SECRET MARRIAGE WITH FRIEND'S MOM

Hujan gerimis membasahi jalan-jalan kota saat Shanaz berdiri di depan pintu rumah Adelia. Wajahnya yang biasanya anggun, sekarang merona dengan amarah. Dia mengetuk pintu dengan keras, menanti dengan tidak sabar. Setelah beberapa saat, pintu terbuka perlahan, dan di depannya terlihat wajah Adelia yang tampak terkejut.

"Shanaz?" gumam Adelia dengan suara ragu. "Ada apa? Kenapa kau datang kemari?"

Shanaz melemparkan tatapan penuh kemarahan pada Adelia seolah-olah menuduhnya atas semua kekacauan ini. "Apa kau tidak tahu apa yang telah kau lakukan?"

Adelia terkejut, wanita itu memahami apa yang dimaksud Shanaz. Namun, yang tidak dipahami Adelia adalah apa hubungan Shanaz dengan kejadian yang menimpanya?

"Jika kau ingin membicarakan skandal itu, aku tidak berminat?" Adelia mencoba menutup pintu kembali. Namun, Shanaz menahannya. Meski Adelia tidak tahu mengapa Shanaz ke rumahnya. Dia hanya tahu dan dapat melihat gadis itu menyukai Arkan.

Dengan ekspresi marah yang tak terbendung, Shanaz langsung meledak.

"Bagaimana bisa kau melakukannya, Adelia? Bagaimana bisa kau meniduri mahasiswamu sendiri?"

Mata Adelia melebar dalam kebingungan dan terkejut. Wanita itu sadar bahwa ia memang salah, karena menikahi mahasiswanya sendiri.

"Jika aku bisa memutar waktu, aku tidak akan melakukan hal bodoh itu dan kau sendiri, apa hakmu untuk ikut campur?" Adelia berusaha menjelaskan dirinya.

"Dasar kau wanita tua tidak tahu diri!"  Shanaz terus menghujani Adelia dengan kata-kata kasar dan sinis. Shanaz kemudian mengambil napas dalam-dalam dan dengan nada penuh kekesalan, ia menambahkan, "Kau ingin tahu apa hakku? Aku adalah tunangan Arkan!! Kami telah bertunangan sejak masih kecil. Bagaimana bisa kau merusak hubunganku dengan Arkan?"

"Kau pikir kau bisa menyelinap ke dalam hidup Arkan dengan mudah?" seru Shanaz lagi dengan amarah yang masih memuncak. Tubuh gadis itu bergetar menahan amarah, ingin rasanya Shanaz menjambak rambut Adelia. Namun, gadis itu masih memiliki harga diri untuk tidak melakukannya.

Adelia terperangah, mencoba mencerna kata-kata kasar yang dilemparkan Shanaz padanya.

"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak pernah tahu bahwa Arkan telah berkomitmen denganmu?" Adelia merasa sesak dengan fakta baru yang didengarkannya ini. Jadi, Arkan membohonginya, seharusnya pria itu menyetujui ketika Adelia meminta membatalkan pernikahan.

Apa karena ini Arkan, tidak mau mengatakan tentang hubungannya dengan Shanaz?

Shanaz tertawa dengan sinis.

"Oh, kau benar-benar tidak tahu? Aku adalah tunangan Arkan sejak kecil. Kami telah diatur untuk menikah oleh keluarga kami. Jangan harap kau masuk dan merusaknya, kau hanya wanita tua yang memanfaatkan keluguan Arkan."

Adelia merasa pusing dan tidak bisa mempercayai apa yang Shanaz katakan.

"Masuklah, aku tidak ingin kita menjadi pusat perhatian." Adelia melangkah ke ruang tamu diikuti Shanaz.

"Apa kau masih memiliki rasa malu?" sindir Shanaz.

Adelia membalikan tubuh dan menatap salah satu mahasiswanya itu. Meski merasa diperlakukan tidak sopan, Adelia tidak bisa marah, wanita itu tahu dia memang salah.

Shanaz memandang Adelia dengan tatapan tajam.

"Apa kau mendekati Arkan karena dia sebenarnya adalah pewaris KAF Company?"

"Apa yang kau bicarakan? Apa maksudmu?" Adelia tidak mengerti dengan yang dikatakan Shanaz.

"Tidak usah berpura-pura! Dia adalah anak orang kaya, Adelia! Kau harus tahu diri siapa dirimu, kau tidak lebih dari wanita tua yang kesepian dan menggunakan jabatanmu untuk memangsa mahasiswamu sendiri, bukan? Apa yang kau janjikan padanya? Nilai yang bagus?"

