NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2 TERLAMBAT

Nasib sial memang tengah menimpa Ameera pagi ini. Sudah susah-susah ia harus dibuat ketakutan sepanjang jalan. Ujung-ujungnya dia tetap terlambat juga.

Nampak barisan rapi murid-murid yang juga sama-sama terlambat seperti dirinya, sedang diberi arahan oleh guru BK.

"Baris yang bener, diajari baris gak sih. Baris aja loh ga bisa, kalah sama anak TK,..."

"Mati aku," rutuk Ameera menelan ludah gugup.

Ngomong-ngomong soal Adrian yang telah mengantar Ameera. Tanpa mengucap sepatah kata apapun pria itu langsung pergi begitu saja, sesaat setelah menurunkan Ameera.

"...Yang tinggi di kiri sendiri,, kamu!! Kamu tuh tinggi ngapain disini, dilihat dong sampingnya itu. Masak bandingin tinggi sendiri aja ga bisa. Kamu juga yang disampinya! Kasih tau kalau temannya salah. Seneng ya temennya dimarahi...."

Bapak Mukhtar, guru Fisika, wakil kepala sekolah, sekaligus pimpinan guru BK. Beliau ini memang salah satu orang penting di sekolah. Terkenal sebagai guru paling killer dan ditakuti, di kalangan murid ('berbisik' dan juga para guru^^).

"Hehh, itu ngapain berdiri diam di sana. Mau jadi patung pancoran. Cepat sini!" teriak pak Mukhtar menunjuk ke arah Ameera.

Dengan cepat Ameera berlari mendekat masuk ke dalam barisan. Kehadirannya nampak sangat menonjol. Karena dia satu-satunya murid perempuan yang terlambat.

"Ini juga perempuan kok telat,, mau jadi apa kamu!"

"Yang pasti jadi orang, pak," jawab Ameera berani.

"Wahh, pinter. Berani jawab ya, sopan kah!.... Yang lain denger,, jangan dicontoh yang begini. Udah cewek kelakuannya serampangan, enggak sopan lagi sama guru."

Jika gadis lain di begitu kan sudah pasti akan langsung menangis. Tapi beda dengan Ameera yang gaada takut-takutnya.

"Yaelah, jawab salah gak dijawab juga salah," gerutu Ameera pelan tanpa di dengar oleh pak Mukhtar. Tapi beberapa orang didekat Ameera tentu saja mendengarnya.

Para pria itu sama-sama memiliki pikiran yang sama, yaitu tertarik pada Ameera.

"Berani juga ni cewek, menarik."

"Cantik, tapi beda dari cewek-cewek lain."

"Adek kelas ya.. boleh-boleh."

Usai menghadapi keganasan omelan Pak Mukhtar, kini tiba giliran mereka menjalani hukuman. Hukumannya tak tanggung-tanggung. Pak Mukhtar langsung meminta untuk lari keliling lapangan 25 kali untuk para pria dan 20 kali untuk Ameera seorang.

Dengan luas lapangan indoor yang cukup lumayan. Berdoa saja, kaki mereka tak reyot.

TING TONG TING TONG WAKTU PELAJARAN KEDUA (2X)

Ameera yang baru saja menyelesaikan hukumannya pun kembali ke kelas. Keringat bercucuran dari dahinya. Tapi tak sempat ia untuk mengelapnya.

"Ameera? bukannya kamu ijin ya?" celetuk seseorang yang melihat kedatangan Ameera.

Kelas masih ramai, karena guru untuk jam pelajaran kedua masih belum datang.

Dua orang gadis yang duduk di pojok depan, sang pelaku pembuat surat izin palsu, langsung meringsut ke dekat Ameera dan berbisik.

"Kukira kamu nggak akan masuk Ra. Telponku gak kamu angkat, di chat juga kamunya off. Daripada entar kamu di Alpha, yaudah kusuruh Ratu buatin surat aja deh," kata salah seorang gadis.

Keduanya adalah sahabat baik Ameera. Yang baru saja bicara Cherry namanya, adalah yang paling tua diantara ketiganya. Bisa dibilang dia seperti sosok ibu di kelompok mereka. Si pendengar yang baik, penasehat yang bijak, dan pembuat keputusan paling dipatuhi. Bisa dipastikan kalau ada agenda, tanpa dia gak akan jalan. Untung anaknya juga yang paling religius diantara ketiganya. Jadi gak akan sampai menyimpang jauh.

