Hukuman utk penabrak ternyata tidak bisa menyentuhnya, dengan angkuhnya pria itu menutupi kasus tabrakan dengan sejumlah uang. Akan tetapi adik korban tidak menyetujuinya, justru memaksa penabrak menikahi anak korban, Salma. Dengan terpaksa Kavin, pria arogan menikahinya.
Rasa benci kepada si pelaku sudah tertanam di hati Salma namun sayang tidak bisa dilampiaskan. Karena Kavin sudah meninggalkan acara akad nikah, sebelum mereka berdua akan di pertemukan. Tragis nasib Salma dan Kavin yang tidak tahu jelas nama dan wajah pasangannya.
"Baguslah kalau perlu mati dijalan sekalian! Salma tidak perlu melihat pria itu!!" emosi gadis itu.
Doanya seketika terkabul, tapi apa yang mati??
Akankah nikah paksa tiga tahun lalu terkuak setelah sekian lama Salma dan Kavin tidak bertemu? Dan sekarang di pertemukan kembali sebagai Bos dan Karyawan.
Ini bukan kisah romantis, tapi kisah dua orang yang saling membenci. Apakah mereka melanjutkan rumah tangganya? atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salma emosi
Sekarang tinggal tiga wanita yang berada di ruang makan, menikmati sarapan pagi dengan pikirannya masing-masing.
Sungguh sangat keras kepala anak itu...batin Mama Rossa.
“O-oh ya Salma, semoga kamu betah tinggal di mansion ini, jika ada sesuatu yang kamu butuhkan, kasih tahu aja kepada kepala pelayan atau para maid yang ada di sini,” ujar Yasmin.
“Terima kasih Nyonya Yasmin atas perhatiannya.” jawab Salma.
“Nanti Salma akan menempati kamar di mana Mam,?” tanya Yasmin.
“Salma akan tinggal di kamar lantai dua,” balas Mama Rossa.
Loh kok di lantai dua, kenapa tidak di kamar belakang dekat para maid yang lain...batin Yasmin.
“Salma bukan pelayan, dia staf kantor, asisten pribadi mama, dan layak untuk tinggal di kamar lantai dua,” sambung Mama Rossa setelah melihat wajah Yasmin agak sedikit aneh.
“Tidak bermaksud begitu kok mam, Yasmin juga tahu kalau Salma bukan pelayan mansion,” imbuh Yasmin.
“Jangan salah paham ya, Salma,” kata Yasmin.
“Gak pa-pa kok Nyonya Yasmin, saya juga gak masalah mau istirahat di kamar mana pun, kalau memang harus tidur di kamar seperti pelayan yang lain, lagi pula saya juga hanya seorang karyawan bukan pemilik perusahaan...tidak masalah, atau tidak tinggal di mansion ini juga lebih baik, saya masih sanggup untuk bolak balik dari rumah saya ke mansion ini,” jawab Salma dengan nada dinginnya.
Gadis itu juga tahu diri, jika tinggal di mansion bukan kehendak dia, tapi kehendak Mama Rossa.
Mama Rossa mulai tidak enak hati, jika sampai Salma tidak mau tinggal di mansion ini, maka rencana wanita tua itu akan gagal total.
“Sudah Salma, Yasmin jangan di bahas lagi. Salma urusan mama,” ujar Mama Rossa ke Yasmin.
“Maaf ya, mam.”
Salma berusaha membuat dirinya nyaman di ruang makan tersebut, walau sebenarnya canggung makan bersama atasannya, apalagi berada di ruang makan yang tampak mewah dan berkelas.
Ari yang baru saja ikut ke ruang kerja Kavin, kembali lagi ke ruang makan, untuk menjemput Salma, rupanya Kavin tidak sabar menunggu.
“Maaf Salma sudah selesai makannya? sudah di tunggu Tuan,” ujar Ari.
Salma bergegas menghabiskan sarapan paginya, untuknya gadis itu tidak mengambil banyak makanan.
“Nyonya Rossa, saya permisi sebentar,” pamit Salma.
“Ya...,” jawab singkat Mama Rossa.
Sedangkan Yasmin hanya bisa memandang Salma sejenak ketika gadis itu keluar dari ruang makan.
“Mam, aku kok merasa Salma kurang tepat kalau dijadikan asisten mama , apalagi wanita itu tinggal di mansion ini,” Yasmin menunjukkan rasa tidak sukanya.
“Kenapa memangnya? Apakah kamu tidak suka dengan Salma? Atau kamu takut Kavin tergoda, lagi pula kejantanannya juga tidak akan bangun jika di goda oleh wanita lain!” tukas Mama Rossa.
Yasmin merapikan sendok dan garpunya di atas piring kosongnya, kemudian melap sudut bibirnya dengan serbet.
“Bukan tidak suka, bagaimana pun Salma orang lain yang tinggal di mansion ini, dia bukan saudara. Wajar mam kalau aku sedikit khawatir, ya walau Kak Kavin selingkuh tetap saja tidak bisa ngapa-ngapain," balas Yasmin.
