NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:56.1k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 34

Salam santun dari saya LapCuk🍁

Terimakasih saya ucapkan atas dukungannya sejauh ini🙏♥️

...----------------...

"May... bolehkah aku mengukir kenangan sebelum pergi menjauh dari kehidupanmu?" Pintanya penuh harap, ibu jarinya mengelus punggung tangan May.

"Silahkan." May menimpa tangan Dodi, menjadikan punggung tangan mereka saling bertumpu dan paling bawah jemari mereka bertaut. Dirinya percaya sepenuhnya jika Dodi akan tetap menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita.

"Terimakasih, terimakasih." Ucapnya berulang kali, melepaskan tumpuan tangan mereka, lalu menggenggam kedua punggung tangan milik Maysarah, mengecupnya lembut. Membawa telapak tangan itu di kedua sisi pipinya. Mereka masih berjarak tidak bersentuhan hanya telapak tangan May yang menyentuh kulit wajah Dodi.

"Jadilah kuat, Do. Tetaplah semangat menjalani hari-harimu. Aku titip anak-anak Muara Kasih padamu, didiklah mereka agar kelak menjadi orang sukses. Terimakasih untuk semua kebaikan, perhatian, perlindungan dan ketulusanmu kepada diriku. Sampai kapanpun tidak akan lekang oleh waktu dirimu dalam ingatanku." May mengusap buliran bening air mata Dodi yang mengalir. Ia melepaskan jalinan jemari mereka. Setelahnya Dodi pun pamit begitu saja meninggalkan aula itu.

'Maaf... semoga kamu segera menemukan wanita yang pantas bersanding denganmu Do. Dirimu pantas mendapatkan yang lebih baik dariku.' batinnya berujar.

May masih memandang lekat kepergian Dodi. Tanpa dia peduli banyak pasang mata yang memerhatikan interaksi mereka. Apalagi seorang laki-laki yang sedari tadi menggenggam gelas begitu kuat. Hatinya terbakar api cemburu kala matanya menangkap sang istri lebih dulu menautkan jemarinya pada mantan asistennya itu. Lantas dirinya mengambil sehelai tissue basah yang tersedia di atas meja, berjalan menghampiri Maysarah yang masih terpaku menatap kepergian mantannya.

"Jaga pandangannya, kamu bukan lagi seorang gadis." Ucapnya seraya mengelap kedua tangan Maysarah menggunakan tissue basah. Menghilangkan jejak laki-laki lain.

May tidak mau ambil pusing, dirinya memilih tidak menanggapi. "Sekarang keinginanmu sudah terkabul. Tepati janjimu untuk melepaskan rumah sakit Husada. Jangan mempersulit kehidupan orang lain, hanya demi memenuhi ambisimu." Ujarnya sengit menatap tepat pada bola mata Muntaz.

"Akan aku lakukan, setelah kita sampai di rumah nanti." Muntaz menelusupkan jemarinya kesela jari Maysarah.

"Ada yang panas, tapi bukan matahari apalagi bara api, aduh... kalau aja tadi aku gerak cepet, pasti udah langsung cekrak-cekrik tuh bunyi camera handphone. Mana serasi bener lagi auranya, adem seperti air wudhu." Sindir Dania dengan bibir naik sebagian. Dia naik ke panggung kecil itu, mendekati adiknya.

"Esti... Kamu bisa menerbangkan helikopter, kan? sana kemudikan salah satu heli yang ada di tanah lapang itu, terus bawah kesini! Biar menerbangkan dekorasi jelek ini. Siapa sih yang memilih perpaduan warna bikin sakit mata. Mana warna bunganya gelap bener, udah kayak acara pemakaman aja. Belum lagi makanannya yang seuprit, ayam gorengnya alot banget, untuk nyambit anjing pasti kaing-kaing!" Cibirnya tak berkesudahan, mengabaikan tangan suami yang sedari tadi menjawil pinggangnya.

"Apa sih Mas? main cubit-cubit aja, kalau gak seneng tuh ngomong! jangan beraninya cuma ngode!" Selaknya galak sambil menyentak tangan sang suami.

Angga sudah kepalang malu dan takut bila sang istri sudah mode singa, hanya menyengir kuda, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mending kamu ajak tuh mempelai laki-lakinya, daripada bikin sakit mata memandangnya. Aku mau ghibah ria dulu ma May!" Perintahnya tanpa takut sama sekali, matanya memicing memandang sinis Muntaz secara terang-terangan. Setelah sang suami berhasil membawa pergi musuhnya. Dania segera memeluk May.