Adelia merasa jatuh ke dalam jurang kecewa saat mendengar fakta demi fakta terungkap. Dia memegang dadanya, merasakan rasa sakit menusuk di dalam hatinya. Semua hal yang ia ketahui tentang Arkan selama ini tampaknya hanyalah kebohongan belaka. Jika Arkan anak orang kaya mengapa dia berpura-pura miskin dan tinggal di rumah Adelia. Wanita itu tidak percaya, dia merasa dibohongi dan dimanipulasi. Atau ini semua justru akal-akalan Shanaz karena ia menyukai Arkan. Bukankah gadis-gadis sekarang bisa melakukan hal yang nekat.

"Itu tidak benar, dia hanya pemuda biasa," Itu yang diyakini Adelia selama ini.

"Pria biasa katamu? Dia bukan pria biasa, dia adalah ahli waris KAF Company! Dan Anda seharusnya berkaca! " lanjut Shanaz.

"Aku tidak pernah tahu kalau dia anak orang kaya," cicit Adelia, dia mencoba bertahan agar tidak jatuh dengan memegang sandaran sofa. Dada Adelia terasa sesak, wanita itu memukul dadanya yang sakit dengan berita yang dipaparkan Shanaz

"Berarti dia berpura-pura miskin dan memanfaatkanmu," Shanaz melanjutkan, suaranya bergetar oleh amarah. "Dia bermain-main denganmu, dan kau jatuh ke dalam perangkapnya. Kau dibohongi, Adelia!!" Shanaz memang sudah mengetahui jika Arkan adalah seorang playboy. Bagi Shanaz tidak masalah karena wanita itu yakin, Arkan akan tetap menikahinya. Namun, Shanaz kecewa--bagaimana mungkin Arkan menyukai wanita yang lebih tua, sekalipun wanita itu sangat cantik. Shanaz akui Adelia tidak kelihatan tua dibandingkan usianya itu.

Adelia mencoba untuk meresapi kata-kata Shanaz, tetapi rasanya seperti dunia yang dia ketahui telah runtuh di sekitarnya. Dia merasa marah pada Arkan karena telah mengkhianatinya dengan cara yang tidak pernah ia bayangkan.

Sementara itu, Shaga tiba di rumah dan melihat keributan yang terjadi di ruang tamu rumahnya. Dia melihat ibunya yang tampak terpojok oleh kemarahan Shanaz. Shaga berlari mendekat dan dengan berani bertanya,

"Apa yang terjadi?"

Shanaz melihat ke arah suara Shaga.

"Kau? Bagaimana kau bisa ke sini?" Nada heran terdengar dari suara Shanaz, melihat kedatangan Shaga di rumah Adelia.

"Ini rumahku, Kau sendiri kenapa ada di sini dan membentak Mamaku?" Shaga tidak kalah sewot dari Shanaz.

Shanaz memelotot, menghadap Shaga, tidak percaya jika Adelia adalah ibu Shaga.

"Apa? Mamamu? Apa aku salah dengar?" tanya Shanaz.

"Adelia, Mamaku," jawab Shaga dengan tegas.

"Apa kau sudah tahu apa yang dilakukan mamamu dengan temanmu?" ejek Shanaz.

"Aku tahu, tapi itu semua bukan sepenuhnya salah Mamaku,"

Shaga merasa campur aduk. Di satu sisi, ia senang ibunya tidak terlalu bersalah dalam skandal ini,. Namun di sisi lain, ia merasa marah pada Arkan karena telah menipu ibunya.

"Tentu saja kau pasti membela ibumu, bagaimanapun yang tua yang bersalah," lanjut Shanaz dengan sombong.

"Jangan sembarangan bicara, kau tidak mengenal ibuku," bentak Shaga, sekalipun pria itu menyukai Shanaz bukan berarti dia membela Shanaz. Ibunya yang lebih penting.

Shanaz menoleh padanya dengan tatapan marah. "Aku memang tidak mengenal ibumu. Hanya saja harus ada yang memberitahunya tentang apa yang telah dilakukan oleh ibumu dengan Arkan, itu tidak benar! Bagaimana bisa seorang dosen mengajak tidur mahasiswanya?" Shanaz masih menyerang Adelia.

"Berhenti memojokan Mamaku, Shanaz! Bukan hanya Mamaku yang bersalah dalam hal ini. Arkan juga sangat bersalah!!"

Shaga mendekati ibunya yang tampak lemah, Shaga harus memastikan perkataan Arkan. "Mama! Apakah benar Mama telah menikah dengan Arkan?"

🍒🍒🍒