Permaisuri Hati

Zen Long yang mengendarai motor dengan sangat kencang, pada akhirnya menghentikan laju motornya dan langsung melihat ke area kios pinggir jalan.

Zen Long dapat melihat seorang wanita dengan pakaian sederhana, tengah melayani para pengunjung yang ingin makan di kios sederhananya.

Zen Long dapat melihat wanita yang tengah melayani para tamu itu adalah Fang Quin zu istrinya. "Kau adalah wanita terbaik yang pernah ku miliki, kau sanggup hidup dalam kesederhanaan seperti ini dan melepaskan seluruh hidup mewah yang kau miliki dahulu, demi untuk mempertahankan hidup," batin Zen Long.

Tiba tiba mata Zen Long melihat ke arah anak kecil yang berusia sekitar 2 tahu lebih tengah berada di dalam gendongan laki-laki tua, dan Zen Long meyakini jika anak kecil itu adalah putrinya mengingat orang yang tengah menggendongnya adalah paman Muh.

Zen Long tak langsung pergi ke arah Fang Quin zu, dia malah duduk di kursi kosong dan mulai mendengarkan percakapan antara paman Muh dan Fang Quin zu.

"Zen Ling demam, ada baiknya kita menutup kios ini untuk membawa Zen Ling berobat," ucap paman Muh.

Mendengar putrinya sakit, Fang Quin zu begitu sangat khawatir hingga dia pun segera mengecek suhu badan putrinya dengan menaruh telapak tangan kanannya ke atas kening putrinya.

"Benar Ayah, Zen Ling demam lagi," ucap Fang Quin zu kemudian membawa putrinya ke dalam gendongannya.

Zen Long yang mendengar semua itu merasa jika dirinya tak pantas menjadi seorang ayah, yang telah begitu lama pergi dan membiarkan mereka semua yang terkasih begitu salah menderita.

Zen Long yang tak tahan dengan rasa rindu di hatinya, dengan langkah pasti berjalan ke arah Fang Quin zu.

Fang Quin zu yang melihat kedatangan seorang pemuda ke arahnya seketika itu juga menoleh, dan betapa terkejutnya Fang Quin zu saat mengetahui jika pemuda yang ada di hadapannya adalah Zen Long.

Air mata Fang Quin zu jatuh berderai dan tangisnya pun pecah, dengan membawa putrinya di dalam gendongannya Fang Quin zu segera berlari ke arah Zen Long.

Zen Long dengan sigap menyambut kedatangan istri dan anaknya dengan pelukan hangat, hingga seluruh pengunjung yang yang memang merupakan langganan makan di kios itu begitu sangat heran, karena mereka mengetahui jika pemilik kios merupakan seorang janda beranak satu namun hari ini Mereka melihat jika janda cantik pemilik kios, ternyata memiliki seorang suami yang telah lama dinantikannya.

Beberapa pengunjung di dalam kios yang sebelumnya menaruh hati kepada Fang Quin zu, harus menelan ludah getir mengetahui semua itu.

Sementara seorang pemuda yang tengah makan dengan beberapa pengawalnya, terlihat begitu marah melihat adegan yang sama sekali tak pernah diduganya.

Pemuda itu adalah How Lie, seorang pemuda kaya raya yang memiliki beberapa aset warisan keluarganya, yang sebelumnya menaruh hati kepada Fang Quin zu dan telah beberapa kali melakukan lamaran dan selalu ditolak.

Haw Lie yang terbakar api cemburu segera berdiri dari duduknya kemudian pergi dan berjalan ke arah Fang Quin zu sambil berkata.

"Apa yang kau lakukan, mengapa kau begitu memperlihatkan kemesraan kepada kami semua yang berada di sini, apakah pemuda ini yang telah membuat mu berkali-kali menolak lamaranku?" tanya Haw Lie dengan amarah yang terlihat dari wajahnya.

"Tuan Lie dia adalah suami ku ayah dari anak ku, apakah aku salah untuk melepaskan kerinduanku setelah lama berpisah?".

"Tuan Lie terimakasih karena kau telah menyukaiku dan mengapa aku selalu menolak lamaran mu semua itu karena aku masih menunggu kedatangan suami ku kembali, dan kuharap Tuan Lie bisa mengerti dan memahami keadaan ku," jawab Fang Quin zu.