Yang bungsu namanya Ratu, enggak seperti namanya, anaknya polos abissss. Kalau soal pelajaran jangan diadu, paling rajin diantara ketiganya. Tapi kalau soal kehidupan, dibilangin cinta itu makanan, dia bakalan percaya. Beruntung sebelum ketemu orang jahat, langsung diadopsi sama Ameera dan Cherry. 

Udah polos penurut lagi, alhasil yang paling suka disuruh-suruh di kelompok mereka. Tapi pastinya bukan dengan niat yang jahat. Karena satu sama lain saling melengkapi saja.

...----------------...

"Lohh kok mati,,, sorry baterai ku habis, Cher," kataku setelah melihat ponsel yang mati di tas ku. "Soal aku telat,, salahkan mas Ical yang gak pulang-pulang. Alhasil aku jadi telat, karena kelamaan nungguin dia. Mana hari ini yang jaga Pak Mukhtar. Habislah aku, harus lari 20 putaran dulu baru dibolehin ke kelas."

"Pasti bukan salah mas sepenuhnya kan, bilang saja kamunya juga kesiangan Ra. Pasti semalam begadang lagi kan. Oppa mana lagi yang kamu pantengin," kata Cherry menatapku dengan mata menyelidik.

Aku memang paling tak bisa menyembunyikan apapun dari Cherry. Satu-satunya orang paling peka yang pernah kutemui. Tanyakan padanya siapa yang menyukai atau membenci. Dia bisa langsung menyebutnya dengan sangat tepat.

"Aku makin curiga kamu keturunan cenayang, Cherr. Meskipun emang bener aku kesiangan gara-gara oppa ku comeback. Tetep semua biang kesalahannya mas Ical yang gak dateng-dateng." Mataku beralih pada Ratu yang senantiasa terdiam. Raut mukanya tak enak seperti menahan kencing. "Ratu kok diem aja dari tadi?"

"Paling dia lagi takut," sahut Chery.

"Takut apaan?" tanyaku tak mengerti. Perasaan gak ada penampakan makhluk apapun di dalam kelas ini. Kecuali yang ada di kamar mandi dan di gudang belakang. Semuanya aman kok.

"Nasib suratnya itu gimana? Udah dicatet loh kamunya ijin. Apa kita ngaku kalau bohong aja. Tapi kalau gitu anak-anak lain pasti langsung gak terima," kata Ratu dengan lugunya.

"Gpp, kamu aman kok. Kalau ada apa-apa urusannya si Meera di depan," kata Cherry tanpa rasa bersalah.

"Heh, mentang-mentang aku paling tomboy. Terus aku yang disuruh maju duluan," sewot ku tak terima. "Aku yang tadinya mau terharu, langsung gak jadi kan."

"Udah, gak usah banyak protes. Tuhh, ketua kelas udah natap kita dari tadi. Samperin, gihh. Bilang aja tadinya kamu gak ada yang nganter. Jadi emang mau ijin,, tapi tiba-tiba ada yang nganter gitu. Dijamin deh, masalah bakal langsung kelar," kata Cherry.

"Ya kelar sih kelar, aku yang jadi korban," keluhku.

"Enggak, percaya deh," kata Cherry meyakinkan ku.

Untung saja aku sudah sangat mengenal baik Cherry. Karena jika tidak tentu saja aku tak akan mau percaya begitu saja.

"Yasudah," kataku pasrah.

Akupun berjalan sendiri menghampiri bangku ketua kelas. Bangkunya berada di area belakang sendiri. Jadi aku harus melewati beberapa meja. Masih kudengar samar-samar obrolan sahabatku.

"Emang gpp ya Cher?" tanya Ratu.

"Apa-apa sih," jawab Cherry.

Ingin rasanya aku berbalik, lalu mencekek leher Cherry. Tapi di depanku ada si ketua kelas yang menjadi tujuanku. Walau tidak sedang mengawasiku secara langsung. Aku cukup peka akan lirikan matanya. Pantas saja Chery berkata, ketua kelas telah memperhatikan kita sedari tadi.

...----------------...

"Ehem, Jor," panggil Ameera pelan.

"Kenapa?" tanya Jordi. Pandangannya mendongak menatap wajah Ameera.

Berbeda dengan gadis lain yang sudah langsung tersipu-sipu malu. Ameera hanya sedikit gugup karena merasa bersalah.

"Gini nih, soal surat ijin. Tadinya aku emang rencana gak masuk, soalnya gak ada yang nganter. Tau sendiri kan rumahku jauh. Ojek pun gak ada, angkot apalagi, satu-satunya yang bisa nganter cuma mas ku. Tapi tadi di-"

1
cerry
Yang penting up/Shhh/
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!