NovelToon NovelToon
Happy Ending

Happy Ending

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Kantor / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Dendam Kesumat
Popularitas:38.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Charlie percaya adiknya mati bukan karena bunuh diri. Tetapi, seseorang berada di belakangnya. Setelah Charlie masuk dalam lingkup kehidupan sang adik, Charlie jadi tahu ternyata pelaku tak hanya satu orang tetapi beberapa orang yang terlibat, termasuk Bos dan juga ketua mafia yang beroperasi pada bagian bisnis ilegal.

Charlie berjanji siapapun yang terlibat pada kasus kematian sang adik, Charlie akan memberikan hukuman yang setimpal untuk pelaku.

Penasaran? Yuk, simak kisahnya di Happy Ending!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Happy Ending-33

Sebelum kejadian penangkapan Nico di lokasi kejadian pembunuhan Juwita. Charlie dan Clarisa memberikan bukti tentang vidio penganiayaan Juwita hingga wanita itu tewas. Hal itu, diyakini oleh pihak kepolisian jika pelakunya adalah Nico.

Pagi yang cerah berubah mendung begitu Charlie menyalakan televisi dan menyaksikan berita yang membuat bulu kuduknya merinding. Wajah Nico, karyawan Florist Entertainment, terpampang jelas di layar kaca sebagai tersangka pembunuhan Juwita. Charlie terbelalak, tak percaya dengan apa yang dilihatnya, karena Nico bukanlah Rifki, orang yang seharusnya menjadi tersangka utama.

Merasa penasaran, Charlie menggenggam erat remote dan menaikkan volume televisi. Raut wajahnya semakin bingung. Pikirannya langsung menerawang, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang menggelayut di benaknya, 'siapa yang telah menjebak Nico dalam kasus ini?'.

Sementara itu, di kantor Florist Entertainment, Pak David, CEO perusahaan, juga tengah menonton siaran yang sama dengan ekspresi cemas. Keringat dingin mengucur deras dari keningnya, mengkhawatirkan dampak yang akan dialami perusahaannya akibat penangkapan Nico. Perasaan takut dan gelisah menyelimuti hatinya, membuat jantungnya berdebar lebih cepat.

Mendadak, telepon di meja Pak David berdering. Tangan gemetar, dia mengangkat telepon itu, menunggu siapa yang akan bicara di seberang sana. Suara yang diterimanya hanya menambah kekhawatiran Pak David. Ia mulai berpikir keras, mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini dan menjaga nama baik perusahaannya.

Di satu sisi, Charlie merasa penasaran dan ingin mencari tahu lebih lanjut tentang kasus ini. Ia merasa perlu mengungkap kebenaran, dan mencari bukti yang akan membuktikan bahwa Nico bukanlah pembunuh yang sebenarnya. Tetapi, Charlie sangat yakin kalau Rifki lah pelaku yang sesungguhnya.

Sementara itu, Nico, yang kini berada di penjara, merasa putus asa dan kehilangan harapan. Nico memang melakukan kesalahan tetapi dia tak pernah berpikir bisa membunuh Juwita.

Charlie dan Clarisa tiba di kantor polisi dengan wajah penuh kekhawatiran. Mereka berdua berjalan bersama menuju ruangan tahanan tempat Nico ditahan. Begitu melihat Nico di balik jeruji besi, Clarisa langsung mendekatinya.

"Kami akan membantu kamu, Nico. Aku janji," ujar Clarisa dengan suara bergetar. Nico mengangkat wajahnya yang semula tertunduk lesu, matanya memandang Clarisa dengan harapan dan rasa terima kasih.

"Tapi aku punya satu syarat," lanjut Clarisa. "Aku ingin kamu membantu kami mengungkap kasus kematian Alia sebelumnya." Mendengar hal itu, wajah Nico seketika berubah. Raut wajahnya pucat pasi dan matanya membesar ketakutan. Dia menggenggam jeruji besi dengan kuat.

"Tidak! Aku tidak bisa terlibat dalam kasus itu!" Clarisa terkejut mendengar penolakan Nico yang tegas.

 "Tapi mengapa, Nico? Bukankah kita semua ingin keadilan untuk Alia?" Nico menggeleng dengan panik.

"Aku tidak bisa... aku takut. Aku tidak mau terlibat dalam kasus itu lagi." Di sisi lain, Charlie menerima kabar melalui pesan singkat di ponselnya. Wajahnya tampak muram seketika.

"Clarisa, Rifki sudah bebas dari semua tuduhan yang kita ajukan," beritahunya dengan nada putus asa. Clarisa mengepalkan tangannya, merasakan kemarahan dan ketidakadilan yang kembali menghantui mereka. Mereka harus mencari cara lain untuk mengungkap kebenaran, meski Nico menolak untuk membantu.

