Arya di buat sedih ketika melihat istri nya yang terus merintih kesakitan di atas ranjang, Mereka merantau kekota karena minggat dari rumah akibat tidak di restui. Berdagang bakso dan Sari juga berdagang hal lain karena merasa tidak cukup dengan uang halal yang di dapatkan nya.
"Sakittt, Mas. Aduh sakit sekali." Sari terus merintih kesakitan.
Sakit nya sangat aneh, Apa lagi saat malam jumat. Ia terus mendesah di antara kesakitan dan juga kenikmatan, Untung nya Arya segera bercerai sebelum Sari sempat sakit seperti ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.9
Purnama menatap rumah sederhana yang ada di pinggiran kota, Berulang kali ia mengetuk pintu rumah. Zidan juga mengucapkan salam, Namun sama sekali tidak ada jawaban dari sang pemilik, Purnama mulai kesal karena mengira Arya tidak mau menemui diri nya.
"Jangan marah dulu, Siapa tahu dia sedang kerja di luar." Nasihat Zidan.
"Arya tidak mungkin kerja, Mas! Dia kan tidak punya lulusan." Ucap Purnama.
"Bisa jadi mereka sedang belanja juga, Ini kan warung bakso, Dik." Zidan membaca papan yang ada di depan warung.
Berbagai macam perasaan bercampur aduk dalam hati Purnama, Ada kesal dan juga rindu pada adik nya. Sepenuh nya kesal kepada Sari, Gara gara gadis itu Arya melawan Purnama dan nekad melarikan diri.
"Apa sih sebenarnya yang di lihat Arya dari Sari? Sampai di rela menjauhi aku yang menjaga nya. Purnama menendang kaleng minuman.
"Kita tidak bisa menyalahkan Arya loh, Dik! Mereka sama sama mencintai, Sama seperti kita juga." Zidan dengan sabar membujuk istri nya.
"Kamu kenapa sih membela Sari terus? Ada rasa juga ya kamu sama dia." Purnama yang memang sudah emosi malah ngoceh kemana mana.
"Ya Allah! Untuk apa Mas naksir wanita lain, Sedangkan istri ular ku saja sangat menggemaskan begini." Jawab Zidan.
Malu mau menanggapi ucapan suami nya, Purnama pun duduk dan membiarkan Zidan berkeliling melihat sekitar. Aura rumah sangat tidak bagus ia rasakan, Purnama melihat hantu wanita yang berdiri di dekat tiang rumah dengan wajah hancur.
"Coba kau tanyakan pada nya, Kak." Suruh Purnama pada Maharani.
Maharani adalah Kakak tiri nya Purnama, Gadis itu meninggal karena ulah Ayah nya Purnama. Kini dia menyatu dalam diri Purnama, Namun sama sekali tidak pernah mengganggu.
"Malas lah! Hantu kota kayak nya sombong." Tolak Maharani.
"Ck! Dia dari tadi melihat ku, Coba lah kau tanya! Kalian kan satu ras." Paksa Purnama.
"Malah membawa ras pula kau! Mentang mentang jadi kuntilanak, Aku kau suruh bersosialisasi dengan semua kuntilanak yang ada di muka bumi ini." Rutuk Maharani.
"Apa salah nya sih tinggal tanya saja! Kau yang sombong dan merasa menjadi kuntilanak paling senior." Purnama merutuk marah.
Maharani akhir nya keluar dari tubuh adik nya dan mendekati kuntilanak sedih itu, Purnama hanya memperhatikan dari jauh saat Kakak nya sedang ngobrol santai.
Bahkan mereka juga bisa tertawa lepas, Purnama jadi heran karena mereka cepat akrab. Padahal tadi sangat susah di suruh bertanya, Sekarang malah asik ngobrol dari A sampai Z.
"Tadi gaya nya ndak mau, Sekarang malah cerita asal muasal jadi kuntilanak." Dengus Purnama.
Zidan sudah kembali dan memang tidak menemukan apa pun yang ada di rumah ini, Tampak nya mereka sedang pergi. Purnama menatap sekeliling rumah yang hawa nya sangat tidak enak.
"Jin itu sudah menguasai sepenuh nya." Lirih Purnama.
"Lalu apa yang akan kamu ambil langkah kedepan nya? Tidak mungkin kita menyuruh mereka pisah, Dik." Ucap Zidan.
"Namun Arya pasti menderita bila tidak pisah." Sahut Purnama.
"Kita coba dulu untuk membuang jin susuk nya Bu Kiki, Lagi pula itu kan hanya untuk terlihat cantik dan menarik. Tidak ada jenis yang lain nya." Ujar Zidan.
