butuh ketengangan saat ini ketika orang yang paling ia benci datang menemuinya.
"Arghhh...pria sialan",umpat Dave memukul stir mobilnya.
Dave menambah kecepatan mobilnya,ia malajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Ingin rasanya tadi itu mengatai pria paruh baya itu. dengan kata kata pedasnya tapi entah kenapa lidahnya terasa kelu dan ia memutuskan untuk pergi begitulah saja.
Setibanya di Mansion pria itu langsung memasuki bangunan mewah itu yang disambut oleh beberapa pengawalnya.Dave langsung menuju kamarnya dan mengurung diri disana seperti biasa ia lakukan jika dirinya sedang emosi.
Pria itu melempar apa saja yang ada dihadapannya.Ia sungguh emosi saat ini,ia tak butuh mereka yang sudah membuangnya begitu saja.
Setelah merasa lelah pria itu melangkah menuju balkon kamarnya dan matanya tak sengaja menangkap seorang gadis yang tengah duduk di dekat kebun bunga kesukaan adiknya.Siapa lagi kalau bukan Juwita yang saat ini sedang duduk merenung disana sendirian.Entah apa yang gadis itu pikirkan ia tak tau,ia juga tak berniat menghampirinya.Moodnya belum baik saat ini,tapi entah kenapa saat gadis itu tersenyum pada pelayan yang mengantarkan minuman untuk gadis itu ia juga ikut tersenyum.Dan Dave tak menyadari saat ini jika ia sedang tersenyum melihat pemandangan itu.
Pria itu mengerutkan keningnya saat melihat Juwita sedang menerima telpon.Ia meminta gadis itu untuk mematikan ponselnya agar tak ada yang bisa melacak keberadaannya.Tapi apa ini gadis itu tampak menerima telepon dan tak lama kemudian ia menangis.
"Kenapa dia menangis, siapa yang menghubunginya?",pikir Dave yang masih menatap gadis itu yang menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Di bawah Juwita baru saja mendapatkan kabar dari Tantenya Fira,jika pernikahan itu dilanjutkan dengan Kakaknya sebagai pengantin penggantinya.Ia menangis,bukan karena sedih tapi bahagia bisa terlepas dari perjodohan itu.Ia tau Kakaknya sangat mencintai calon suaminya itu.Itu juga salah satu alasannya pergi tak ingin melukai perasaan kakaknya itu.
"Kenapa kamu menangis?"
Juwita mengehentikan tangisannya saat mendengar suara seseorang yang begitu ia kenal.Gadis itu menoleh pada pria yang duduk disebelahnya menatap lurus kedepan.
"Pak...anda sudah pulang?",tanya Juwita.
"Hmmmm, kenapa kamu menangis", ulang Dave.Suatu kebiasaan yang jarang ia lakukan tapi entah kenapa tidak berlaku pada gadis disebelahnya ini.
"Aku hanya sedikit senang saja Pak,Kakakku menggantikanku sebagai mempelai wanitanya",jawab Juwita.
Dave tak terkejut karena ia sudah lebih dulu tahu.Tapi pria itu hanya diam saja,tak lagi menanggapi.
"Kakakku sangat menyukai pria yang menjadi calon suamiku itu makanya aku bahagia dia menikahi pria yang ia cintai", sambung Juwita.
"Tuan ada telepon untuk anda",ujar pelayan tiba tiba.
"Siapa?", tanya Dave.
"Tuan Faderick",jawab pelayan.
"Matikan saja!",ujar Dave
...****************...