"Aku tidak bisa menerima semua ini, karena wanita yang aku sukai harus menjadi milik ku," ucap Haw Lie.

Haw Lie kemudian memalingkan pandangannya ke arah Zen Long, dan sedetik kemudian dia pun berkata.

"Selama ini aku tak pernah melihat kau menafkahi nona Fang Quin zu, dan saat ini kau tiba-tiba saja datang dan ingin merebutnya dariku".

"Anak muda di dalam kartu ATM ini terdapat uang tunai sebesar 50 juta, ambillah dan segeralah mengurus akte ceraimu dengan Fang Quin zu karena aku tak menginginkan ada yang mencoba untuk bersaing cinta dengan ku," ucap Haw Lie sambil menyodorkan kartu ATM di tangannya ke arah Zen Long.

Zen Long sama sekali tak bereaksi dengan tawaran uang yang diberikan Haw Lie lewat sebuah kartu ATM, yang membuat Haw Lie kembali berkata.

"Jika kau merasa uang yang kuberikan padamu masih kurang, maka aku akan menambah uang itu dengan dua kali lipat dari sebelumnya, dan tentu saja kau harus segera menceraikan Fang Quin zu.

Zen Long pada akhirnya meraih kartu ATM di tangan Haw Lie, yang membuat Haw Lie merasa senang namun apa yang terjadi di luar dugaan Haw Lie, kartu ATM di tangan Zen Long tiba-tiba dihancurkan begitu saja.

"Apakah kau tak memiliki rasa malu dengan menginginkan seorang wanita yang telah mempunyai suami, dan apakah kau sadar jika keinginanmu itu adalah salah?"

"Aku akan mengatakan kepadamu jika aku tak akan pernah sedikitpun mau untuk melepaskan Fang Quin zu kepadamu, karena Fang Quin zu adalah tanggung jawabku," ucap Zen Long.

Haw Lie yang masih tak terima dengan keadaan yang ada, diapun segera menyuruh seluruh anggotanya untuk menyerang ke arah Zen Long, namun apa yang terjadi di luar dugaan semua orang karena dengan sekali gerakan Zen Long mampu untuk dapat melumpuhkan seluruh anggota yang dimiliki Haw Lie.

Rasa takut tiba-tiba saja menyelimuti hati Haw Lie melihat semua anggotanya telah dilumpuhkan oleh Zen Long, dan dia pun dengan diam-diam berusaha untuk pergi dari tempat itu.

Sebelum Haw Lie benar-benar pergi menjauh tiba-tiba saja segerombolan anak muda bermotor telah tiba di tempat itu, dan saat melihat salah seorang anak muda yang sangat dikenalnya Haw Lie segera menuju ke arahnya.

"Rong Yu tolong bantu aku, pemuda itu telah melukai seluruh anak buahku dan juga merampas wanitaku, aku akan membalas semua kebaikanmu jika kau mampu untuk menghancurkan pemuda itu," ucap Haw Lie.

Rong Yu segera menatap ke arah Zen Long, hingga pada akhirnya dia pun berkata.

"Kau jangan khawatir saudara Haw Lie aku pasti akan dapat menghancurkannya, karena dia juga merupakan incaranku yang telah melukaiku menjadi seperti sekarang ini," jawab Rong Yu.

Setelah berkata seperti itu Rong Yu kemudian menyuruh seluruh anggota geng motornya untuk mengepung kios, agar pemuda yang menjadi incarannya tak akan bisa pergi untuk melarikan diri.

Sementara itu, Kobra yang telah mengetahui Zen Long telah bebas dari hukuman, dengan cepat mengabarkan berita itu kepada Elang dan Tiger, hingga pada akhirnya mereka semua kini berkumpul di dalam satu ruangan.

"Guru telah bebas maka kita semua harus menyambutnya, menurut berita dari para anggotaku yang berada di jalanan, guru saat ini berada di kota Mercury dan dikejar-kejar oleh geng motor, ada baiknya kita bertiga segera pergi ke kota Mercury untuk menemui guru di sana," ucap Elang.

"Kurang ajar, berani sekali geng motor itu mengusik guru!, baiklah jika begitu kita kumpulkan semua anggota dan segera menuju ke kota mercury detik ini juga," ucap Kobra.

Setelah mendapatkan kata mufakat dalam pertemuan itu, pada akhirnya mereka bertiga menuju ke kota Mercury hari itu juga.

Bersambung