NovelToon NovelToon
Mission In Disguish

Mission In Disguish

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Dua anak kembar yatim piatu yang dipisahkan sejak mereka dilahirkan. Gayatri dibesarkan oleh keluarga angkatnya yang kaya raya sedangkan Gayathi diberikan kepada keluarga miskin.
Gayatri yang dinikahkan oleh keluarga yang sederajat dengan orang tua angkatnya mengandung anak perempuan sedangkan posisi untuk mewarisi kerajaan bisnis keluarga suaminya terancam karena istri kedua suaminya mengandung seorang bayi lelaki. Gayatri dan Gayathi sepakat untuk menukar kedua bayi mereka yang dilahirkan pada hari yang sama. Bayi lelaki Gayathi yang berparas mirip dengan anak bayi perempuan Gayatri ditukar demi menyelamatkan posisi keturunan Gayatri yang nyaris direbut oleh madunya. Apakah misi mereka berhasil? Dapatkah keturunan Gayatri mewarisi harta keluarga ayahnya? Menjadi pewaris tahta kerajaan bisnis ayahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlehatan

Seluruh keluarga Baladewa menyambut kelahiran Satria secara besar-besaran. Sebagai putra tertua sekaligus cucu tertua membuatnya dinobatkan sebagai pewaris tahta kerajaan bisnis keluarga yang sudah berlangsung turun temurun.

Putra Baladewa memandang wajah putranya dengan pandangan bangga. Putranya tidak hanya meneruskan darahnya tetapi juga kerajaan bisnis keluarganya yang sudah berlangsung ratusan tahun. Dari abad ke abad.

Miranti memandang dari kejauhan. Hatinya demikian resah. Kemenangan yang seakan sudah akan digenggamnya. Hilang begitu saja.

Perutnya semakin membuncit. Miranti mengenakan pakaian yang sangat menarik perhatian. Rambutnya yang hitam bergelombang digelung. Menampakkan leher putihnya yang jenjang.

Ekor mata kucingnya memperhatikan semua undangan yang hadir terutama Gayatri yang terlihat bahagia, sumringah dan ayu. Kecantikannya yang sederhana membuatnya terlihat istimewa.

Kebencian kembali menyeruak di dalam dada Miranti. Seharusnya semua perhatian tersebut menjadi miliknya. Buah hatinya. Sembari mengelus perutnya dengan dada yang terasa menusuk dan perih.

Wajahnya semakin masam melihat perhatian yang Putra berikan kepada Gayatri dan buah hati mereka, Satria.

Suaminya tampak semakin tampan. Wajahnya semakin bersinar dengan aura kebahagiaan yang memancar dari raut wajahnya. Kebanggaan sebagai seorang ayah yang memiliki penerus darah sekaligus kerajaan bisnisnya merupakan kebahagiaan yang paling membahagiakannya.

Tidak hanya suaminya saja melainkan kedua mertua beserta keluarga suami juga keluarga Gayatri. Hanya dirinya dan keluarganya saja yang tidak bisa menikmati apalagi menerima kebahagiaan tersebut.

Makanan tersedia melimpah di sana sini. Ruangan didekorasi sedemikian rupa. Rumah keluarga Baladewa yang menyerupai kompleks khusus merupakan perumahan yang sangat eksklusif karena dibangun di atas tanah yang luasnya mencapai hektaran.

Rumah utama dimana suami, Gayatri dan kedua mertuanya tinggal. Yang seharusnya menjadi miliknya dan bayinya yang akan lahir.

Kebun disulap sedemikian rupa sehingga pesta kebun yang diselenggarakan sangatlah meriah.

Rumahnya sendiri juga tidak kalah luas dan indah. Hanya saja, semua itu belum lah cukup. Putra menikahi Gayatri hanya karena mereka memiliki status sosial yang sama.

Seharusnya, apa yang dimiliki Gayatri menjadi miliknya. Buat apa Putra berlari ke arahnya jika memang Gayatri bisa memenuhi semua keinginan suaminya?

Perasaan kalah dan tersaingi memenuhi dadanya. Perasaan yang sangat dibencinya. Sangat sulit ditepis.

