NovelToon NovelToon
Between Orion And Cassiopeia

Between Orion And Cassiopeia

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Claudia Diaz

Sekuel novel Rain & Sunny

Cinta itu berhak memilih kepada siapa ia akan berlabuh dan juga cinta itu tidak memandang status.

Begitulah yang dirasakan pemuda bernama Cyril Orion Stevenson. Ya, ia merasakan cinta itu tumbuh dalam hatinya secara tak sadar.

Jantungnya seakan digedor paksa oleh sesuatu yang bernama cinta kala melihat Irene Cassiopeia Jonathan sang sepupu.

“Jika cinta berhak memilih, lantas mengapa cinta kita seolah ada yang menghalangi?"

- Cyril Orion Stevenson -

“Aku tahu bahwa aku juga mencintaimu, tapi aku juga tahu bahwa perasaanku padamu adalah sebuah kesalahan."

- Irene Cassiopeia Jonathan -

Akankah mereka dapat bersatu?
Atau justru menemukan cinta yang lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Claudia Diaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gemerlap Red Sun di Malam Hari

“Ha-ha-ha ...." tawa Rain mengudara memenuhi sudut-sudut ruangan. Ia merasa geli bercampur kasihan dengan kisah cinta sang keponakan tersayang.

“Pasti ada seseorang yang berusaha menarik perhatianmu, tapi kau tidak pernah menyadarinya, atau bahkan mengabaikannya," ucap Sunny sambil menghela napas.

“Aunty tahu? Yang berusaha mendekatiku hanyalah gadis miskin, sampai-sampai pakaian mereka kurang bahan semua dan tidak layak untuk dikenakan. Jika aku berkata jujur seperti itu di hadapan mereka, mereka akan marah dan mengatakan jika aku tidak mengerti fashion, tidak tahu model, dan sebagainya," jelas Orion.

“Entah mengapa pria seperti kita selalu dikelilingi wanita seperti itu," Rain menimpali.

“Mungkin karena kalian termasuk ke dalam jajaran pria tampan ...." ucapan Sunny terpotong oleh kedua laki-laki beda usia ini.

“Ah, tidak aku biasa saja."

“Ah, Aunty. Jangan begitu, aku jadi malu."

Sunny hanya merotasikan bola matanya, ya ampun kedua pria beda usia ini benar-benar narsis dan besar kepala jika ada yang memuji atau menyinggung soal ketampanan mereka.

“Dengarkan aku. Aku belum selesai bicara. Jadi, tolong jangan potong ucapanku, mengerti?!" ucap Sunny penuh penekanan.

“Siap! Maafkan kami," mereka tertunduk. Mereka memang tidak ingin mencari masalah dengan wanita di depannya ini. Dan Orion beranggapan bahwa Aunty kesayangannya ini sudah mirip sang mommy yang sangat mengerikan jika sudah marah.

“ ... kebanyakan wanita berpikir jika pria tampan dan kaya seperti kalian itu menyukai wanita yang seksi, maka dari itu, mereka berlomba-lomba mempertontonkan aset yang mereka miliki agar kalian tertarik," jelas Sunny.

“Ah, tidak buktinya kami tidak seperti itu," elak Rain dan Orion.

Sunny hanya menatap datar kedua pria itu.

“Mengapa mereka begitu mirip, meski bukan ayah dan anak," pikir Sunny.

“Aunty kenapa?"

“Aunty tidak apa-apa, Sayang. Aunty hanya berpikir mengapa kalian begitu mirip, padahal Rain bukanlah daddy-mu," jawab Sunny.

“Itu karena sejak kecil dia selalu mengidolakan aku," ucap Rain sedikit narsis.

“Siapa bilang? Mungkin itu hanya sebuah kebetulan saja," sanggah Orion.

Rain berdecak kesal. Bocah menyebalkan yang merangkap sebagai keponakannya ini selalu membuatnya naik darah.

“Pergi sana. Jangan mengganggu quality time dengan istriku!" usir Rain.

“Ah, aku mohon jangan usir aku! Tidak ada siapapun di rumah. Kalau aku diculik oleh orang asing bagaimana, lebih parahnya lagi kalau aku diculik oleh para tante girang, bagaimana?" panik Orion. Sedikit berlebihan memang.

