NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerpen Remaja

Kumpulan Cerpen Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Aliansi Pernikahan / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi harefa

Seosen 1
Ini cerita kisah kasih Remaja saat masa - masa sekolah.
Setiap Bab yang memiliki judul, itu berarti sudah kisah yang berbeda dengan yang sebelumnya.

Seosen 2
Yang berceritakan kehidupan setelah jenjang sekolah, bisa perkantoran dan pernikahan.

Bisa di lihat dari judul- judulnya di dalam daftar bab.
Dalam seosen ke 2 mungkin bukan cerpen, bisa jadi novel pendek.

Selamat menikmati kisa cinta romantis saat duduk di bangku sekolah dan juga kisah lainnya.

Jangan lupa like, comment dan subribe ya reader.. 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 10 Tamat

"Maaf, aku tidak bermaksud mengusirmu."

"hmm, tapi perbaiki dulu posisimu ini, nanti makin parah lukanya."

"Janji tidak pergi"

"iya" ucapku sambil membantunya kembali ke posisi awalnya dan dia bersandar di kepala ranjang dengan kaki lurus kedepan.

Karena setahuku kakinya yang terluka parah, kepalanya hanya luka ringan. Kemaren itu hidungnya terbentur jadi patah juga.

"Kamu masih marah samaku?" tanyanya lagi, aku hanya menggeleng. Dia menarik tangaku agar duduk di sampingnya dan dia bisa memelukku dengan dekapannya.

Anak ini seperti plester yang selalu mau menempel, pikirku. Takut amat aku pergi. Kemudian aku mendengar dia meraup nafas pas di sebelah leherku.

"Kamu kenapa?" tanyaku.

"Aku senang mencium aroma tubuhmu." katanya

"Hei, aku seharian belum mandi loh, apa kau tidak melihatku dengan pakaian seragam ini?"

"Kamu tidak bau, aku suka baumu." katanya lagi sambil mencium aroma di area leherku dan melingkarkan tangannya di pinggangku.

'kenapa dia menjadi seperti anak bayi' pikirku

"Maafkan aku Tia, ucapanku kemaren pasti menyakitimu ya." ucapnya dengan manja di telingaku.

"hmm ya, sedikit. Tentu saja itu menyakitkan di hatiku."

"Makanya itu, ketika aku melihat air matamu, aku menjadi menyesal. Kedepannya aku tidak akan membuatmu menangis, aku janji."?

"Jangan janji - janji begitu, pasti suatu waktu aku pasti akan menangis olehmu." ucapku dengan meliriknya. Dia hanya diam mencerna.

"Tapi aku akan berusaha tidak akan menyakitimu."

"Oh ya..?"

"hmm, oya tia, orang tuaku hendak berterima kasih padamu."

"kenapa?"

"karena telah menolongku dan membawaku ke sini."

"bagaimana kalau mereka tahu gara - gara aku kamu terluka?"

"tidak akan, itu rahasia kita" ucapnya sambil mencium pipiku. " aku tidak apa - apa terluka berkali - kali asal kamu menerimaku."

"yee... Gombal"

"Beneran, Tapi Tia maukah engkau menerimaku menjadi kekasih ku? Tapi kamu akan susah menerimaku sepertinya saat ini."

"Emang kenapa?"

"Ketika aku sehat saja, kamu susah sekali menerimaku, apa lagi sekarang."

"Nanti kan kamu sembuh juga."

"Bukan itu, mungkin aku akan cacat dan hanya bisa duduk di kursi roda."

"Separah itu kah?"

"Iya, kakiku patah." ucapnya dengan wajah menunduk sedih.

Ya ampun.. Aku menutup mulutku seakan tidak percaya, dia menderita karena aku. Aku merubah posisi dan menatapnya dengan sendu, mataku sudah memerah, ini semua karena aku.

"Maafkan aku Do, ini semua karena aku. Coba waktu itu kamu tidak mendorongku untuk menyelamatkanku, pasti kamu tidak seperti ini."

"Semua ini karena kebodohanku." ucapku menunduk dan memegang kedua tangannya, air mataku menetes dengan deras. Membuat dia kelabakan.

"Itu bukan kebodohanmu Ti" ucapnya sambil melap air mataku.

"Iya, semua kebodohanku, coba dari awal aku menerimamu, mungkin kecelakaan ini tidak terjadi." ucapku sambil menarik ingusku masuk kembali kedalam.

"Sudah Ti, itu sudah berlalu"

"Tidak Do, biar bagaimanapun aku juga menyukaimu." ucapku spontan yang membuat Aldo terperangah, mungkin sepertinya dia tidak percaya karena selama ini aku menjauhinya.

"Ya.. Aku juga menyukaimu Do"

"Tapi aku sudah cacat Ti"

"A.. Aku tidak perduli!" keras kepalaku mulai kambuh.

"Apa kamu tidak malu mempunyai pacar cacat nantinya?"

"Tidak! Asal dia setia, aku tidak masalah."

"Aku akan cacat Ti, pikirkan sekali lagi, aku akan selalu di kursi roda." ucapnya.

"Aku tidak perduli, asal kamu setia, itu cukup untukku"

Dia menatapku lekat - lekat, aku jadi salah tingkah, wajahku mulai memerah. Agar dia tidak menatapku terus aku langsung memeluknya.

"Apa karena kau kasihan padaku?" bisiknya.

"Tidak Do, aku memang menyukaimu, sebenarnya sudah lama, hanya saja aku takut kamu akan mempermainkanku."

"Sejak kapan?" ucapnya lembut

"Pertemuan pertama kita"

"Oh? Saat bajumu keciprat air?" tanyanya dengan mencium kepalaku.

"hmm" jawabku, dia terkekeh, "sudah aku duga" bisiknya.

"menduga apa?" aku sepertinya di permainkan, aku menegakkan dudukku, tapi dia menarik kembali kepelukannya.

"karena aku juga sama" katanya sambil mencium keningku.

"Maaf ti aku berbohong.." ucapnya, aku kembali menegakkan duduku terkejut. Apa - apaan ini? Apa dia berakting selama ini?

"Hei, sayang jangan melihatku seperti itu."

"Kamu bohong apa? Menyatakan perasaanmu hanya untuk menjebakku?"

"Hei, bukan" dia kembali menarikku ke dalam pelukannya sambil memelukku dengan erat.

"bukan itu sayang." bisiknya sambil meletakkan pipinya di kepalaku.

"Aku bohong, bilang bahwa aku cacat, sebenarnya aku tidak cacat. Hanya menguji kamu saja."

"Iihh.. Kamu ini" ucapku manja sambil mencubit perutnya pelan.

"Aaduuhh.. duh.. Sakit sayang" ucapnya sambil memgang tanganku yang jahil.

Kembali dia membisikkan di dekatku.

"Aku mencintaimu sayangku" ucapnya sambil mengangkat daguku dan meletakkan bibirnya di atas bibirku. Aku memejamkan mataku, Ciuman pertamaku. Aku bahagia.

****

1
Dewi Harefa
semangat buatku
S. M yanie
semangat kaka...
Mhila izuna
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!