"Sial! Siapa yang membantunya?"tanya Clarisa dengan geram. Charlie menggelengkan kepalanya.

Nico memilih duduk di pojokan penjara. Melihat hal itu Charlie dan Clarisa memilih pergi meninggalkan Nico begitu saja. Lalu, Charlie pergi menemui petugas kepolisian dan membahas kasus yang menimpa Nico.

Charlie dan Clarisa tentu saja terkejut melihat barang bukti yang ada di atas meja polisi. Sebuah handphone milik Juwita yang mereka temukan di dalam mobil Nico, sehingga hal itu bisa memberatkan Nico saat sidang nanti.

Di luar kantor kepolisian, Charlie berdiri sambil berkacak pinggang.

"Kok bisa handphone itu ada di mobil Nico? Bukankah, kemarin malam berada di kamar Rifki?"tanya Clarisa. Charlie juga bingung.

"Aku yakin. Ini pasti rencana Rifki untuk menjebak Nico. Kita terlambat satu langkah. Kalau begitu mulai saat ini, kita perlu mengawasi Rifki, agar kita tak terlewatkan lagi dengan apa yang akan direncanakan pria itu,"Charlie berkata sembari masuk ke dalam mobil.

Pak David, terlihat panik dan mondar-mandir di dalam ruangannya. Jika Nico tertangkap, Pak David takut jika dirinya akan terjebak juga.

"Masuk!"titah Pak David, saat mendengar suara ketukan pintu dari luar

"Bapak, manggil Saya?"tanya Sherli.

"Benar, pesankan satu tiket untuk saya terbang ke Kanada besok pagi. Saya ada perjalanan bisnis,"

"Baik, Pak. Saya permisi dulu," Pak David mengangguk dan menatap Sherli sekilas sebelum wanita itu pergi meninggalkan ruangan kerjanya.

Malam itu, Charlie dan Clarisa duduk berdampingan di dalam mobil mereka yang terparkir di depan rumah Rifki. Mereka tengah membahas kasus yang ingin mereka bongkar, yaitu sebuah organisasi gelap yang melibatkan Rifki dan beberapa orang lainnya. Raut wajah mereka serius, Charlie meremas kemudinya dengan erat, sedangkan Clarisa terlihat cemas dengan alis yang berkerut.

 "Kita harus segera membongkar kejahatan Rifki sebelum ada korban yang lain lagi," ujar Charlie dengan nada tegas. Clarisa mengangguk, menunjukkan dukungannya terhadap rencana Charlie. Sejak semalam, mereka sudah mengintai rumah Rifki, tetapi tak melihat ada yang mencurigakan. Bahkan Rifki tak keluar dari rumah sejak semalam, membuat mereka semakin penasaran.

 Mereka menunggu dengan sabar, berharap ada petunjuk yang bisa membantu mereka mengungkap kasus ini. Tiba-tiba, Charlie mendapat pesan dari seseorang yang mengabarkan bahwa Pak David, akan berangkat ke Kanada secara mendadak. Padahal, sebelumnya Charlie curiga jika Pak David terlibat dalam kasus kematian Alia. Jam tangan milik Pak David yang katanya hilang, Charlie temukan di dalam kamar apartemen Alia.

Charlie segera memberi tahu Clarisa tentang kabar tersebut.

 "Kita harus segera bertindak, Clarisa. Siapa tahu ini kesempatan terakhir kita sebelum mereka melarikan diri," ucap Charlie dengan semangat. Clarisa mengangguk dan keduanya pun bersiap untuk mengejar Pak David hingga ke badar udara.

"Apa kamu yakin, Pak David terlibat?"tanya Clarisa yang ragu. Charlie mengangguk. Aku melihat jam tangan yang sama yang berada di dalam kamar apartemen Alia itu sama dengan milik Pak David. Ada aku melihat foto yang ada di ruangan kerjanya. Charlie menghubungi petugas kepolisian untuk datang ke bandar udara. Bahkan, Charlie berani membuat laporan untuk menangkap Pak David atas kasus kematian Alia.

Pak David, yang tiba-tiba di seret paksa oleh satpam bandar udara dan membawanya ke ruangan interogasi panik dan cemas saat melihat petugas kepolisian ada di sana.

"Ada masalah apa, Pak? Saya tidak ada kaitannya dengan masalah, Nico!"bantah Pak David yang panik.

"Tenang, Pak. Anda bisa menjelaskannya di kantor polisi."Tangan Pak David di borgol. Petugas kepolisian membawa Pak David ke kantor polisi dan jam tangan sebagai barang bukti sudah di tangan pihak kepolisian saat ini.

1
Herlina Lina
seru nih lanjut thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!