Happy Ending

Happy Ending

Happy Ending-01

Pada sore hari itu, Charlie singgah di sebuah toko kue yang terletak di sebuah jalan yang ramai. Tetapi, sore itu terasa lebih sepi karena hujan yang turun begitu lebat. Langit sore yang biasanya berwarna jingga kemerahan kini berubah menjadi kelabu dan gemuruh suara petir sesekali terdengar.

Air hujan mengalir deras di jalanan, menyapu bersih debu dan daun-daun kering yang tercecer. Di dalam toko kue, suasana cukup hangat dan menenangkan. Rak-rak berisi berbagai macam kue yang menggiurkan, terpajang rapi dan menarik perhatian.

Aroma kue yang baru saja matang dari oven memenuhi udara, menciptakan perpaduan harum yang menggoda selera. Lantai toko yang bersih dan berkilau mencerminkan cahaya lampu yang hangat, menambah kenyamanan di tengah hujan yang mengguyur di luar sana.

Charlie berjalan pelan, menelusuri setiap rak kue sambil mencari kue favorit adiknya yang selama tiga tahun sudah tidak pernah ia jumpai. Dia mengenang kembali kenangan masa kecil mereka bersama, ketika ia dan adiknya sering menikmati kue-kue tersebut di sore hari yang cerah. Setelah beberapa saat, Charlie akhirnya menemukan kue tersebut dan dengan hati-hati memilih yang terbaik untuk diberikan kepada adik tercintanya yang hari ini berulang tahun.

Namun, karena terburu-buru Charlie meninggalkan handphonenya di dalam mobil. Handphone tersebut terus berdering dan panggilan itu berasal dari 'peri kecil'. Charlie menamai adiknya dengan sebutan peri kecil, karena panggilan itu adalah panggilan Alia saat masih berusia lima tahun.

Charlie keluar dari toko kue dengan penuh sukacita, menggenggam erat kantong berisi kue ulang tahun yang akan ia berikan kepada adiknya, Alia. Meskipun langit tampak mendung dan hujan turun dengan lebatnya, tetapi semangat Charlie tidak luntur sedikit pun.

Butiran-butiran air hujan membasahi pakaian dan rambutnya, membuatnya tampak seperti sosok yang baru saja melintasi badai. Tetapi, raut wajahnya tetap cerah, penuh kebahagiaan dan cinta kasih untuk adiknya yang tengah berulang tahun.

Sekilas, kantong kue yang dia pegang terlihat sederhana, tetapi di dalamnya tersimpan kejutan yang akan menggembirakan hati Alia. Kue tersebut berlapis-lapis dengan aneka warna dan hiasan yang menarik, menampilkan keindahan dan pesona yang tak terlupakan.

Setiap lapisan kue memiliki rasa yang berbeda, menciptakan kombinasi yang harmonis dan lezat saat dicicipi. Charlie berjalan menuju mobilnya dengan langkah pasti, tak peduli betapa basah dan dinginnya udara yang menerpa. Sepanjang jalan, tetesan hujan terus mengguyur tubuhnya, tetapi itu tak menyurutkan semangatnya untuk segera menyampaikan kue tersebut kepada adiknya. Ketika tiba di mobil, Charlie segera mengelap wajahnya yang basah kuyup dan menyimpan kantong kue dengan hati-hati di jok belakang, siap untuk diantarkan kepada Alia dan merayakan ulang tahunnya bersama.

Akan tetapi, karena perasaan yang begitu bahagia. Charlie sampai lupa memeriksa handphonenya. Padahal, sang adik sejak dari tadi telah menghubunginya berulang kali. Keduanya, telah berjanji akan bertemu pada malam ini di apartemen sang adik. Apartemen yang dibelikan Charlie untuk Alia pada tiga tahun yang lalu sebelum Charlie pergi berkerja ke luar Negeri.

Charlie memarkir mobilnya di tempat parkiran apartemen yang luas dan tertata rapi. Barisan pohon kecil yang rindang mengelilingi area tersebut, menciptakan suasana yang teduh dan menyenangkan. Lampu penerangan yang menyala di sisi jalan memastikan keamanan dan kenyamanan penghuni apartemen.

Setelah mematikan mesin mobil, Charlie mengambil kue yang baru saja dibelinya di toko kue favoritnya, berbungkus kertas coklat dengan pita merah yang melingkar di sekelilingnya.

Charlie juga mengambil handphonenya yang tertinggal di jok mobil, dengan kondisi layar yang mulus dan bersih. Begitu melihat layar handphone, Charlie mendapati beberapa panggilan tak terjawab dari sang adik. Dia segera merasa khawatir, pertanda ada sesuatu yang penting atau mendesak yang ingin diinformasikan oleh adiknya.

Langkahnya semakin cepat menuju pintu masuk apartemen, seiring kekhawatiran yang terus menggelayut di benaknya, membuat suasana menjadi tegang dan penuh kecemasan.