Dengan berat hati Purnama pun mengangguk setuju, Mereka pergi meninggalkan rumah ini. Nanti malam akan kesini lagi, Mereka memutuskan untuk menginap di hotel sambil menunggu adik nya pulang.
"Sebenarnya apa yang akan terjadi bila susuk itu tidak di buang? Maksud ku apa yang akan terjadi pada Arya." Tanya Zidan sambil mengendarai mobil nya.
"Sari nanti nya akan susah mati, Dan jin itu juga bisa memanggil jin jahat lain. Apa lagi pada dasar nya orang itu punya sifat yang tidak bagus." Jelas Purnama.
"Jadi maksud kamu, Sari bukan gadis yang baik?" Tanya Zidan ingin lebih jelas.
"Iya! Dia bisa sombong dan merendahkan adik ku, Sari juga punya kemungkinan untuk berselingkuh karena merasa diri nya cantik dan dia merasa pantas mendapatkan banyak pria." Jawab Purnama.
Zidan tidak berani mendebat ucapan istri nya, Karena tebakan Purnama tidak pernah salah selama ini. Apa lagi istri nya memang bukan wanita biasa seperti yang lain nya.
...****************...
Rumah kecil dan terlihat sangat menyeramkan bagi orang yang baru pertama melihat nya, Empat orang wanita berjalan menelusuri jalan setapak yang sangat licin. Hujan gerimis tidak menyurutkan tekad mereka untuk mendatangi rumah tersebut.
Laura sebagai pemimpin jalan langsung mendorong pintu rumah, Tanpa mengucap salam sepatah kata pun. Mereka langsung masuk kedalam, Ternyata bagian dalam tidak lah menyeramkan seperti bagian luar.
"Siapa dia, Laura?" Mbah Bedu menatap Sari tajam.
"Dia anggota baru, Mbak. Nama nya Sari, Dia ingin minta susuk dari sampean." Jelas Laura.
"Susuk apa lagi yang akan kau minta, Cah ayu? Dalam tubuh mu sudah ada susuk yang sangat luar biasa daya tarik nya." Mbah Bedu bisa melihat jin susuk.
"Saya ingin susuk kalajengking, Mbah." Jawab Sari.
Sesaat Mbah Bedu kaget dengan permintaan Sari barusan, Sangat jarang orang meminta susuk satu ini. Karena mereka takut menanggung resiko nya, Namun sekarang ada satu wanita yang berani meminta.
"Apa kau tau susuk yang akan kau minta itu?" Tanya Mbah Bedu.
Bahkan Laura dan Shinta serta Shanti, Mereka tidak tahu dengan ada nya susuk tersebut. Sari yang baru pertama datang sudah mengetahui jenia susuk kalajengking.
"Saya tau, Mbah. Jin yang ada dalam tubuh saya yang memberi tahu." Jawab Sari.
"Kau bisa berkomunikasi dengan nya?" Tanya Mbah Bedu.
"Baru sekali, Tadi malam dia mendatangi saya dan menyuruh untuk meminta susuk itu saja." Ucap Sari.
"Apa kau juga di beri tahu pantangan dan juga kewajiban nya?" Mbah Bedu masih fokus pada Sari.
Sari menganggukan kepala nya karena dia tidak merasa keberatan dengan kewajiban yang akan di lakukan nya nanti, Menganggap itu adalah hal enteng dan di anggap mudah.
Dalam hati ia sudah bertekad untuk mendapatkan susuk itu, Tak lupa juga membawa uang sebagai mahar nya dan pisang emas yang sudah ia beli dalam perjalanan tadi.
"Memang nya apa kewajiban yang harus di penuhi, Mbah?" Shinta bertanya penasaran.
"Mbah tidak bisa memberitahukan kepada kalian, Dan kalian juga tidak bisa meminta susuk itu juga. Dia hanya ada satu." Ujar Mbah Bedu.
"Kok kayak nya ini resiko nya besar, Mbah! Apa kamu enggak takut, Sar?" Shanti sedikit cemas.
"Tidak! Bagiku ini malah mudah dan juga nikmat." Jawab Sari tersenyum nakal.
Mereka bertiga terdiam karena Sari tampak sangat senang, Shanti yang merasakan firasat tidak baik. Beda hal nya dengan Laura, Dia merasa iri dan kesal karena keduluan oleh Sari.
semua anak lahir suci
jangan pernah membenci sebegitu rupa, karena kita tak akan tahu kedepannya.
pertolongan datang tak terduga, justru datang dari orang2 yg pernah kita sakiti ,kita benci,kita tidak sukai.
semoga Sari sembuh dan insaf ,bisa mengambil hikmah nya
beda nasib kalau begitu, bara mengembara ke negeri china rupanya, dan menjadi ahli pengusir setan😁