NovelToon NovelToon
Dendam Berakhir Cinta.

Dendam Berakhir Cinta.

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Angst
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: selvi serman

Danisha Putri atau yang akrab di sapa Anis, tidak menyangka niatnya ingin menolong persalinan seorang wanita yang menderita keracunan kehamilan justru berujung menjadi sasaran balas dendam dari seorang pria yang merupakan suami dari wanita tersebut, di kala mengetahui istrinya meregang nyawa beberapa saat setelah mendapat tindakan operasi Caesar, yang di kerjakan Anis.


Tidak memiliki bukti yang cukup untuk membawa kasus yang menimpa mendiang istrinya ke jalur hukum, Arsenio Wiratama memilih jalannya sendiri untuk membalas dendam akan kematian istrinya terhadap Anis. menikahi gadis berprofesi sebagai dokter SP. OG tersebut adalah jalan yang diambil Arsenio untuk melampiaskan dendamnya. menurutnya, jika hukum negara tak Mampu menjerat Anis, maka dengan membuat kehidupan Anis layaknya di neraka adalah tujuan utama Arsenio menikahi Anis.


Mampukah Anis menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan Arsenio, yang notabenenya sangat membenci dirinya???.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Sengaja bertemu.

Setelah mengantarkan Anis kembali ke kediaman Wiratama, baik Ansenio dan juga Jasen kembali ke perusahaan.

Di perjalanan, Ansenio diam seperti sedang berpikir.

"Maaf tuan, apa ada sesuatu yang sedang menganggu pikiran anda??." sebagai asisten pribadi yang sudah cukup lama mengabdi pada Ansenio, tentunya Jasen dapat menangkap hal yang tidak beres ketika melihat tuannya itu tampak melamun.

Mendengar penuturan Jasen, Ansenio lantas mengalihkan perhatiannya pada Jasen yang kini tengah duduk di kursi kemudi.

"Coba kamu cari tahu rekaman CCTV di club itu semalam!!! saya curiga ada seseorang yang sengaja menjebak saya semalam." ucapan Ansenio semakin menambah kecurigaan Jasen, jika semalam ada orang yang dengan sengaja memasukkan obat p*rangs*ng ke dalam minuman tuannya itu.

"Baik tuan." jawab Jasen.

Setelahnya Ansenio kembali terdiam, bayangan bercak darah yang menodai seprei kamar hotel kembali mengisi pikirannya. Jujur sebagai seorang pria tentunya ia cukup terkesan menjadi pria pertama bagi Anis, apalagi itu merupakan kali pertamanya ia mendapatkan seorang gadis yang masih perawan. bahkan saat menikah dengan Ananda, Ansenio tak mendapatkan itu dari sang pujaan hati, namun karena rasa cintanya yang begitu besar pada Ananda, Ansenio memilih berbesar hati menerima kondisi Ananda yang sudah tak suci lagi di malam pertama mereka.

Tidak ingin terlalu larut terbawa suasana dengan memikirkan kejadian semalam bersama Anis, Ansenio lantas mengalihkan pikirannya akan kejadian semalam di club malam.

Ansenio yakin, jika kejadian semalam tidak ada sangkut pautnya dengan ketiga sahabatnya. ia percaya, baik Fajri, Mike, dan juga Hansel tidak akan mungkin sampai melakukan tindakan gila seperti itu padanya, pasti ada orang lain yang telah melakukan semua itu. Tapi siapa orangnya??? sepertinya pertanyaan itu akan menjadi tugas Jasen yang akan mencari tahu semuanya.

"Apa hari ini dia akan berangkat kerja??." tanpa di sadari Ansenio kini pikirannya kembali pada Anis, ia bahkan menanyakan sesuatu tentang Anis.

"Sepertinya begitu tuan, karena nona Danisha Putri termasuk tipe wanita yang sangat bertanggung jawab. Nona Danisha hampir tidak pernah mangkir dari tugasnya sebagai seorang dokter di rumah sakit." Jawab Jasen. Ia tahu jika tuannya itu tengah mempertanyakan Anis.

