NovelToon NovelToon
DOSEN PILIHAN OMA

DOSEN PILIHAN OMA

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: UQies

Calon suaminya direbut oleh sang kakak kandung. Ayahnya berselingkuh hingga menyebabkan ibunya lumpuh. Kejadian menyakitkan itu membuat Zara tidak lagi percaya pada cinta. Semua pria adalah brengsek di mata gadis itu.

Zara bertekad tidak ingin menjalin hubungan dengan pria mana pun, tetapi sang oma malah meminta gadis itu untuk menikah dengan dosen killernya di kampus.

Awalnya, Zara berpikir cinta tak akan hadir dalam rumah tangga tersebut. Ia seakan membuat pembatas antara dirinya dan sang suami yang mencintainya, bahkan sejak ia remaja. Namun, ketika Alif pergi jauh, barulah Zara sadar bahwa dia tidak sanggup hidup tanpa cinta pria itu.

Akan tetapi, cinta yang baru mekar tersebut kembali dihempas oleh bayang-bayang ketakutan. Ya, ketakutan akan sebuah pengkhianatan ketika sang kakak kembali hadir di tengah rumah tangganya.

Di antara cinta dan trauma, kesetiaan dan perselingkuhan, Zara berjuang untuk bahagia. Bisakah ia menemui akhir cerita seperti harapannya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UQies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE #20

Malam terasa hening meski rintik hujan terdengar mengetuk genteng rumah secara bergantian. Dunia terasa hampa ketika dia yang dicintai telah pergi untuk selama-lamanya, begitulah yang dirasakan Zara, ditambah rasa kecewa yang hadir di hatinya usai bertengkar dengan sang suami.

Zara menangis tersedu-sedu dalam pangkuan sang nenek. Ya, malam itu, demi menenangkan hatinya, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Oma Ratna. Baginya, tak ada lagi tempatnya berbagi kisah selain wanita paruh baya itu.

"Semua laki-laki itu sama," ucap wanita itu sambil sesenggukan. Entah berapa kali wanita itu mengutarakan kata-kata yang sama sejak ia berdebat dengan Alif. Padahal seharusnya ia tak merasa begitu kecewa karena sikap sang suami membela ayah dan saudaranya. Namun, ia sendiri tak mengerti dengan keadaan hatinya saat ini.

Oma Ratna mengusap lembut kepala Zara, berharap usapan itu bisa membuat sang cucu merasa lebih tenang. Ingin menjelaskan pun rasanya percuma jika Zara masih diliputi amarah dan kesedihan.

"Untuk malam ini, istirahatlah di sini, tenangkan pikiranmu, besok oma ingin bicara," ucap Oma Ratna pelan, lalu meninggalkan sang cucu di kamarnya.

Oma Ratna membuang napas kasar dibalik pintu kamar Zara yang sudah tertutup rapat. Wanita paruh baya itu berjalan kembali ke kamarnya yang menjadi tempat ia dan sang anak selama ini beristirahat. Mata wanita paruh baya itu tampak berkaca-kaca memandangi tempat sang anak yang tidak lain adalah ibu Zara dari ambang pintu kamar.

Wajah sendu Oma Ratna seketika berubah kala mendengar suara ketukan pintu yang datang dari arah depan rumahnya. Gegas ia pergi untuk membuka pintu.

"Assalamu 'alaikum, Oma, apa Zara ada di sini?" tanya Alif yang sebagian bajunya sudah basah karena terkena hujan.

"Wa'alaikum salam. Iya, Nak. Zara ada di dalam. Masuklah! Kamu bisa masuk angin nanti," ujar Oma Ratna dengan raut khawatir, lalu segera menarik tangan Alif untuk masuk ke dalam rumah.

Oma Ratna masuk ke dalam kamar Zara yang sudah terlelap, lalu mengambil handuk untuk diberikan kepada Alif. "Pakai ini, Nak. Biar Oma buatkan teh hangat dulu, yah."