“Itu terserahmu. Lagipula aku berani jamin tidak akan ada yang menculik bocah mengesalkan sepertimu. Yang ada, justru mereka yang dirundung sebuah penyesalan dan kemalangan," ucap Rain sinis.

“Ayolah, aku bosan. Sangat-sangat bosan, aku juga kesepian. Tak ada hiburan, tak ada yang perhatian denganku," rengek Orion pada Rain.

“Kau carilah sendiri, mana tahu ada gadis yang bersedia menemanimu," sahut Rain.

“Aku harus cari di mana seseorang yang seperti itu?" tanya Orion lemah.

“Tidak tahu mungkin di gorong-gorong atau semak-semak," jawab Rain tak acuh.

“Kaupikir Orion itu pemburu tikus? Cari teman di gorong-gorong," tanya Sunny sedikit sinis.

“Arti dari Orion itu adalah pemburu. Siapa tahu dia jadi pemburu tikus. Dia, kan selalu dikerubungi tikus," jelas Rain.

“Tikusnya yang sedikit elit dong, ibarat hamster seperti karakter hamtaro, siapapun tidak akan menolaknya, bukannya tikus gorong-gorong," protes Orion.

“Seleramu seperti Hamtaro ternyata, kenapa?" tanya Rain ingin tahu. Ya, memang orang tua satu ini sedikit kepo dengan keponakan yang sudah seperti kloningan dirinya itu.

“Karena dia imut, manis, dan penurut. Jadi aku menyukai tipe yang seperti itu, tidak terlalu agresif seperti ulat hutan yang berbulu, atau seagresif tikus gorong-gorong yang berebut makanan," jelas Orion sambil mengunyah kacang mete.

“Aku hendak ke kandang tikus sebentar lagi. Kau mau ikut?" tawar Rain dengan senyum misterius.

“Apa kali ini Uncle akan bermain dengan para tikus itu?"

“Aku hanya memastikan kandang tikusku baik-baik saja, Nak. Tidak untuk bermain," jawab Rain.

“Awasi keponakanmu, Sayang. Jangan sampai membuat dirinya terlibat dalam masalah, atau Cleo dan Triton akan mencincang dirimu," peringat Sunny.

“Tenanglah, aku akan menjaganya. Dan omong-omong soal Kelinci Gemas, aku juga tahu, karena aku masih menyayangi nyawaku. Kita bahkan belum memiliki cucu," sahut Rain.

“Kau harus menunggu setidaknya 4-5 tahun lagi, sayangku," jawab Sunny tersenyum manis.

“Akan kutunggu selalu," Rain balas tersenyum manis.

“Oh, ayolah. Hentikan kemesraan kalian!" Orion memajukan bibirnya beberapa senti. “Aku, kan jadi iri. Tolong kasihanilah aku yang masih jomlo ini."

Rain dan Sunny hanya menatap Orion dengan pandangan meledek. Mereka justru melanjutkan kemesraan di depan pemuda tampan itu.

“Argh, dasar tukang pamer. Mentang-mentang sudah memiliki istri!" hati Orion merasa panas melihatnya. Hei, dia sudah berusia 20 tahun, tentu saja dia sudah memiliki hasrat untuk berhubungan dengan wanita.

“Uncle, bermesraan di depan anak itu tidak baik, astaga mata suciku sudah tidak polos lagi!" Orion berteriak dramatis.

“Aku tidak peduli, lagipula kau bukanlah anakku, Anak Muda. Dan aku juga yakin bahwa matamu sudah tidak suci lagi bahkan sebelum melihat kami bermesraan. Pasti orang tua kalian juga sering bermesraan dan kau pasti sudah sering melihatnya!" Rain segera menarik kerah belakang Orion dan menyeretnya keluar. “Ayo kita pergi, sebelum terlalu malam!"

“Argh, Aunty, Orion pamit pergi dulu!" Orion pamit seraya berteriak karena tarikan Rain.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kini mereka berdua terjebak dalam keheningan di sebuah mobil Lamborghini Veneno. Orion masih setia bergeming pandangannya ia lempar pada gemerlap kota dengan kelap-kelip lampu laksana cahaya kunang-kunang dan deru mesin mobil dan motor yang meraung-raung bak hewan kelaparan.