Ansenio mengangguk mendengar jawaban dari Jasen.

***

Di rumah sakit.

Untungnya Anis yang hari itu datang terlambat tidak sampai mendapat teguran dari Dirut rumah sakit.

Melihat telah begitu banyak pasien yang mengantri di depan poli spesialis kandungan membuat Anis merasa bersalah.

Anis Bergegas masuk ke ruangannya, lalu meminta pada seorang perawat yang bertugas mendampinginya untuk memulai panggilan pada pasien pertama.

Meskipun tubuhnya serasa mau remuk semua akibat perbuatan Ansenio semalam namun tidak sampai membuat Anis tak bersemangat memberikan pelayanan kepada pasiennya.

*

Jam istirahat siang, awalnya Anis memilih makan siang di kantin rumah sakit dan menolak dengan lembut ajakan suster Minta untuk makan siang di luar. Namun bukan suster Mita namanya jika terima begitu saja penolakan dari Anis. Dengan berbagai alasan yang di lontarkan suster Mita, pada akhirnya Anis pun menerima ajakannya.

Di perjalanan menuju restoran, Anis hanya bisa menghela napas berat ketika suster Mita memilih restoran yang jaraknya cukup jauh dari rumah sakit.

"Apa tidak sebaiknya kita cari makan siang di restoran terdekat saja untuk menghemat waktu!!." usul Anis namun sepertinya rayuan dari suster Mita kembali membuat Anis luluh dan menerima usulan wanita itu begitu saja.

Setibanya di restoran, Anis dan suster Mita berjalan mendekati salah satu meja yang masih kosong.

"Akhirnya tidak sia sia kita jauh jauh datang ke sini, dokter." tutur Suster Mita merasa senang sebab makanan yang ingin sekali ia nikmati masih tersedia, padahal biasanya sangat cepat sekali ludes karena begitu banyak sekali penikmatnya.

Anis yang tidak ingin neko-neko lantas meminta Suster Ita untuk menyamakan pesanannya dengan pesanan wanita itu. Sembari menunggu pesanan tiba, Anis memilih memainkannya ponselnya. Tak berselang lama, suara bariton milik seseorang yang begitu familiar di telinga Anis mengalihkan perhatiannya ke sumber suara.

"Selamat siang." sapaan dari seseorang yang suaranya sangat tak asing di telinga Anis membuatnya Sontak menoleh ke sumber suara.

"Tuan Armada." lirih Anis, ia tak menyangka bisa kembali bertemu dengan pria yang sampai saat ini masih bertahta di relung hatinya. Namun begitu, Anis yang kini merasa menjadi wanita paling jahat di dunia ini akibat sikapnya yang memutuskan hubungan mereka secara tiba tiba, merasa tak kuasa menjawab sapaan Armada. Senggolan di lengannya yang dilakukan oleh suster Mita seolah menyadarkan Anis dari lamunannya.

Suster Mita menatap ke arah Anis sebelum kemudian menunjuk ke arah Armada dengan Ekor matanya.

"Silahkan duduk, tuan Armada!! Kebetulan kami juga baru saja tiba, masih menunggu pesanan." tutur Suster Mita, mengambil alih mengobrol pada Armada, ketika Melihat Anis masih diam seperti orang bengong.

"Apa tidak masalah saya bergabung di sini bersama Kalian??." tanya Armada seraya melirik ke arah Anis.

"Tentu saja tidak masalah tuan Armada." jawab Suster Mita yang sampai saat ini masih menyangka jika Anis dan Armada masih berstatus sepasang kekasih.

"Silahkan duduk!!." Anis yang sejak tadi diam akhirnya mempersilahkan Armada untuk menempati kursi kosong di hadapannya.

Tak berselang lama, ponsel suster Mita berdering. Ia pun pamit Sebentar untuk menerima panggilan di ponselnya. Hingga kini hanya tinggal Armada dan Anis saja di meja tersebut.