Meski awalnya Alif menolak karena tak ingin merepotkan, Oma Ratna tetap memilih membuatkan teh untuk suami cucunya itu.

"Maafkan Alif karena sudah membuat Jasmine kecewa, Oma. Padahal Alif sudah tahu cerita masa lalunya, tapj sungguh Alif tidak bermaksud membela ayah dan saudara Jasmine, Alif ... Alif hanya ...." Perkataan Alif tiba-tiba terputus, ia mengusap wajahnya kasar dengan wajah frustrasi. Meski teh hangat dari sang nenek telah ia minum, tetap saja hatinya merasa dingin dan gelisah.

"Sudahlah, Nak. Oma tahu, kamu seperti itu karena ada alasannya. Walau Oma juga tidak menyukai mereka, tapi Oma juga tidak menyalahkan sikapmu dan tidak membenarkan sikap Zara," balas Oma Ratna.

Alif menatap wanita paruh baya itu sejenak, lalu berkata, "Terima kasih, Oma. Apa Zara sudah tidur?"

"Sudah tidur tadi. Masuk saja di kamar. Kamu juga harus ganti baju, lalu istirahat," ujar Oma Ratna sambil berjalan ke kamarnya, tetapi langsung dicegah oleh Alif.

"Maaf, Oma. Sebenarnya ...."

.

.

.

Zara membuka matanya yang terasa berat kala mendengar suara adzan subuh. Ia bergegas bersiap karena rencananya ia ingin kembali ke lokasi KKP pagi ini agar malam nanti ia sudah tiba di Desa Uluhati.

Wanita itu mengusap matanya, lalu bangkit dari tidur. Pandangan Zara menyisir seluruh isi kamar sejenak hingga tatapannya tertuju pada ponsel yang berdering di atas meja belajar. Zara hendak mengangkat panggilan tersebut, tetapi melihat nama sang suami tertera di sana, ia mengurungkan niat dan memilih menatap benda pipih itu hingga panggilan berakhir dengan sendirinya.

Zara mengerutkan dahi ketika menyadari itu ternyata bukan panggilan pertama, melainkan ketiga. Tak hanya itu, sebuah pesan dari sang suami juga masuk sehingga ia langsung membukanya.

Maafkan saya, Jasmine. Saya tidak bermaksud membuatmu semakin marah atau kecewa. Saya salah karena tidak mengerti kondisi hatimu saat itu. Sekali lagi, maafkan saya.

Oh, iya, saya izin pamit, pagi ini saya harus keluar kota selama beberapa hari untuk mengerjakan beberapa urusan. Tolong jaga diri kamu baik-baik.

Raut wajah Zara tampak kecewa usai membaca pesan singkat itu sambil membuang napas lesu.

"Hanya itu? Apa dia tidak berniat datang menjemputku di sini semalam? atau minimal bertanya posisi dan keadaanku sekarang?"

Zara langsung menggelengkan kepalanya ketika menyadari sebuah harapan tanpa sadar muncul dalam benaknya. Tak ingin semakin terganggu oleh pikirannya sendiri, ia langsung pergi untuk mengambil wudhu dan menunaikan sholat subuh.

.

.

"Zara, kamu sudah bangun, Nak?" tanya Oma Ratna sambil mengeruk pintu.

Zara yang baru saja melipat mukenanya langsung membuka pintu. "Sudah, Oma. Ada apa?" tanyanya.

"Oma mau bicara. Kemarilah!" Oma Ratna masuk ke kamar Zara dan mengajak wanita itu untuk duduk bersamanya di tempat tidur.

"Semalam suamimu datang dalam keadaan basah kuyup untuk meminta maaf padamu. Tapi karena kamu sudah tidur, jadi dia memilih menjagamu sejenak, lalu pergi lagi sebelum adzan subuh berkumandang." Zara terkejut karena dugaannya salah, tetapi ia memilih kembali menyimak perkataan sang nenek.