Dania menyebarkan aura permusuhan yang nyata. Sebelumnya dirinya memang tidak suka dengan Muntaz, karena menurutnya laki-laki itu begitu bodoh. Sangat mudah dipermainkan keluarga licik Rahardian. membedakan May dan Hira saja Dia tidak bisa, sampai berakhir menikahi gadis yang salah. Walaupun secara fisik tidak ada yang beda dari si kembar, tetapi jika seseorang jatuh cinta sudah pasti dapat mengenali pujaan hatinya.

Namun, si bodoh Muntaz itu malah sebaliknya. Menikahi Mahira berujung menyakiti Maysarah. Menambah parah penyakit Self harm ( menyakiti diri sendiri) yang diidap oleh May. Setelah drama yang panjang sampai tahap di mana dirinya mau membawa kabur sang adik angkat, Muntaz gila itu mengacaukan semuanya. Entah bagaimana ceritanya sang suami-pun ikutan menjadi tidak pintar, bisa-bisanya masuk dalam jebakan Muntaz.

Lihatlah sekarang si gila itu malah bersanding dengan Maysarah, menghancurkan hati laki-laki tulus seperti Dodi. Rasanya kepala Dania keluar asap. Udah berulangkali dirinya menyuruh Esti untuk menonjok Muntaz, tetapi jawaban Esti sungguh diluar prediksi BMKG.

'Nanti kalau saya diperkarakan, terus masuk penjara, lalu siapa yang akan menjaga nona Maysarah.'

Andai saja dirinya memiliki tenaga dalam ataupun ajian sakti mandra guna, sudah pasti Muntaz korban pertama yang akan dirinya buat sekarat.

"Kamu tenang saja, Dek. Rumahmu dekat dengan hunian Kakak. kalau nanti si Eddiann itu macam-macam, kabur aja ketempat ku!" Tak henti-hentinya Dania mengusap punggung Maysarah. Hatinya merepih kala memeluk tubuh May yang kian kurus, wanita malang itu pasti banyak kehilangan bobot tubuhnya.

"Aku baik-baik saja kak. Tak mengapa kita tidak berhasil kabur. Sekarang namaku bukan lagi Maysarah Rahardian, tetapi Maysarah Abraha dan yang terpenting tugasku sebagai seorang anak telah selesai. Semua janji sudah terlunasi, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi." May membalas pelukan Dania, menenangkan wanita yang tengah dikuasai emosi itu.

'Kakak tahu kalimatmu hanya sebatas penghibur Dek. Semoga ketakutanku tidak pernah menjadi kenyataan.' lirih batin Dania.

                ***

Tiba saatnya May berpamitan dengan keluarganya, setelah acara pernikahan singkat. Hanya memakan waktu tidak lebih dari dua jam itu, Muntaz langsung mau memboyong sang istri ke rumah mereka sendiri. Itu juga sesuai permintaan May, yang ingin langsung pindahan.

"Nak... sering-sering berkunjung ya. Bunda pasti merindukan dirimu!" Senja merengkuh May kedalam pelukannya. Ada sedikit kekhawatiran yang menggelayuti hatinya, melihat beberapa hari ini sang anak tidak merespon setiap perkataannya. Walau bagaimanapun dirinya yang mengandung, melahirkan dan membesarkan putri sulungnya itu.

"Insya Allah." Hanya itu respon Maysarah, lalu Dia melepaskan dekapan sang ibu, mencium takzim punggung tangannya.

"May... apa boleh aku sekali-kali main ke rumahmu?" Tanya Hira memeluk kakaknya.

"Rumah itu bukan milikku, jika dirimu ingin berkunjung. Tanyalah pada mantan suamimu itu. Hira, terimakasih ya... untuk sekian kalinya kamu memberikan barang bekas kepadaku. Dan sudah menjadi tugasku memungut sesuatu yang sudah tidak kamu inginkan lagi." Bisiknya sembari mengeratkan pelukan mereka.

"May... aku..."

"Hustt... jangan diteruskan! aku sedang tidak ingin mendengar kata-kata apapun. Semoga harimu selalu penuh kebahagiaan." May tersenyum tipis, mengecup kening sang adik.