Sementara Rain masih terfokus pada jalan raya di hadapannya.

Hingga tak terasa mobilnya telah berhenti dh sebuah Diskotek Red Sun, diskotek milik Red Star.

“Ayo masuk!" ajakan Rain membuyarkan lamunan Orion. Suara bising mulai menyapa indera pendengarannya.

Derap langkah kaki yang beradu dengan lantai melebur menjadi satu dengan suara musik dan pekikan kesenangan lautan manusia yang memenuhi tempat ini.

Terlihat beberapa kupu-kupu malam mulai terbang cantik melaksanakan tugasnya menuntaskan rasa dahaga pria yang merindukan sentuhan dan kehangatan.

Manik sebulat kelereng, tetapi tajam itu masih terus mengedarkan pandangannya seolah menelisik tempat ini.

“Kau hanya diperbolehkan minum, tapi tidak untuk bermain dengan kupu-kupu cantik itu, meskipun hanya semalam," deep voice itu menyapa telinga Orion suara milik uncle-nya seperti alarm peringatan baginya.

Orion mendengus seraya tersenyum tipis, “Tidak perlu mengingatkan aku akan hal itu, karena aku juga tidak tertarik untuk bermain."

Rain tersenyum, istrinya benar bahwa sang keponakan semakin hari semakin mirip dengan dirinya. Langkah kakinya membawanya ke sebuah tangga di mana terdapat ruangan yang dituju.

“Tempat ini sangat ramai," Orion mengomentari suasana di diskotek milik uncle-nya ini.

“Tentu saja, namanya juga diskotek. Orang-orang akan memadati tempat ini ketika mereka ingin melepas penat yang membelenggu mereka," Rain berkata sambil menghisap rokok di tangannya. “Pesanlah minuman yang kau inginkan, aku sudah memanggil bartender untuk membawa minuman!"

“Aku ingin jungle bird," pesan Orion sambil memejamkan mata sejenak. Mengistirahatkan pikirannya.

Ingatannya terlempar di mana ia berbicara dengan ayahnya. Sungguh rasa ingin tahu di dalam diri Orion meletup-letup dan nyaris meluap. Hatinya seperti digedor paksa untuk mencari tahu rahasia yang disembunyikan sang ayah.

“Kau ada masalah?" suara Rain membuyarkan ingatan yang terus berputar-putar di dalam otaknya, meskipun sedang bertanya, tetapi netra Rain terfokus pada ponsel pintarnya.

“Sedikit," jawab Orion sambil memijat pangkal hidungnya. “Uncle, bolehkah aku bertanya?"

“Apa yang akan kau tanyakan?"

“Apa Uncle tahu, apakah ada rahasia yang disembunyikan Daddy dari kami?"

Rain sedikit tersentak mendengar pertanyaan dari keponakannya ini, “Rahasia apa maksudmu?"

Orion menegakkan punggungnya dan mulai bercerita pada Rain tentang daddy-nya tadi pagi dengan rinci tanpa ada satu pun yang terlewat.

Mendengar ceritanya Rain merasa punggungnya dingin seketika, detak jantungnya bertalu-talu membuat pergerakan tubuhnya terhenti sejenak.

“Uncle tidak tahu apa yang dimaksud oleh daddy-mu. Dia tak mengatakan apa pun pada kami," ucap Rain kemudian setelah berhasil menguasai dirinya.

Orion termenung, jelas-jelas sorot mata daddy-nya terlihat kosong, tetapi sarat akan kesedihan terpancar di sana.

Dan lagi bukankah uncle-nya ini adalah sahabat dari sang daddy, terlihat sedikit aneh jika uncle-nya ini tidak tahu apa pun tentang daddy-nya, mengingat mereka sangat dekat.

Obrolan mereka terjeda saat bartender masuk membawa pesanan mereka. Setelah bartender undur diri, Orion melanjutkan obrolannya.

“Benarkah Uncle tidak tahu? Kurasa kalian cukup dekat ... tidak, bahkan sangat dekat. Jadi, tidak mungkin jika Uncle tak tahu rahasia Daddy," Orion sedikit mencurigai Rain.