"Zara, kamu tahu, 'kan? Suami kamu itu seorang yatim piatu sejak kecil? Di usianya yang masih sangat kecil, dia sudah tidak merasakan kasih sayang ibu dan ayahnya," lanjut Oma Ratna, membuat bola mata Zara membola.

"Yatim piatu? Bukannya waktu melamar dia datang bersama ayahnya?" tanya Zara dan mendapat gelengan kepala dari sang nenek.

"Bukan, itu adalah pamannya. Itu sebabnya dia begitu menghargai dan menghormati ayahmu. Walau dia tahu ayahmu bersalah, tetapi tetap saja ayahmu sudah begitu menyayangimu sejak kecil hingga dewasa. Suamimu itu tidak ingin karena satu kesalahan ayahmu, kamu menjadi anak yang durhaka. Meski tidak suka, memperlakukannya dengan baik bukanlah sebuah kesalahan."

Zara terdiam mendengar tiap kata yang dituturkan Oma Ratna. Matanya berkaca-kaca mengingat ia sudah begitu keras pada sang suami malam itu.

"Apa kamu masih begitu sulit membuka hatimu untuk Alif?" tanya Oma Ratna setelah diam beberapa saat.

"Zara takut, Oma," jawab Zara pelan.

"Takut Alif mengkhianatimu?" tebak Oma Ratna.

Zara menggeleng pelan. "Dulu memang iya, tapi sekarang Zara harus akui, Zara takut jika hanya Zara yang cinta dan Pak Alif tidak," ungkap Zara jujur.

Oma Ratna tersenyum, ia mulai menyadari sesuatu yang kini terjadi pada sang cucu. "Sayang, ada satu rahasia yang harus kamu tahu. Oma harap setelah mengetahui ini, kamu tidak lagi membatasi hatimu untuk Alif."

Zara mengerutkan dahi. "Apa Oma?"

.

.

#bersambung#

1
Siti Nurbaidah
Luar biasa
Syafitri Fifi
Buruk
Marisa Hafizoh (hafizoh_17)
mampir yuk di novel author hafizoh berjudul "Dikhianati Oleh Orang-Orang Terdekat"
UQies (IG: bulqies_uqies): Semoga novelnya sukses yah kak
total 1 replies
Atoen Bumz Bums
munafik dan naif
males x kurang tegas si Alif ne
kalo kasian Carikan rumah BKN nampung si ular
Siti Rohmah
suka bgt ceritanya kaka...
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
chayra77
🤗
Salim_suraibah50@gmail.com Mariyamsalim
Luar biasa
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih, Kak
total 1 replies
Rizki Akbar
Kecewa
Nurhayati Nia
lanjut thor
Nurhayati Nia
mampir thor
suryani duriah
Luar biasa
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih, Kak🥰
total 1 replies
niesya ananda saputri
Terus menulis cerita lain, saya juga gaya penulisannya....tidak vulgar dan banyak pembelajaran agama
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih, Kak. Untuk saat ini saya masih hiatus untuk pendidikan, semoga suatu saat bisa kembali menulis 🙏🙏
total 1 replies
niesya ananda saputri
Sukaaaaaa......penasaran Alif siapa
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih, Kak🥰
total 1 replies
Febri Yanti
Luar biasa
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah terima kasih kk 🥰
total 1 replies
Febri Yanti
pernyataan cinta Alif , membuat saya terharu
author keren ih ..😍😍
UQies (IG: bulqies_uqies): Terima kasih kk 🥰
total 1 replies
Nursina
Luar biasa
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih kk 🥰
total 1 replies
Maya 26
gak ada hot hot nya sih
Maya 26
hayo dong Zara buka hati
Ayu
Luar biasa
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih, Kak🥰
total 1 replies
Tata google
giliran jatuh minta tolong.. coba masih tinggi halaaaa jangankan ngemis2 minta tolong nengok aja kagak....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!