“Di sini banyak pelayan wanita yang tinggal di mansion ini, lantas kenapa kamu khawatir dengan Salma. Dan bukankah kamu sudah berbagi suami dengan wanita lain? Istri Kavin bukan hanya diri kamu seorang, ya...walau Kavin belum menemui wanita itu.” Mama Rossa meneguk segelas air putih sebelum melanjutkan pembicaraannya.
DEG!!
Hati Yasmin mulai berdenyut...
“Bagaimana kalau istri kedua Kavin tidak sengaja bertemu dengan Kavin, apa yang akan kamu lakukan?”
“Aku akan minta Kak Kavin menceraikannya, karena kami saling mencintai. Aku yakin Kak Kavin akan menurutiku mam, lagi pula wanita itu pasti tidak mau memiliki suami impoten, dan Kak Kavin pasti tidak menyukai wanita itu,” jawab yakin Yasmin.
“Ya...semoga saja keyakinan kamu benar terjadi,” balas Mama Rossa. Wanita tua itu cukup salut dengan Yasmin karena mau menerima keadaan Kavin, dan setia selama hampir empat tahun dengan kekurangan Kavin, itu yang Mama Rossa lihat.
🌻🌻
Ruang Kerja
"Silahkan masuk Salma,” pinta Ari yang telah membuka pintu ruang kerja Kavin.
Gadis itu agak merinding bulu halusnya ketika masuk ke ruang kerja, auranya terasa dingin.
Pria yang telah menunggu kehadirannya sudah berdiri dengan gagahnya di tengah ruang kerjanya, menghadap arah pintu. Wajah pria itu sudah bagaikan singa jantan yang siap menerkam musuhnya.
GLEK
Salma yang baru saja masuk tanpa di dampingi Ari, susah menelan salivanya karena melihat wajah garang Kavin.
“Hebat kamu, Salma,” ucap Kavin dengan suara meninggi. Pria itu melangkahkan kakinya, mendekati gadis itu yang berdiam diri dekat pintu.
“Pintar kamu, Salma...mendekatiku melalui mamaku. Apakah kamu yang mengajukan diri untuk menjadi asisten pribadi mamaku dan meminta tinggal di mansionku!” tuduh Kavin dengan tatapan sinisnya.
Aah lagi-lagi menghadapi orang gila...batin Salma.
Salma membalas tatapan pria arogan itu, tanpa menjawab.
“Jawab pertanyaanku, Salma!!” teriak Kavin.
Gadis itu menahan rasa geramnya, agar tidak terbawa emosi akan sikap pria arogan itu.
Menunggu jawaban namun tak satu kata pun yang terucapkan oleh bibir ranum gadis itu.
Pria itu semakin geram melihat Salma, saking geramnya...
PRANK!!
Vas bunga sudah di lempar oleh Kavin ke lantai. Gadis itu langsung terlonjak kaget, kemudian mengusap dadanya sendiri.
Ari yang menunggu di luar ruang kerja mulai deg deg degan.
“Kamu suka ya bikin saya emosi, Salma!!” geram Kavin, wajah pria itu semakin terlihat sangar.
“Saya dianggap apa sama kamu, kamu itu sekretaris saya, harusnya izin dulu dengan saya!” lanjut Kavin, dengan tatapan penuh emosi.
Salma mengatur napasnya terlebih dahulu, rasanya sudah cukup menahan. “Saya tidak bermaksud membuat Tuan Kavin emosi, dan sungguh saya tidak suka dengan tuduhan Tuan. Saya tidak punya niatan untuk mendekati Tuan, dan semuanya atas permintaan dari Nyonya Rossa, bukan saya yang meminta, itu yang perlu Tuan Kavin ketahui, dan Pak Ari adalah saksinya,” jawab Salma dengan lantangnya.
“Ck....jangan pernah mengajari saya untuk mencari tahu,” Kavin berdecak kesal.
“Terserah jika Tuan Kavin tidak percaya, lagi pula Tuan kenapa harus marah besar dan sampai memecahkan vas bunga di hadapan saya. Saya hanya karyawan biasa, bukan seorang istri atau kekasih yang ketahuan selingkuh oleh suaminya!” tukas Salma.
DEG
Nyeri hati Kavin mendengar ucapan Salma.
“Tutup mulut kamu, Salma!” pekik Kavin.
“Tadi Tuan menyuruh saya menjawab, sekarang Tuan menyuruh saya tutup mulut. Sebenarnya Tuan maunya apa!!” balik memekik Salma, tidak tahan dengan Kavin.
“Mau memarahi saya, mau memaki saya. Ayo maki saya sampai Tuan puas, atau perlu memecahkan barang lagi. Sebenarnya saya ini salah apa Tuan Kavin!!” mulai emosi Salma, gadis itu melirik vas bunga yang masih utuh, yang jaraknya dekat dengannya.
PRANK!!
Gadis itu membanting vas bunga itu dekat Kavin berdiri, membuat pria arogan itu tercengang.
“Salma...”
bersambung........
Kakak Readers jangan lupa tinggalin jejaknya ya👣👣👣😊😊
"Aku pun juga bisa marah, Tuan Kavin!"