Gayatri sendiri tampil mengenakan gaun yang simpel dan chic. Siluet klasik. Misty green. Jika pakaian Miranti cenderung terbuka serta ketat mengikuti lekuk tubuhnya yang indah.

Gayatri memilih pakaian yang lebih tertutup dan longgar. Rambutnya dibiarkan terurai. Model layer sebahu.

Miranti memilih simple party look make up sedangkan Gayatri memilih make up natural dan flawless.

Para tamu yang sedang menikmati hidangan serta suguhan dari tuan rumah. Dikejutkan dengan ledakan keras dari beberapa balon yang meletus secara bersamaan.

Duaarrrr ...duaarr...duarrr

Rasa terkejut membuat para tamu menjadi panik dan kacau. Mereka berlari dan berteriak serentak

"Bom!"

Teriakan mana semakin memicu kekacauan di tengah pesta kebun yang sedang berlangsung.

Seseorang mengenakan masker menyeruak masuk ke tengah kekacauan berlari ke arah Gayatri yang sedang menggendong bayinya. Berusaha menenangkan bayinya yang menangis sangat kencang.

Lelaki tersebut berjalan secepat kilat. Menyerupai setengah berlari dan berusaha merebut bayi yang ada di dalam gendongan Gayatri. Serta Merta membuat Gayatri terkejut dan berteriak.

"Penculik! Tolong!" Naluri keibuan serta ketakutan disertai kemarahannya yang tidak terbendung membuatnya tidak berpikir panjang. Menekuk kaki pria tersebut yang berusaha merebut bayi di dalam gendongannya. Setelah tercipta jarak di antara mereka. Menendang tulang kering lelaki tersebut dengan sekuat tenaga.

"Awww!" Jerit lelaki tersebut kesakitan. Seseorang lain dengan menggunakan masker menyeret lelaki tersebut keluar.

Gayatri yang belum pulih dari ketakutannya. Merasa gemetar. Bayinya hampir direbut dan diambil darinya. Membuatnya menggigil.

"Kau tidak apa-apa kan?" Suaminya mendatanginya. Memeluk bahunya. Berusaha menenangkannya.

"Aku tidak apa-apa. Seseorang berusaha merebut bayi kita."

"Ya, aku tahu. Aku mendengar jeritanmu dan berusaha mencapaimu secepat kilat. Kalau bukan karena telepon sialan itu. Tidak mungkin aku pergi dari sisimu dan bayi kita."

"Mungkinkah telepon itu pancingan agar kau menjauhiku dan bayi kita?"

"Aku tidak tahu tetapi mungkin saja. Siapa yang melakukan ini semua?" Ujar suaminya dengan nada gusar.

"Aku tidak tahu." Jawab Gayatri dengan gemetar.

"Aku berusaha menangkap orang yang akan menculik bayi kita. Bermaksud ingin menghajarnya dan memberikan pelajaran kepadanya. Tetapi seseorang membawanya pergi." Sambung suaminya.

Lambat laun keadaan menjadi lebih tenang. Apalagi setelah para undangan menyadari bahwa tidak ada bom yang meledak.

Balon-balon yang diikat dengan mercon roket tidak kurang dari sepuluh buah balon. Hingga menimbulkan suara yang menyerupai ledakan bom.

Tim petugas keamanan yang menjaga pemukiman keluarga Baladewa berdatangan. Memeriksa kondisi serta memastikan keadaan aman.

Mereka berupaya mengejar para pelaku tetapi nihil. Para pelaku tersebut seperti menghilang ditelan bumi. Tidak meninggalkan jejak apa pun.

"Mengapa mereka ingin menculik bayi kita?" Tanya Gayatri di tengah ketakutannya.

"Persaingan bisnis? Aku tidak tahu. Ada yang merasa terancam dengan kelahiran bayi kita. Menurutmu siapa?"

"Aku tidak bisa berpikir. Untuk apa merasa terancam dengan bayi yang lahir tanpa dosa? Tidak memiliki kesalahan atau berbuat jahat pada siapa pun?"

"Sudah lah! Kau jangan banyak berpikir." Putra berusaha menenangkan istrinya.

Miranti berjalan dengan tergopoh menuju Gayatri. Wajahnya yang belum pulih dari kekagetannya. Menunjukkan kekhawatiran.