Langkah Charlie terhenti mendadak, matanya terbelalak saat menyaksikan adegan mengerikan di depannya. Tubuh seorang gadis muda terkulai di tanah, seolah dilemparkan dari ketinggian apartemen yang menjulang tinggi. Tubuh itu jatuh tepat saat Charlie akan berjalan lima langkah menuju pintu masuk apartemen.

Tepat di depan Charlie, tubuh itu terjatuh dengan kejam, menciptakan suara benturan yang mencekam. Seketika itu juga, Charlie menyadari siapa gadis malang itu. Rambut hitam panjang yang dikuncir, wajah polos dan baju yang pernah dilihatnya di lemari Alia, adiknya.

Ketakutan dan kepanikan melanda hati Charlie, darahnya seolah membeku saat melihat tubuh adiknya yang terbujur kaku. Semua keceriaan dan kebahagiaan yang biasa menyertai kehidupan mereka berdua, kini seakan direnggut oleh kejadian yang tak terduga ini.

"Alia!"

"Alia, inikah kamu Alia?!"Charlie memangku tubuh gadis yang baru saja terjatuh dari ketinggian apartemen tempat sang adik tinggal. Napasnya tercekat dan wajahnya memucat pasi. Mata Charlie berkaca-kaca dan tanpa sadar dia mulai meraung kesakitan. Tubuh adiknya, yang baru berusia 21 tahun, tergeletak dengan posisi yang mengerikan.

Darah bercampur dengan debu beton di sekelilingnya. Kepala adiknya yang pecah dan kakinya yang patah membuat Charlie ingin berteriak memanggil orang-orang di sekitarnya. Tetapi saat itu, Charlie tak bisa berkata-kata. Dia hanya bisa merasakan air mata mengalir deras dari matanya, menetes hingga membasahi bajunya.

Wajah adiknya yang tak berdosa, yang masih penuh dengan mimpi-mimpi masa depan, kini terbentur oleh kenyataan pahit. Charlie mencengkeram erat tangan adiknya yang sudah dingin, mencoba merasakan detak jantung yang sudah tak ada lagi. Hatinya meronta, menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa melindungi adik yang sangat ia cintai. Dia berlutut di samping jasad adiknya, menangis terisak-isak sambil berteriak, "Maafkan kakak, adikku!"isak tangis Charlie mengundang penghuni apartemen lainnya, yang saat itu kebetulan sudah jam malam. Charlie terlambat tiba karena jalanan kita begitu macet.

Alia adalah mahasiswa magang yang sebelumnya magang di perusahaan Florist Entertainment.

"Ini salahku! Aku yang mengabaikan panggilanmu!"Charlie terus menyalahkan diri saat sebuah mobil ambulance telah memasuki halaman apartemen tersebut.

Beberapa perawat dan petugas medis datang untuk membawa tubuh Alia masuk ke dalam ambulance. Meskipun, Charlie ingin mencegahnya tetapi itu tak membuat Alia kembali kepadanya. Charlie harus merelakan Alia dibawa oleh perawat dan petugas medis ke rumah sakit. Guna untuk melakukan otopsi terhadap jenazah korban.

Tangan Charlie terkepal dan Charlie menengadahkan kepalanya ke atas menatap kamar di mana biasanya sang adik tinggal. Netra Charlie memerah serta rahang mengerang. Kebencian dan dendam menyelimuti hati Charlie. Semenjak orang tuanya meninggal Charlie hanya memiliki sang adik tetapi setelah Alia pergi kini Charlie hanya bisa menangisi dirinya yang kembali kehilangan orang yang dicintai olehnya.

Suara sirine mobil ambulance yang melengking memecah kesunyian di malam yang gelap, saat mobil itu perlahan meninggalkan area apartemen dengan membawa tubuh lemah Alia di dalamnya. Cahaya lampu darurat yang berputar-putar menerangi sekeliling, seakan menegaskan kondisi darurat yang sedang terjadi.

Apartemen yang biasanya teduh dan tenang kini terasa suram, dengan beberapa penghuni yang keluar dari unit mereka untuk menyaksikan keberangkatan ambulance itu. Kilatan cemas dan simpati tergambar jelas di wajah para penghuni yang melihat keberangkatan Alia, mengetahui bahwa kondisi Alia cukup kritis. Udara malam yang biasanya hangat dan nyaman, kini terasa lebih dingin dan menyesakkan, seolah menjadi cermin dari perasaan mereka yang prihatin dan khawatir.

Sepi dan hening kembali menyelimuti apartemen setelah mobil ambulance menghilang dari pandangan, meninggalkan jejak kecemasan yang mendalam di hati para penghuni. Begitu juga dengan Charlie sang kakak.

______

Jangan lupa subscribe ya🙏 dukung karya fiksi modern milik author ❤️

Terpopuler

Comments

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2024-04-08

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2024-04-08

0

Al Fatih

Al Fatih

baru mampir kaka,, salam kenal ...

2024-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!