Rain beranjak dari duduknya, “Dengar, Nak. Satu hal yang harus kau ingat. Ada sesuatu yang memang harus kau ketahui, tetapi ada pula suatu hal yang lebih baik kau tak perlu mengetahuinya."

Rain berjalan keluar meninggalkan Orion yang tercenung setelah mendengar nasehat dari Rain.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rain berjalan menuruni tangga, langkah kakinya membawanya menuju meja bartender.

Di meja bar sudah terdapat absinthe, yang selalu menjadi minuman favoritnya. Saat pantatnya mendarat pada kursi yang sudah disediakan, ia langsung meraih gelas yang berisi cairan berwarna kehijauan itu.

“Apa Triton sudah mulai gila, sehingga ia hampir keceplosan?" desah Rain merasa frustasi.

“Apakah kau ingin kuhangatkan, Tuan Tampan?" seorang wanita yang berstatus sebagai kupu-kupu malam yang entah datang dari mana, tiba-tiba mendatangi Rain yang sedang duduk sendirian.

“Uncle, ternyata di sini aku mencarimu ke mana-ma ... na," ucapan Orion terhenti kala manik sebulat kelereng itu melihat uncle-nya ditempeli oleh tikus gorong-gorong.

Merasa ada yang memanggil Rain mengalihkan atensinya, “Oh, Rion. Apa kau ingin mengasah kemampuan dan hasil dari latihanmu dengan daddy-mu selama ini?"

“Baiklah, permainan apa yang Uncle inginkan?" tanya Orion dengan seringaian.

“Terserahmu saja, kali ini kau yang memegang kendalinya," balas Rain menyeringai.

“Kalau begitu saatnya kita mulai!" perintah Orion segera.

1
Miyatun Nasa
1🐠+1🌹for U
Claudia Jung 🐻🐰: Thank you 🙏🥰
total 1 replies
Miyatun Nasa
masih di belum.di kirim sama JNT
Claudia Jung 🐻🐰: Ora JNE wae, Mak?
total 1 replies
Miyatun Nasa
mulutmu yon
Claudia Jung 🐻🐰: Gek Sinau biologi kok
total 1 replies
Miyatun Nasa
eksklusif man
Claudia Jung 🐻🐰: iya dungs
total 1 replies
Miyatun Nasa
pohon mangga belakang rumahku buahnya jatuh ke selokan terus terseret arus pas banjir , hilang jauuuuhhh sekali
Claudia Jung 🐻🐰: Eman-eman 😭
total 1 replies
Miyatun Nasa
ora mudeng aku
Miyatun Nasa: sami sami . lop yu tu
Claudia Jung 🐻🐰: Artinya, Matur nuwun Lik. love you
total 2 replies
Miyatun Nasa
harusnya kamu yang masak buat daddy
Claudia Jung 🐻🐰: Rion males Masak
total 1 replies
Miyatun Nasa
gak jelas lu Dad , lebih baik gk tau selamanya, tp suatu saat jadi tanggung jawab mu
Claudia Jung 🐻🐰: Abot Mak
total 1 replies
Miyatun Nasa
senjata rahasia mu ya
Claudia Jung 🐻🐰: Heemm? 🤣
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
Kirain Pedrosa moto gp 🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰: bukan atuh 🤣
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
bagus,ikuti hatimu 👍
Claudia Jung 🐻🐰: Cassie: “Siap Eonnie."
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
waduh,
Cassie sasaran empuk nih 😣
Claudia Jung 🐻🐰: huum 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
tuh kan, hati"
Claudia Jung 🐻🐰: ihiiik
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
Triton takut anak dan keponakannya yg jadi sasaran musuh 😁
Claudia Jung 🐻🐰: Triton peka memang
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
Anak dari musuhnya ya 🤔
Claudia Jung 🐻🐰: entah?
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
udah sehati nih 🤭
Claudia Jung 🐻🐰: cieee
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
Betul tuh 👍
Claudia Jung 🐻🐰: Orion realistis, Kek bapaknya
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰: 😍😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
tau aja kl ada gratisan 🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰: gratis lebih enak
total 1 replies
Dewi Payang
Hancurkan durinya, ayo Orion...
Dewi Payang: Mantap👍👍
Claudia Jung 🐻🐰: Orion: “Akan kuhancurkan!"
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!