Serta merta Gayatri meradang melihat kedatangan Miranti.

"Aku tahu siapa pelakunya! Pasti kau! Dasar wanita jalang! Aku sudah berusaha bersabar denganmu. Tapi menculik bayiku? Itu sudah sangat keterlaluan!" Teriak Gayatri histeris.

"Kau kenapa? Berteriak seperti orang gila!" Miranti balas berteriak ke arah Gayatri.

"Kalian berdua tenanglah!" Putra berusaha menengahi kedua istrinya yang tampak emosi dan marah, "aku yang bisa gila kalau kalian terus-terusan seperti ini. Mengapa kalian tidak bisa akur seperti layaknya saudara?"

"Aku tidak mungkin bersaudara dengan perempuan yang tidak memiliki perasaan sepertinya. Pelakor!" Bentak Gayatri emosi.

"Kau sendiri intropeksi mengapa suamimu masih menginginkanku sebagai istrinya? Kau harus mengakui bahwa kau memiliki segudang keburukan!"

"Sayang..." Panggil Gayatri pada Putra, suaminya.

"Ada apa sayang?" Sahut suaminya.

"Bisa tolong pegang bayi kita sebentar. Aku mau ke toilet. Perutku sakit mendengar wanita gila ini berbicara!"

Putra mengambil bayi dalam gendongan Gayatri. Serta merta Gayatri menerjang Miranti.

"Apa yang kau lakukan?" Teriak Putra panik melihat sikap agresif Gayatri kepada Miranti.

Tanpa ragu, Gayatri menampar pipi Miranti di kanan dan kirinya.

"Itu karena kau wanita gatal dan murahan. Suka merebut suami orang. Kau yang memiliki segudang keburukan. Bukan aku!" Teriak Gayatri dengan emosi.

Tidak terima dengan tamparan serta luapan amarah Gayatri. Miranti membalas dengan mendorong Gayatri hingga terjembab dan mereka bergulat.

"Hentikan!" Teriak Putra yang sedang menggendong bayinya. Berusaha menitipkan bayinya ke orang yang dikenalnya dengan baik. Dia tidak ingin menitipkannya pada sembarang orang dan membuat bayinya dibawa lari. Apalagi hampir terjadi penculikan pada bayinya.

"Baby sitter, keamanan, bisa kah kalian kemari?! " Teriak Putra.

Seorang petugas keamanan berlari ke arah Putra memenuhi panggilannya.

"Tolong pegang bayiku. Aku ingin melerai kedua istriku yang sedang bertikai." Ujar Putra menyerahkan bayinya pada petugas keamanan rumahnya.

"Tolonglah! Kalian jangan bertikai! Malu dengan para tamu!" Teriak Putra dan tidak satu pun dari kedua istrinya mendengarkan apalagi mematuhinya.

Miranti mencakar wajah Gayatri dengan kuku panjangnya.

"Aww!" Teriak Gayatri,"wanita iblis!"

Gayatri berusaha mencekik leher Miranti tetapi didahului oleh Miranti yang sedang menduduki Gayatri dan berusaha mencekiknya.

Putra menarik tubuh Miranti. Memeluk tubuh istrinya dari belakang. Melingkarkan kedua tangannya menahan kedua tangan istrinya. Berusaha menghentikannya.

"Kau bisa membunuhnya!" Teriak Putra marah.

"Biarkan saja! Dia memang pantas mati! Wanita jahat!" Teriak Miranti emosi.

Gayatri berdiri dan kembali menerjang Miranti.

"Kau yang jahat! Iblis!" Seru Gayatri mengamuk.

Putra membalikkan tubuhnya berusaha menahan serangan Gayatri pada Miranti.

"Tolonglah tenang! Jangan saling serang!" Ujar Putra,"Keamanan, bantu aku menahan serangan istriku yang sedang mengamuk!"

Seorang petugas keamanan bergegas membantu.

"Maafkan saya, Bu!" Sahutnya setengah membungkuk sebelum meringkus Gayatri yang berteriak marah. Memaki, mangatai dan melontarkan sumpah serapah.

1
Salsabila Arman
lanjut
Eka Lita: Terima kasih kakak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!