Kinan harus menerima pinangan dari lelaki yang tidak ia cintai begitu pula sebaliknya, perjodohan yang ia terima dengan maksud untuk menghindar dari sasaran cinta brutal dari seorang pemuda yang ternyata putra seorang konglomerat.
Bisa kah Kinan memilih salah satu pria di antara mereka, tunangan yang kini menginginkankelanjutan hubungannya menjadi pernikahan sah atau pemuda yang telah mencintainya tanpa syarat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu odah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti Kuat
Kinan mematung merangkai teka-teki yang selama ini Arkhan sembunyikan, pantas saja ia berbeda dari pria kampung lain, kulit tubuhnya begitu bersih dan terawat, wajahnya pun mulus tanpa noda bekas jerawat satu pun bahkan Kinan sempat insecure dengan ke halusan kulit Arkhan.
Dan Arkhan juga selalu mengatakan kalau rumah neneknya ada di balik bukit yang tentu saja di situ hanya ada rumah Nenek Iliana pemilik kebun teh di mana tempat ia bekerja.
"Sst ..kau melamun sayang? Jangan katakan kalau kau kini menyesal telah menolak cintanya" bisik Ares jujur.
"Kau pikir aku wanita yang gila harta?"jawab Kinan ketus.
"Syukurlah kalau kau tak tergoda dengan adik iparmu yang tampan mempesona dan kaya raya itu"sindir Ares yang masih teringat ucapan Kinan saat menyanjung Arkhan dengan sepenuh hatinya.
"Ehm hmm...kalau pun aku terpikat tentu sudah sejak dulu aku menerima perasannya."
"Jadi ..kau tak tertarik dengan ketampanan Arkhan?" tanya Ares serius dan Kinan menggeleng cepat.
"Andai usia kalian tidak jauh berbeda apakah kau masih tak tertarik padanya?"
Kinan menggeleng pasti.
"Sudahlah Mas ..kenapa kau masih terus mengungkit adikmu, kau sudah tahu kalau aku hanya menganggapnya sebagai seorang adik dan ternyata memang kini dia adalah adik dari suamiku sendiri."
"Apa benar di hatimu tak ada satu pun pria lain?" tanya Ares dengan mata tajam ke arah sang istri karena sejatinya ia masih menyangsikan kenapa dengan wajah se cantik dan se manis Kinan tak ada seorang pun lelaki di masa lalunya.
"Mas ...andai kau tahu kisah hidupku mungkin kau tak akan menanyakan hal tersebut padaku."
Ares menatap netra bening yang penuh dengan cerita sedih si masa lalunya, ia lalu merengkuh Kinan dan mendekapnya erat.
"Sudahlah ..sekarang sudah siang, kau harus segera berangkat Mas."
"Apa tak ada ucapan selamat jalan dari istriku yang cantik ini?"
Kinan segera meraih tangan Ares dan mencium punggung tangannya dengan Khidmat.
"Selamat jalan Mas, hati-hati di jalan...aku menunggumu.'
Ares mengacak rambut hitam Kinan lalu meraih dagu dan mencium bibir tipis itu dengan lembut.
"Aku berangkat sayang ..."
Dari pintu mansion Kinan membalas lambaian tangan Ares yang meninggalkan mansion hingga tatapannya beralih ke mobil yang melaju pelan menyusul Ares.
Sepersekian detik Kinan bisa melihat wajah Arkhan yang tajam menatap ke arahnya.
"Arkhan...."ucapnya lirih
Namun hanya tatapan datar dan dingin yang ia dapat, Arkhan sama sekali tak membalas sapaannya apalagi tersenyum manis seperti dahulu.
"Lu denger dia memanggil nama Lu?" tanya Bastian di balik kemudi.
"Mungkin si brengsek itu sudah menceritakan semuanya tentang Gue" ucap Arkhan pasrah.
"Lalu kenapa tadi kau tak membalas sapaannya?"
"Aku takut dia akan marah dan sakit hati karena aku telah membohonginya."
"Tapi dari wajahnya tak ku lihat amarah di sana."
"Benarkah...?" tanya Arkhan ragu, setelah begitu lama ia membohongi Kinan masih adakah kata maaf darinya.
Sesampainya di kantor Arkhan tak bisa memusatkan pikiran pada tugas yang sudah menumpuk di meja kerjanya, tatapan bening Kinan masih membayang jelas di pelupuk matanya, Arkhan begitu rindu dengan senyum Kinan, rindu dengan canda tawanya, bahkan kini wanita yang telah menjadi iparnya itu masih saja tak memiliki benci setelah mengetahui kebenaran jati dirinya.
Brakk.
Dua tubuh kekar saling beradu hingga berkas di tangan Arkhan berserakan.
"Kalau jalan lihat pakai mata, jangan istri orang saja kau pikirkan" sindir Ares sarkas.
"Dengar sialan...sebenarnya bisa tidak kau menjaganya heh? Baru dua hari kau membawanya ke apartemen tapi lihat ...tangannya sudah berbalut perban, apa fungsimu sebagai seorang suami, ternyata tak bisa melindungi istrinya sendiri, huh ...aku yakin Kinan pun sebenarnya hanya menganggapmu sebagai suami di atas kertas saja, karena hormatnya pada ayah Dewa lah yang membuatnya mau menyetujui pernikahan kalian."
Ares menarik sudut bibirnya menyunggingkan senyum sinis.
"Dengan cara apapun kau berusaha memisahkan kami, itu percuma..ketahuilah, tak ada lagi yang di sembunyikan antara aku dan kinan, kami akan bersama memulai bahtera rumah tangga dengan kebahagiaan dan takan ada yang bisa memisahkan kami."
"Cih percaya diri sekali kau Tuan Ares, dengan semua ke bejatan mu di masa lalu dengan para wanita, kau tak pantas mendapatkan Kinan, kembalilah kau pada para wanita bunga malam itu dan tinggalkan Kinan."
"Brengsek...sekali lagi kau katakan hal dusta itu maka ku robek mulutmu sialan" akhirnya Ares pun terpancing emosinya karena sungguh meski kehidupan malam sering ia lalui dengan banyak wanita yang menemaninya tapi tak pernah Ares melakukan hal seperti apa yang Arkhan ucapkan.
"Tidak usah kau pungkiri, semua kelakuanmu aku tahu ...bahkan semua wanita yang sering menemanimu pun aku ingat semuanya."
"Heh dengar bocah ingusan, jaga mulut kotormu...asal kau tahu, aku tak pernah menyentuh mereka seperti yang kau fikirkan jadi kau harus tahu kalau..."
"Haaiiss aku tak percaya ucapanmu...aku hanya percaya apa yang aku lihat, jadi jika kau tak juga melepaskan Kinan mungkin lebih baik aku katakan siapa kau sebenarnya...."
"Apa maksudmu ..."
Arkhan menyeringai puas, setelah beberapa foto Ares ia dapatkan maka bukti akan semakin kuat dan ia yakin Kinan tak akan sanggup berada di sisi Ares lebih lama lagi.
🤭
berdoa saja smg author berbaik hati sama mereka,semangat ares untuk mendapatkan hati kinan