"Bagaimana kabarmu???." setelah cukup lama keheningan tercipta di antara keduanya, Armada pun memecahkan keheningan dengan menanyakan perihal kabar dari pujaan hatinya itu.

"Seperti yang anda lihat." dari jawaban yang dilontarkan Anis, Armada dapat melihat jika pujaan hatinya itu sengaja menjaga jarak dengannya.

"Saya tidak akan memaksamu untuk kembali bersamaku jika memang itu yang kamu inginkan, tetapi setidaknya kita masih bisa berteman, bukan??." kalimat Armada semakin membuat Anis merasakan rasa bersalah yang begitu besar pada pria itu.

Anis masih saja diam, sehingga tanpa sadar Armada mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Anis yang terletak di atas meja.

Armada menggenggam kedua tangan Anis dalam diam, keduanya saling mendalami dari sorot mata masing-masing. Tanpa di ketahui oleh Anis, ada sepasang mata yang sejak tadi menatap tak suka melihat keduanya.

"Siapa pria itu??." pertanyaan dari Ansenio mengalihkan perhatian jasen. kini arah pandang Jasen mengikuti arah pandang Ansenio, untuk mengetahui siapa pria yang di maksud oleh tuannya itu.

"Pria itu bernama Armada, beliau merupakan asisten pribadi dari tuan Hantara putra Adipura Sanjaya. Salah satu pengusaha ternama di tanah air." jawab Jasen sesuai dengan pengetahuannya.

"Pria itu juga merupakan mantan kekasih dari nona Danisha putri." lanjut tutur Jasen.

"Sudah berapa lama mereka menjalin hubungan dan mengapa mereka sampai berpisah??.". Jasen cukup heran sekaligus bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan Ansenio.

"Untuk berapa lama saya kurang tahu dengan pasti tuan, tetapi yang jelas Nona Danisha putri terpaksa mengakhiri hubungan di antara mereka sehari sebelum nona Danisha menikah dengan anda, tuan." entah apa yang kini di rasakan Ansenio, yang jelas rahangnya tampak mengeras setelah mendengar cerita dari asisten pribadinya itu.

Tanpa aba aba Ansenio beranjak dari duduknya, rasa lapar yang tadi di rasakan Ansenio lenyap begitu saja.

1
Xoeman Diyah
mampir Thor...
Hafsah Hamzah
Lumayan
Siti Aminah
kaya ny mulai ada tanda2 tuh si Arsen
Siti Aminah
tunghu kau Arsen...pd saatny kau akan d bikin bucin oleh Nisa
Siti Aminah
sabar Nis...nanti jg si Arseno akan kena karma ny...
Siti Aminah
jgn mau d tekàn si monster Nis....lawan lg jgn takug
Siti Aminah
sepertiny seru thor...
Siti Aminah
keluagany sepertiny lempar batu sembunyi tangan
Siti Aminah
aku baru nyimak thor
Tiur Lina
habislah kau Anis
Tiur Lina
Anis sedikit ceroboh sih menurutku.
harusnya nggak usah ziarah.
nanti ada waktunya.
Siti Nurbaidah
Luar biasa
titin prihantini
Lumayan
MommaBear
Luar biasa
sharvik
set dah prcuma pergi jauh tp d rayu dikit lgsg lulh .
apajalah
/Doge//Ok/
sharvik
kluarga y kn ad d luar ruangn. . shrus y wktu pnandatangan berkas persetujuan it hrus d lhat n d saksikn kluarga biar tdk trjd kslahpahamn sprti in
Lies Atikah
aduh bang ar mulia sekali hati mu pokok nya aku pada mu lah
Lies Atikah
tuan mu kenapa nis tuan mu sekarang banyak ulah nya
Lies Atikah
si ansen nih kayanya seneng banget dipanggil tuan sama bini oon nya apa beda nya dengan jasen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!