Maysarah beralih ke sang Ayah yang berdiri kaku sedari tadi. "Yah... saya pamit. Terimakasih untuk semua hal yang sudah Ayah berikan selama ini." May berlaku formal dan sopan, sesuai standar adab keluarga Rahardian. Dirinya tidak memberikan kesempatan bagi Sagara untuk memeluk tubuhnya. Laki-laki yang masih gagah diusianya yang sudah mulai menua itu, hanya mampu menatap nanar sang anak.

"Kakak... Riyo ikut!" Rengek pemuda jangkung itu, dikecupnya berulangkali pucuk kepala sang kakak, yang masih terbungkus hijab pernikahan tadi.

"Manja! Baik-baik di asrama, bandelnya jangan kelewatan batas." Petuah May sambil mencium ke-dua pipi Satriyo.

Setelahnya Maysarah juga berpamitan kepada sang tante dan pamannya, lalu memasuki mobil Fortuner berwarna hitam milik muntaz. Di dalam mobil sudah duduk sang suami pada kursi kemudi. Sengaja dirinya memberikan waktu untuk Maysarah berpamitan kepada keluarganya. Di depan mereka ada satu mobil yang mengawal berisi Esti dan dua bodyguard laki-laki. Mobil itu membawa Barang-barang pribadi milik sang Nona yang tak seberapa. May tidak banyak membawa barang. Hanya beberapa stel pakaian dan buku-buku rahasianya.

Keluarga Rahardian masih berdiri diteras, menatap laju dua mobil beriringan itu. Hati mereka memiliki satu firasat yang sama. Jika anak sulung keluar Sagara itu pergi untuk meninggalkan mereka, bukan hanya sekedar berpisah rumah.

                 ***

Seorang laki-laki dewasa terkejut melihat penampilan menantang wanita cantik, matanya tak berhenti berkedip barang sedetik pun...?

~ Bersambung ~

Terimakasih sudah mampir membaca ♥️

Tolong tinggalkan jejak Like, dan gift bila tidak keberatan.

Jangan lupa klik permintaan update ya ♥️

1
Retno Harningsih
lanjut
GRL VJAESUKE
up lagi dong
anjurna
May, kamu ingin melakukan apalagi May?😔😔😔
anjurna
Hira memang wajib di waspadai. Karena mulut Hira itu seperti senjata mematikan, Senja.
anjurna
Gini, nih. Gimana mau akurnya, kalau mulut mu nggak bisa di jaga.
anjurna
Kenapa marah, Hira? Kamu aja selalu cari perkara kalau ketemu May. Gimana mau akurnya😑😑😑
anjurna
May, kamu bisa aja ya😅😅😅
anjurna
Esti selalu siap sedia untuk diandalkan😁
Tanz>⁠.⁠<
tolong hidup lah sesuai keinginan mu may, jangan mau terus terusan nurutin keinginan gila nya si Hira.
Tanz>⁠.⁠<
Kegilaan apa lagi yang kau inginkan dari may, Hira 😌
Tanz>⁠.⁠<
aduh senja, soal begini saja kamu gak tau, masa kepribadian anak sendiri aja gak tau. dari sifat Hira aja, udah keliatan aura jahat nya. mau mereka serahim kek Se pabrik ke, Se apa lah itu. kalo jahat ya jahat. emosi pulak aku sama kau senja 😤
Tanz>⁠.⁠<
hadeh si Munmun mana sih, nih binik nya bakal di apain nih sama sih Hira tulul ini 😮‍💨
Tanz>⁠.⁠<
iri iri aja Hira, astaga segala mau bicara 4 mata, Sono bicara Ama mata kucing aja /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
nyolot banget sih, ku cubit ginjal mu, nangis /Smug/
Tanz>⁠.⁠<
bisa bisa nya may masih anggap mereka keluarga /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
sangat sangat tau taz, udah mending kamu urusin mantan istri mu itu, yang akan membuat mau makin depresi /Sob/
Tanz>⁠.⁠<: may maksud nya 😭
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡
Tanz>⁠.⁠<
gimana ekspresi mu taz? /Chuckle/
Tanz>⁠.⁠<
jadi ibu lah, dari pada kamu jadi janda /Tongue/
Tanz>⁠.⁠<
iya iya, si paling rajin deh /Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!